Minggu Paskah V - Tahun A - 2011

Minggu Paskah ke-5 – Tahun A – 2011
Tonny Blikon

Kis 6:1-7 1 Petrus 2:4-9 Yohanes 14:1-12

Saudara dan saudariku.
Margaret Fishback, seorang guru sekolah dasar untuk anak-anak suku Indian di Kanada, pada suatu ketika menulis sebuah puisi yang telah menjadi inspirasi bagi banyak orang di dunia ini. Puisinya berjudul ‘Footprints on the sand’ Mungkin ada di antara kita yang pernah membaca atau mendengarnya:

Suatu malam seorang pemuda bermimpi. Dia bermimpi berjalan bersama Tuhan di sepanjang pantai. Ketika memandang ke langit, pemuda tersebut melihat tampilan perjalanan hidupnya. Setiap tampilan ia melihat ada dua pasang jejak kaki di pasir: satu adalah jejaknya, dan jejak lainnya adalah jejak Tuhan.

Ketika saat-saat terakhir kehidupannya tampil di hadapannya, dia melihat kembali jejak kaki yang ada di pasir. Dia menyadari bahwa beberapa bagiaan waktu dalam hidupnya hanya terdapat satu pasang jejak kaki. Dia juga menyadari bahwa hal itu terjadi ketika saat-saat paling buruk dan bermasalah dalam hidupnya.

Hal ini menggangu pikirannya dan ia bertanya kepada Tuhan tentang hal tersebut:

“Tuhan, Engkau mengatakan bahwa ketika aku memutuskan untuk mengikutimu, Kau selalu berjalan bersamaku sepanjang waktu. Tetapi aku menyadari bahwa selama masa dimana hidupku penuh dengan masalah dan penderitaan, di sana hanya terdapat satu jejak kaki. Aku tidak mengerti kenapa ketika saat-saat dimana aku membutuhkan Mu Engkau malah meninggalkanku.”

Tuhan menjawab: “Anakku yang aku sayangi, Aku mencintaimu dan Aku tidak pernah meninggalkanmu. Selama masa ujian dan penderitaan, ketika kau hanya melihat sepasang jejak kaki, saat itu Aku memikulmu.”

Saudara dan saudariku
Dari kisah ini saya mau mengatakan bahwa walaupun sebagai orang beriman ada saat-saat tertentu dimana kita merasa bahwa hidup ini berat dan seakan Tuhan jauh. Dalam situasi semacam itu, kita harus percaya bahwa Tuhan senantiasa menyertai kita, walaupun kita tidak merasakannya. Justru pada saat-saat itulah kita memerlukan iman.

Adalah lebih mudah untuk mengakui bahwa kita sungguh percaya kepada Tuhan apabila segala sesuatu di dalam hidup ini berjalan dengan baik sesuai dengan kehendak kita. Tetapi jika kita mengalami kegagalan atau krisis di dalam hidup maka disitulah iman kita diuji: seberapa besar atau seberapa dalam kepercayaan kita kepada Tuhan.

Tidak dapat disangkal bahwa ada beberapa orang yang beranggapan jika kita sungguh percaya kepada Tuhan. Atau jika Tuhan senantiasa menyertai kita maka hidup kita akan bahagia. Kita pasti akan dijauhkan dari masalah-masalah hidup. Orang yang demikian, ketika mengalami krisis atau badai dalam kehidupan ini, berpikir bahwa Tuhan telah meninggalkan mereka. Akhirnya mereka pun meninggalkan Tuhan. Ada cukup banyak orang yang kehilangan iman karena beratnya situasi hidup yang mereka alami.

Saudara dan saudariku
Para murid, pada waktu perjamuam malam terakhir sedang mengalami krisis atau goncangan ketika Yesus mengatakan bahwa Ia akan mati disalibkan. Ketika mendengar hal itu, hati mereka mengalami kegelisahan dan ketakutan. Mereka takut akan masa depan. Yesus tahu situasi para murid-Nya sehingga Ia mempersiapkan mereka untuk mengalami beratnya kehidupan di masa yang akan datang. Yesus katakan: “Janganlah gelisah hatimu. Percayalah kepada Allah, percayalah kepada-Ku juga.” Dan karena para murid adalah orang-orang yang telah percaya kepada Yesus, maka sebetulnya pada waktu itu Yesus mengatakan hendaknya kamu semakin teguh percaya kepada Allah dan juga kepada-Ku.”

Saudara dan saudariku
Seorang imam menceritakan pengalaman pastoralnya berikut ini: Belum lama ini, ia mengujungi seorang ibu yang bertemu dengannya dua minggu yang lalu. Ibu itu berumur kira-kira 60 tahun. Romo itu sempat kaget karena melihat keadaan tempat tinggalnya. Ternyata selama ini ia bekerja sebagai tukang cuci di sebuah keluarga untuk membiayai suaminya yang sedang sakit. Ia baru saja berhenti dari pekerjaan itu karena marasa mata kirinya mulai buta. Ia tetap bergembira walaupun dalam keadaan tidak sehat. Sekarang ini ia menjual sayur-sayuran di rumahnya. Sambil menjajakan barang dagangannya ia mendendangkan sebuah lagu kesukaannya: “Pujilah Tuhan, Allah Bapa, Allah Putera, Allah Roh Kudus”. “Ibu, mengapa ibu masih sanggup bekerja dengan gembira walaupun ibu dalam keadaan sakit?”, tanya sang Romo. Jawaban yang tak terduga terlontar dari mulutnya: “Romo, Yesus adalah Tuhan Yang hidup dan Mahakuasa. Karena itu, saya tidak boleh takut dengan kehidupan!” Jawaban ibu yang sederhana itu jauh lebih jelas atas pertanyaan tentang Tuhan daripada uraian yang diberikan oleh banyak ahli Theologi, Kitab Suci dan Spiritualitas lulusan Roma.

Saudara dan saudariku.
Dari jawaban sang ibu tadi, kita bisa melihat contoh iman yang teguh kepada Allah. Iman itu terungkap dalam keikhlasan dan penyerahan dirinya kepada Tuhan. Iman itu teruji di dalam perjuangan hidup yang ia alami.

Ketika kita mengalami kesulitan hidup, tak ada yang dapat kita buat selain percaya teguh dan berharap kepada Allah. Dengan demikian, hidup yang seakan tak tertanggungkan itu akhirnya toh dapat dijalani dengan penuh semangat dan kegelapan yang kita alami semakin lama semakin bersinar.

Hidup ini tidak dapat dipahami dan tidak dapat ditanggung jika tanpa Allah. Itulah sebabnya iman adalah hal yang sangat penting di dalam hidup ini.

Orang yang memiliki iman akan juga memiliki sumber penghiburan dan inspirasi, terutama ketika masalah-masalah muncul di dalam hidup ini. Mereka tahu bahwa Allah akan berbuat baik kepada mereka diakhir perjuangan hidup baik di dunia ini maupun di akhirat nanti. Jadi, sebetulnya bukan kitalah yang memelihara iman tetapi imanlah yang memelihara kita.

Mahatma Gandi pernah berkata: ‘seorang yang memiliki iman kepada Allah tidak akan pernah putus asa karena ia percaya bahwa Allah akan membuat segala sesuatu menjadi baik.’

Kecemasan dan kekuatiran ini seringkali melanda hidup kita. Kekuatiran ini muncul karena iman kita lemah. Kita terlalu terfokus pada diri sendiri dan kurang mengandalkan Allah di dalam hidup ini sehingga banyak kali di dalam kitab suci dikatakan jangan cemas.

Saudara dan saudariku
Jika kita mengandalkan Yesus di dalam hidup ini, maka kita tidak akan terlalu cemas dan kuatir akan setiap persoalan yang kita hadapi. Allah memang tidak pernah menjanjikan bahwa hidup kita akan bebas dari persoalan-persoalan, tetapi Dia menjanjikan kekuatan bagi orang yang berharap kepada-Nya.

Saudara dan saudariku
Terkadang kita berkata: “Tuhan, saya sudah cape dengan masalah yang terus bergantian”

Tetapi Yesus dalam Mat 11:28 mengatakan: “Datanglah kepada-Ku kalian semua yang letih lesuh dan berbeban berat, maka aku akan melegahkan kamu.”

Terkadang kita berkata: “Tuhan, saya sudah tidak bisa lagi bertahan dengan semua persoalan hidup ini.”

Tetapi Yesus berkata kepada kita, "Cukuplah anugerah-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna."

Terkadang kita mengleuh kepada Tuhan tentang beratnya beban kehidupan.

Tetapi rasul Paulus mengatakan: “segala sesuatu dapat kutanggung dalam Dia yang memberikan aku kekuatan” Fil 4:13

Juga dalam Fil 4:19 rasul Paulus menulis: “Allahku akan memenuhi segala keperluan-mu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus”

Kadang kita mengatakan: “saya kuatir dan takut untuk menghadapi masa depan saya,

Tetapi dalam 2 Tim 1:7 kita baca: “Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban.”

Terkadang kita merasa seakan berjalan sendirian dan ditinggalkan oleh Tuhan sebagaiman dalam puisi footprints on the sand.

Tetapi di dalam Ibrani 13:5 Allah katakan: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.”

Ketika merenungkan bacaan Injil hari ini untuk mempersiapkan renungan ini, saya teringat akan sebuah lagu yang ketika masih sebagai frater seringkali saya nyanyikan. Pada saat saya merasa berat untuk terus melangkah dijalan panggilan ini, ketika saya merasa sulit untuk berdoa, saya hanya datang ke kapel, menghidupkan organ dan menyanyikan lagu ini. Terkadang saya mengulangi lagu ini sampai beberapa kali dan tanpa saya sadari air mata menetes di pipi saya... semoga lagu ini juga menjadi sumber inspirasi bagi kalian semua untuk semakin teguh percaya dan berharap kepada Allah. Mari kita simak isi lagu ini.

Bila kau melangkah dalam badai gelap
Teguhkanlah hatimu tetap.
Badai akan lenyap tampak langit terang
Suara unggas terdengar merdu.

Walau angin keras dan hujan yang deras
Segala harapan pudarlah
Langkahkan terus dan percayalah
Kau tak seorang dirilah…