Minggu Advent Pertama

by Tonny Blikon

Bacaan
Yer 33:14-16 1 Tes 3:12-4:2 Luk 21:25-28, 34-36

Pengantar

Saudara dan saudariku
Hari ini kita memasuki tahun baru dalam lingkaran tahun liturgi gereja – dimana kita memulai lagi suatu perjalanan rohani yang baru untuk satu tahun ke depan. Kita mengawali perjalanan hidup rohani itu dengan masa advent – masa dimana kita akan mempersiapkan diri untuk menyambut kedatangan Yesus. Kita hidup di antara 2 masa: Pertama, kedatangan Yesus pada peristiwa inkarnasi. Kedua, kedatangan Yesus yang kedua, yaitu saat Ia akan datang dalam kemuliaan-Nya untuk mengakimi seluruh bumi.

Kita juga diingatkan bahwa Kristus senantiasa hadir di tengah-tengah kita di dalam sakramen-sakramen gereja dan melalui sesama kita. Marilah kita mengawali perayaan ekaristi ini dengan terlebih dahulu memeriksa batin kita, mengakui segala kesalahan dan dosa kita serta mohon ampun dari Allah. Kita juga mohon rahmat Tuhan agar hati kita senantiasa siap untuk menyambut kedatangan-Nya dengan penuh iman, harapan dan cinta.


Homili

Saudara dan saudariku
Setiap tahun kita merayakan masa advent. Siapa tahu, advent itu artinya apa? Advent itu berasal dari kata bahasa Latin ‘Adventus’ yang berarti: kedatangan, menantikan.
Kedatangan siapa? Siapa yang kita nantikan? Tuhan.

Tradisi katolik kita mengatakan bahwa ada 3 cara kedatangan Tuhan. Pertama, dalam peristiwa inkarnasi, saat ia datang dari surga dan menjadi manusia sama seperti kita. Kedua, Tuhan datang dalam hati melalui peristiwa hidup kita ketika kita menanggapi rahmat yang Ia berikan. Ketiga, kedatangan Tuhan pada akhir zaman untuk menggelar sebuah pengadilan terakhir.

Karena advent itu adalah masa persiapan, maka pertanyaannya adalah bagaimana kita mempersiapkan diri menyambut kedatangan Yesus itu?

Pertama, saya mengajak kita untuk melihat pengalaman hidup kita. Khususnya mereka yang pernah menikahkan anaknya, atau mereka yang menikah.

Bagaimana pengalaman anda saat itu? Apa yang anda persiapkan? (undangan, pakaian pengantin, rias, rencana pesta, upacara pernikahan, orang tua saksi......sampai anda merasa semuanya telah siap pada hari ’H’-nya).

Saudara dan saudariku....
Wahyu 19:7 “Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia”

Berabad-abad lamanya, persiapan itu telah dilakukan....kalau kita dengar dalam ’maklumat natal nanti’ (maklumat tentang kelahiran Yesus Kristus, penyelamat dunia.... beribu-ribu abad.... delapan belas abad....sepuluh abad.....lima abad......). jadi sekali lagi, persiapan untuk pernikahan suci antara Anak Domba dan mempelainya – gereja – telah dilakukan selama berabad-abad.

Wahyu 19: 8 Dan kepadanya (gereja) dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" [Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus].

Saudara dan saudariku
Kata kunci dalam masa advent adalah ’persiapan’. Advent berarti kedatangan atau menantikan. Advent mempersiapkan kita untuk menyambut dua kedatangan: pertama, kelahiran Yesus kembali di dalam hati kita dan juga kedatangan Yesus pada akhir zaman dengan segala kemuliaan-Nya. Hanya dengan cara mempersiapkan diri bagi kelahiran Yesus di dalam hati kita, maka kita didapati layak untuk menyambut kedatangan Yesus yang kedua.

Banyak dari kita mempersiapkan diri untuk natal, dengan membeli hadiah natal, mengirim kartu natal, mendekorasi rumah dengan pernak pernik natal..... Semuanya itu memang baik...tapi itu bukanlah cara yang terbaik untuk mempersiapkan diri menyambut kelahiran Yesus di dalam hati kita.

Santu Paulus dalam bacaan kedua hari ini menganjurkan kita untuk mempersiapkan hati bagi kelahiran Yesus itu: ”menjalani hidup yang berkenan kepada Allah.” Kalau selama ini kita merasa bahwa kita telah berusaha untuk hidup sesuai perintah Allah, maka rasul Paulus pun mendesak kita. Pada ayat selanjutnya kita baca: ”tetapi baiklah kamu melakukannya dengan lebih sungguh-sungguh lagi”.

Bacaan Injil hari ini mengajak kita bagaimana harus mempersiapkan diri: jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi supaya hari tuhan jangan dengan tibai-tiba jatuh ke ats dirimu seperti suatu jerat. Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan ....dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia.”

Saudara dan saudariku.... sekali lagi, advent adalah masa persiapan. Dan seperti saya katakan tadi ”hanya dengan cara mempersiapkan diri bagi kelahiran Yesus di dalam hati kita, maka kita didapati layak untuk menyambut kedatangan Yesus yang kedua”. Saat itu kita harus mengenakan pakaian pesta. Dan pakaian pesta itu telah kita terima waktu pembaptisan. pakaian putih yang diterimakan kepada kita pada waktu itu adalah tanda martabat kita yang baru. Kita telah menerima ’kartu undangan’ untuk masuk dalam perjamuan nikah Anak Domba.

Tetapi saudara dan saudariku....kutipan dari kitab wahyu tadi mengatakan: ”kepada kita dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!"

Saya membayangkan kain lenan halus itu cara menjaga dan merawatnya cukup hati-hati supaya jangan sampai rusak...harus selalu dirawat.... atau kalau di tempat-tempat laundry orang mencuci kain seperti itu, pasti dengan cara yang khusus. Orang harus ekstra hati-hati supaya.

[Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus].

Karena itu, kita harus menanggalkan perbuatan-perbuatan yang tidak baik dan tidak layak dengan martabat yang telah kita terima pada waktu pembaptisan.

Dalam renungan minggu yang lalu, saya singgung soal black magic, susuk dan rentenir . Kalau anda masih mengandalkan kekuatan itu, maka anda tidak akan tahan berdiri di hadapan Anak Manusia.

Lantas soal rentenir….saya hanya mau bertanya apakah perbuatan itu yang sesuai dengan martabat yang anda terima pada waktu pembaptisan?

Kel 22:25 Jika engkau meminjamkan uang kepada salah seorang dari umat-Ku, orang yang miskin di antaramu, maka janganlah engkau berlaku sebagai seorang penagih hutang terhadap dia: janganlah kamu bebankan bunga uang kepadanya

Mazmur 112:5 Mujurlah orang yang menaruh belas kasihan dan yang memberi pinjaman, yang melakukan urusannya dengan sewajarnya. – sewajarnya itu berarti tidak makan riba.

Ul 24:10 Apabila engkau meminjamkan sesuatu kepada sesamamu, janganlah engkau masuk ke rumahnya untuk mengambil gadai dari padanya

Luk 6:34 Dan jikalau kamu meminjamkan sesuatu kepada orang, karena kamu berharap akan menerima sesuatu dari padanya, apakah jasamu? Orang-orang berdosa pun meminjamkan kepada orang-orang berdosa, supaya mereka menerima kembali sama banyak.

Saudara dan saudariku....
Sebagai persiapan untuk menyambut kelahiran Yesus di dalam dalam hati kita, marilah kita melakukan perbuatan-perbuatan yang baik. St. Paulus dalam bacaan pertama tadi mengatakan...’hendakalah kita melakukan dengan lebih sungguh-sungguh lagi. Dan bacaan Injil mengajak kita untuk senantiasa berjaga sambil berdoa...semoga nantinya, kita boleh mengalami kelahiran baru di dalam hati kita agar kita layak untuk menyambut kedatangan Yesus.

Marilah kita mohon bantuan dari Bunda Maria, yang telah setia menanti kedatangan Yesus pada peristiwa inkarnasi, untuk membantu kita dalam perjalanan hidup ini agar kita didapati layak untuk berdiri di hadapan Puteranya, Tuhan kita Yesus Kristus. Amen.

Hari Raya Kristus Raja


Kristus Raja Semesta Alam
Tonny Blikon, SS.CC


Bacaan
Daniel 7:13-14
Why 1;5-8
Yoh 18:33b-37


Homili

Saudara dan saudariku yang terkasih!
Sedikit sejarah dari perayaan hari ini, dimulai pada tahun 1925. Gereja memperkenalkan pesta ini sebagai protes terhadap sekularisme dari dunia modern pada waktu itu. Setelah PD I ada suatu kesombongan dan keinginan untuk menguasai seluruh dunia ini dan kalau bisa memimpin seluruh umat manusia. Dunia seakan mengalami krisis kepemimpinan. Gereja lalu memperkenalkan sesuatu yang sebenarnya sudah lama diakui oleh umat yaitu Kristus adalah Raja.

Menarik kalau kita menyimak bacaan-bacaan hari ini. Bacaan I hari ini yang diambil dari kitab Daniel yang ditulis dua abad sebelum kedatangan Kristus di dunia, berbicara kepada kita perihal Putera Manusia yang memperoleh dari BapaNya kuasa dan kedaulatan atas semua manusia, bangsa dan bahasa. Ia menjadi raja atas segala raja dan tuan atas kemuliaan. Kerajaannya tidak akan berakhir.

Hari ini kita dipanggil untuk menyembah Allah kita. Pesta-pesta lain menyangkut Kristus Tuhan yang kita rayakan sepanjang tahun, mengingatkan kita semua tentang apa yang dibuat Kristus kepada kita, tetapi hari ini kita diingatkan tentang apa yang harus kita buat untukNya sebagai imbalannya.

Berbeda dengan raja dari kerajaan dunia ini, yang mengharapkan kesetiaan orang-orangnya untuk mati demi dirinya dan demi bangsanya bila itu diperlukan, raja kita, Kristus, mati untuk kita agar kita menjadi anggota yang bebas dalam kerajaanNya. Sebagai jawaban Ia mengharapkan dan mendesak agar kita hidup untukNya. Hal itu dapat kita lakukan dengan menjalankan penuh iman kehidupan kristiani kita setiap hari.

Sungguhkah kita setia kepada Kristus? Apakah kita menjadi warga yang pantas dari kerajaanNya di dunia, sehingga langkah kita mengarah ke kerajaanNya yang kekal di surga? Jawaban kita adalah jawaban atas pertanyaan: sungguhkah kita mencintai Allah dan sesama kita? Hanya kita sendiri dapat memberi jawabannya dan kita sendiri yang mendapat ganjarannya, entah kebahagiaan atau penderitaan kekal sebagai akibat lanjut dari jawaban positif atau negatif terhadap pertanyaan yang menentukan di atas.

Saudara dan saudariku
Kalau kita perhatikan, bacaan-bacaan yang diambil pada hari raya Kristus Raja ini menekankan keagungan Kristus dan peranNya sebagai raja setelah Ia menang atas dosa dan maut. Keagungan-Nya sebagai raja akan tampak pada hari kedatanganNya yang kedua, satu kedatangan yang menghibur orang yang percaya serta mengancam musuh-musuhNya.

Kita tahu bahwa ketika masih hidup di atas dunia ini, Yesus memperkenalkan cinta Allah Bapa. Dengan cintaNya yang abadi Ia rela menyerahkan hidupNya bagi kita. Ia mengalahkan kematian dan melanjutkan kasihNya kepada kita di surga. Ia mendirikan kerajaan mesianis dan menjadikan kita anggota-anggotanya. Kepada kita diberikan kuasa (kita diangkat menjadi imam) untuk melayani Allah dengan satu ibadat yang benar, karena Ia telah menyertakan kita. Sebenarnya hanya Yesus sebagai imam Agung yang sanggup memberikan pelayanan yang sepadan kepada Bapa. (Bacaan II minggu yang lalu mengatakan: ”Tetapi Kristus, setelah mempersembahkan hanya satu korban saja karena dosa, Ia duduk untuk selama-lamanya di sebelah kanan Allah, dan sekarang ia hanya menantikan saatnya, di mana musuh-musuh-Nya akan dijadikan tumpuan kaki-Nya) Tetapi ia mau mengikutsertakan kita dalam tugas pelayanan itu.

Kalau kita baca kutipan lebih lanjut dari bacaan kedua tadi, kita melihat bahwa St. Yohanes mengingatkan kita para pengikut Kristus dan juga lawan-lawanNya bahwa Kristus akan datang dalam kemuliaan dan kuasaNya dan menuntut pertanggungjawaban setiap orang. Ini merupakan hiburan bagi kita semua. Pada suatu hari kelak kita akan berdiri di hadapan Kristus dan pada saat itu karya-karya hidup kita akan dibentangkan. Pada saat itu kita akan melihat pikiran, perbuatan serta perkataan kita sebagaimana yang sebenarnya. Di dunia ini prasangka, kesombongan dan keakuan kita masih dapat membungkus kesalahan kita dan kita membesar-besarkan kebajikan-kebajikan kita.

Di dunia ini, kesombongan dan kebohongan masih bisa kita lakukan. Di dunia ini manusia berusaha untuk mencari ’kekuatan dan kekuasaan’ dengan ilmu hitam, susuk, dll....tetapi di hadapan pengadilan yang Maha Kuasa kita akan melihat diri kita sebagaimana adanya. Di hadapan pengadilan Allah, anda tidak bisa mengandalkan kekuatan susuk atau black magic-mu.

Pada minggu yang lalu, bacaan-bacaan berbicara tentang Kedatangan Yesus yang kedua (kiamat) dan saya bertanya: apakah anda mengharapkan bahwa saat itu terjadi ketika anda masih hidup? Banyak yang dengan jujur mengatakan tidak. Mengapa, karena takut.

Saudara dan saudariku.
Kita berterima kasih karena saat yang mendebarkan itu belum juga tiba. Masih ada waktu buat kita untuk menata hati nurani dan mengatur hidup kita sebaik-baiknya. Pesta hari ini memberikan kesempatan bagi kita untuk melihat bagaimana hubungan kita dengan Kristus. Apakah kita adalah anggotaNya yang setia yang selalu siap menjalankan hukumnya? Apakah kita selalu bersyukur kepadaNya karena Ia telah membuka surga bagi kita dan menunjuk jalan untuk sampai ke sana dan setiap hari membantu kita? Jika demikian kita bisa berharap dengan bantuan dan rahmatNya kesetiaan dan syukur kita akan tetap berlanjut.

Tetapi sebaliknya jika tidak, maka hendaknya kita mengakui pada diri sendiri, dan kepada Kristus, bahwa kita telah jauh dari kepercayaan dan tidak tahu bersyukur atas cinta dan kasihNya yang abadi. Kita masih memiliki kesempatan untuk membereskan semuanya sebelum tiba saat pengadilan. Yesus selalu siap mengampuni kita.

Ebiet G. Ade, menuangkannya dengan sangat indah dalam lagunya: ”Masih ada waktu”

Kita mesti bersyukur bahwa kita masih diberi waktu
Entah sampai kapan, tak ada yang bakal dapat menghitung
Hanya atas kasih-Nya, hanya atas kehendak-Nya
Kita masih bertemu matahari.....


Saudara dan saudariku...
Kita mesti bersyukur karena kita masih diberi waktu.
Hari ini raja kita memanggil kita untuk berbalik kepadaNya yang mencintai kita dan membebaskan kita dari dosa-dosa oleh darahNya. Ia wafat di kayu salib agar kita memperoleh hidup. Ia siap melupakan segala kesalahan kita pada masa lalu, asalkan kita kembali kepadaNya dan memohon ampun.

Pada hari ini, hari peringatan Kristus Raja, marilah kita bersyukur kepadaNya atas segala penghinaan dan penderitaan yang Dia tanggung demi kita. Manakala kehidupan kristiani menantang kita, janganlah kita lupa, betapa sepelenya itu jika dibandingkan dengan hidup Kristus di dunia ini. Kalau Ia sudah melakukan pengorbanan yang begitu besar buat kita, maka tidak salahlah kalau kepada kita sendiri diminta untuk sedikit membuat pengorbanan demi diri kita sendiri. Kebutuhan kita sendiri akan mengilhami tindakan kita, namun rasa syukur kita kepada Kristus akan menggerakkan kita untuk melaksanakan tugas kita sendiri.

Marilah kita dalam hari-hari hidup kita yang sisa, berjanji untuk menjadi warga-Nya yang setia dan warga yang tahu bersyukur. Ia telah menjadikan kita anggota kerajaan-Nya di dunia, yaitu Gereja, dan Ia pun menyiapkan tempat untuk kita di dalam kerajaan-Nya yang kekal. Semoga tidak ada orang yang begitu yang mau mengorbankan kebahagiaan yang kekal hanya saja karena keterikatannya pada barang-barang dunia yang fana, black magic dll......

Saya akan mengakhiri renungan ini dengan Mzm 29:10-11: “TUHAN bersemayam sebagai Raja untuk selama-lamanya. TUHAN kiranya memberikan kekuatan kepada umat-Nya, TUHAN kiranya memberkati umat-Nya dengan sejahtera”.
Amen.

Mempersiapkan diri menyambut kedatangan Anak Manusia


Minggu Biasa 33_Tahun B_2009
Tonny Blikon, SS.CC


Daniel 12:1-3 Ibrani 10:11-14, 18 Mark 13:24-32

Pengantar

Hari ini kita adalah hari minggu biasa ke 33. Bacaan-bacaan hari ini mengingatkan kita akan salah satu kebenaran iman yang kita akui dalam syahadat: kedatangan Kristus kembali dalam kemuliaan-Nya untuk mengadili orang yang hidup dan yang mati. Sabda Tuhan hari ini berbicara tentang hari penghakiman. Bahwa keadilan sejati akan ditegakkan, orang-orang benar akan dibangkitkan untuk menikmati kemuliaan bersama Yesus, sedangkan orang-orang yang berdosa akan dihukum. Mereka menanggung akibat dari penolakan mereka terhadap panggilan Allah untuk bertobat.

Pesan dari bacaaan-bacaan hari ini tentu memberikan harapan bagi kita untuk mencoba menata kembali kehidupan kita. Bagi kita para pendosa, ini merupakan bacaan-bacaan hari ini mengajak kita untuk meninggalkan dosa dan segera kembali kepada Allah, sebab kita tidak tahu kapan hari penghakiman itu akan terjadi. Untuk itu marilah kita hening sejenak mempersiapkan diri untuk perayaan yang menyelamatkan ini dengan terlebih dahulu mengakui segala dosa dan kesalahan kita serta mohon ampun dari Allah.

Homily

Homily

Pertanyaan:

Apakah anda mengharapkan bahwa hari kiamat terjadi ketika anda masih hidup?
Apakah anda kuatir dan takut akan hari kiamat itu?

Saudara dan saudariku
Akhir-akhir ini isu tentang hari khiamat menjadi hal yang banyak diminati oleh orang. Ada seminar tentang hari kiamat. Juga ada banyak film akhir-akhir ini mengambil isu tentang hari kiamat sebagai tema pokok karena film itu pasti akan laris terjual.

Beberapa bulan yang lalu, kita mungkin melihat ada spanduk yang tertulis besar di depan Tembok Gereja Kristen yang ada di samping gereja kita ini: ”Khiamat akan terjadi pada 2012”. Saya secara pribadi tersentak ketika membaca spanduk tersebut. Kok bisa? Atas dasar apa?

Dalam kompas hari rabu yang lalu (mungkin ada yang baca) ditulis bahwa wacana tentang Kiamat pada 1012 itu didasarkan pada sistem kalender Maya. Antara lain disebutkan, pada tahun 2012 aktivitas Matahari, yang sudah dimulai sejak tahun 2003, akan mencapai puncaknya. Selain itu, Matahari dan Bumi akan berada segaris dengan lorong gelap di pusat Galaksi Bima Sakti.

Perjajaran ini akan menimbulkan gaya pasang yang akan memicu gempa bumi yang menghancurkan untuk menamatkan riwayat dunia. Gaya pasang yang sama juga akan memicu badai matahari yang akan menghancurkan Bumi. Bahkan, untuk menambah efek, planet-planet juga disebut akan berjajar pada tanggal 21 Desember 2012.

Saya tidak mau bicara soal tanda-tanda alam itu karena ini bukan seminar astrologi. Juga ini bukan seminar tentang Khiamat. Gereja tetangga itu pernah mengadakan seminar tentang khiamat pada 21 Desember 1012...mengundang salah seorang pendeta....saya tidak tahu pendeta itu bicara apa mengenai khiamat itu?

Ini hanya salah satu aspek manusia melihat khiamat dari tanda-tanda alam. Ada juga yang melihat tanda datangnya hari kiamat dari hasil populasi bumi dan eskploitasi alam yang berlebihan. Melalui isu pemanasan global, orang mengatakan bahwa dunia ini tidak akan bertahan sampai 2100.

Ada juga yang mengatakan bahwa jika terjadi perang dunia III maka senjata pemusna massal yang dikembangkan manusia zaman ini akan mengakhiri riwayat dunia ini.

Saudara dan saudariku
Penggambaran kiamat seperti di atas tentu tidak sesuai dengan iman kekatholikan kita. Akhir dunia semacam itu kiranya tidak perna ada dalam rencana Allah. Kita bersyukur kepada pewahyuan Ilahi karena melalui pewahyuan itu kita tahu bahwa akhir dunia tidak seperti yang diramalkan oleh ilmu pengetahuan atau padangan pesimissistik dari kalangan tertentu.

Hal yang pasti bahwa kiamat itu pasti akan datang. Tetapi hal yang terpenting bahwa saat “Kristus, Anak Manusia akan datang dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya. Ia akan mengumpulkan orang-orang pilihan-Nya dari keempat penjuru bumi, dari ujung bumi sampai ke ujung langit” (Mrk 13:26-27).

Orang-orang yang ingin tahu tentang hari dan saat itu mulai mencari penjelasan-penjelasan dengan mengatakan akan ada penderitaan, bencana alam, peperangan hebat, atau dengan membaca tanda-tanda alam seperti saya sebutkan tadi.

Suatu hal yang pasti tentang kiamat itu adalah “tidak ada seorang pun yang tahu, malaikat-malaikat di surga pun tidak, dan Putera pun tidak, hanya Allah saja yang tahu.

Saudara dan saudariku
Hal yang terpenting bagi kita adalah bahwa kita harus selalu siap akan hari dan saat penghakiman itu. Bacaan-bacaan hari ini mengajak kita untuk senantiasa mengarahkan hidup kita bagi Yesus. Sebab jika kiamat itu terjadi besok maka persoalannya adalah bagimana kita hidup saat ini.

Oleh karena itu isu atau ide tentang hari kiamat harus selalu ada dalam hati dan pikiran kita....mememenuhi kita bukan dengan ketakutan yang ‘melumpuhkan’ –tetapi harus membuat kita untuk senantiasa memperbaiki hidup kita sebagai persiapan diri untuk menyongsong kedatangan Anak Manusia.

Bagaimana bentuk persiapan diri itu? Bukan dengan membangun gedung yang tahan anti radiasi matahari atau dengan membangun bunker bawa tanah supaya sinar matahari tidak tembus – sebagaimana digambarkan oleh film-film Holywood akhir-akhir ini. Atau bukan juga dengan pergi ke luar angkasa – mencari planet yang mirip bumi dan mempelajari kemungkinan adanya kehidupan di sana. Ini bukan cara orang beriman mempersiapkan diri. Cara semacam itu terkesan sangat infantil (kekanak-kanakan) yang berusaha menyembunyikan diri dari peristiwa penghancuran.

Intermeso: Dalam Kompas 18 Sept 2009 diberitakan adanya penemuan planet baru yang sama seperti bumi. Planet itu dikenal dengan COROT-7b, berjarak 500 tahun cahaya dari bumi. Saya tertarik dengan komentar seseorang dalam berita tentang temuan planet baru ini: ”Tidak ada planet yang sama persisi dengan bumi dan mendukung kehidupan manusia seperti di bumi.....alat transportasi berkecepatan cahaya tidak ditemukan....manusia akan tetap tinggal di bumi...oleh karena itu marilah kita selamatkan bumi ini”

Sebagai orang beriman, cara kita untuk mempersiapkan diri bagi kedatangan Yesus yang kedua adalah hidup baik, sedapat-dapatnya banyak berbuat baik dengan tujuan yang baik pula yaitu karena cinta kepada Yesus. Perbuatan baik itu harus dilakukan kepada sebanyak-banyaknya orang, karena Kristus, sebagai hakim agung nanti, kini telah hadir dalam setiap manusia yang memerlukan bantuan (Lihat Mat 25: 35-36; 40-45).

Jika kita mempersiapkan diri dengan cara ini maka akhir dunia bukanlah menjadi hal yang menggetarkan tetapi akan kita sambut dengan sukacita karena kita ingin menyambut kedatangan Anak Manusia – Putera Allah – Tuhan kita Yesus Kristus. Saat itu kita akan melihat dia secara pribadi bukan secara tersamar dalam diri saudara dan saudari kita yang kadang sebagai manusia juga membuat kita kecewa. Tetapi secara pribadi.... Saat itu kita akan menyambut Dia sebagai Tuhan dan penyelamat kita. Dan Yesus sendiri pun akan menyambut kita ke dalam kerajaan-Nya sebagai saudara dan saudari-Nya.

Saudara dan saudariku….
Secara spiritual, sangatlah penting untuk membayangkan bahwa hari ini adalah hari terakhir kita hidup di atas dunia ini. Jika demikian, kita bisa berefleksi pada hidup kita selama ini: perubahan apa yang telah saya buat dalam hidup ini? Masih adakah dosa dan kesalahan yang kita sembunyikan? Masih adakah dendam yang belum dimaafkan? Masih adakah orang-orang yang kita benci? Yang kita fitnah? Yang kita gossip?

Mendakati akhir tahun liturgy, gereja mengajak kita untuk merenungkan akhir zaman – saat kepenuhan Kerajaan Allah tiba. Sebagaimana kita dengar dalam bacaan Injil tadi: “…tentang hari dan saat itu tidak seorang pun tahu, malaikat-malaikat di surga tidak dan Putera pun tidak, hanya Bapa saja” Walaupun mungkin agak menakutkan membayangkan hal tersebut, tetapi saya kira penting bagi kita untuk memikirkan dan merenungkan mengenai hal itu.

Mengapa? Karena kalau kita memikirkan tentang hari kiamat, maka kita akan mengarahkan hidup kita saat ini untuk hidup lebih baik. Apa yang selama ini salah…kita tinggalkan…. Dan betapa bahagianya jika kita berusaha untuk mengumpulkan harta yang bisa bertahan sampai kehidupan kekal.

Hari-hari dalam minggu ini, coba merenungkan bahwa saat kiamat itu akan tiba dan buatlah beberapa perubahan penting dalam hidupmu.

Masih adakah orang yang belum anda maafkan? Besarkan hatimu untuk memberi maaf kepadanya. Atau Masih adakah orang yang merasa sakit hati terhadapmu? Beranikan dirimu untuk meminta memaafkan? Apakah selama ini kita terlalu banyak ngoceh…banyak omong tanpa mau mendengarkan pendapat orang lain? Jika demikian, maka belajarlah untuk diam tidak membenarkan diri sendiri tetapi biarlah orang lain yang bicara seakan-akan mereka mengucapkan pesan terakhir kepada kita. Kalau selama ini ada orang yang selalu kita kritik, maka mungkin mulailah belajar untuk melihat kebaikan yang ada pada dirinya dan belajar untuk memuji dia.

Juga kita bisa belajar dari riwayat orang kudus yang hidupnya menjadi teladan bagi kita. Mereka adalah orang-orang yang dikatakan dalam bacaan I tadi sebagai: “Orang-orang bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala, dan yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti bintang-bintang, tetapi indah selama-lamanya”

Selain itu kita kita juga berharap akan kasih dan kerahiman Allah senantiasa.

Saudara dan saudariku....
Tidak ada seorang pun yang tahu akan hari dan saatnya.....karena itu marilah kita bersiap senantiasa. Amin.