Jumad, Pekan III Paskah 2009


Gambar diambil dari https://www.1st-art-gallery.com

Bacaan:
Acts 9:1-20 Yoh 6:52-59

Sementara itu berkobar-kobar hati Saulus untuk mengancam dan membunuh murid-murid Tuhan. Ia menghadap Imam Besar, dan meminta surat kuasa dari padanya untuk dibawa kepada majelis-majelis Yahudi di Damsyik, supaya, jika ia menemukan laki-laki atau perempuan yang mengikuti Jalan Tuhan, ia menangkap mereka dan membawa mereka ke Yerusalem. Dalam perjalanannya ke Damsyik, ketika ia sudah dekat kota itu, tiba-tiba cahaya memancar dari langit mengelilingi dia. Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata kepadanya: "Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?" Jawab Saulus: "Siapakah Engkau, Tuhan?" Kata-Nya: "Akulah Yesus yang kauaniaya itu. Tetapi bangunlah dan pergilah ke dalam kota, di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus kauperbuat." Maka termangu-mangulah teman-temannya seperjalanan, karena mereka memang mendengar suara itu, tetapi tidak melihat seorang juga pun. Saulus bangun dan berdiri, lalu membuka matanya, tetapi ia tidak dapat melihat apa-apa; mereka harus menuntun dia masuk ke Damsyik. Tiga hari lamanya ia tidak dapat melihat dan tiga hari lamanya ia tidak makan dan minum. Di Damsyik ada seorang murid Tuhan bernama Ananias. Firman Tuhan kepadanya dalam suatu penglihatan: "Ananias!" Jawabnya: "Ini aku, Tuhan!" Firman Tuhan: "Mari, pergilah ke jalan yang bernama Jalan Lurus, dan carilah di rumah Yudas seorang dari Tarsus yang bernama Saulus. Ia sekarang berdoa, dan dalam suatu penglihatan ia melihat, bahwa seorang yang bernama Ananias masuk ke dalam dan menumpangkan tangannya ke atasnya, supaya ia dapat melihat lagi." Jawab Ananias: "Tuhan, dari banyak orang telah kudengar tentang orang itu, betapa banyaknya kejahatan yang dilakukannya terhadap orang-orang kudus-Mu di Yerusalem. Dan ia datang ke mari dengan kuasa penuh dari imam-imam kepala untuk menangkap semua orang yang memanggil nama-Mu." Tetapi firman Tuhan kepadanya: "Pergilah, sebab orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan orang-orang Israel. Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena nama-Ku." Lalu pergilah Ananias ke situ dan masuk ke rumah itu. Ia menumpangkan tangannya ke atas Saulus, katanya: "Saulus, saudaraku, Tuhan Yesus, yang telah menampakkan diri kepadamu di jalan yang engkau lalui, telah menyuruh aku kepadamu, supaya engkau dapat melihat lagi dan penuh dengan Roh Kudus." Dan seketika itu juga seolah-olah selaput gugur dari matanya, sehingga ia dapat melihat lagi. Ia bangun lalu dibaptis. Dan setelah ia makan, pulihlah kekuatannya. Saulus tinggal beberapa hari bersama-sama dengan murid-murid di Damsyik. Ketika itu juga ia memberitakan Yesus di rumah-rumah ibadat, dan mengatakan bahwa Yesus adalah Anak Allah.

Renungan
Pertobatan Paulus dalam perjalanannya ke Damsyik merupakan sebuah kisah yang dramatis. Menarik kalau menonton film tentang pertobatan rasul bara bangsa ini. Bayangkan….. seorang pembunuh yang keji dihentikan dalam perjalanan oleh sebuah cahaya dari surga. Lalu terdengar suara dari surga. Suara ini mampu mengubah sang pembunuh itu. Seluruh hidupnya sejak saat itu berubah secara radikal.

Bagaimana dengan kisah pertobatanmu? Kisah pertobatan kita tentu tidak se-dramatis seperti yang dialami oleh Paulus. Boleh jadi ada seorang teman yang menegur kita atas kesalahan yang telah kita lakukan. Atau mungkin ada ayat kitab suci atau sebuah kotbah yang menyentuhmu. Jika kisah pertobatan kita difilmkan, mungkin kita sendiri tidak akan tertarik untuk menontonnya.

Bagamana kita bertobat itu mungkin tidak terlalu penting, tetapi yang penting bahwa kita bertobat. Allah sungguh mencintai setiap kita. Allah menghendaki setiap kita selamat dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran (1Tim 2:4). Bagi Allah setiap kisah pertobatan kita dihargai. Semuanya itu merupakan campur tangan Allah dalam kehidupan kita; suatu karya yang telah dikerjakan Allah bagi kita, bahkan sebelum kita dilahirkan: "Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa.” (Yer 1:5) Sebagaimana dalam kehidupan Paulus, Allah punya rencana yang unik, demikian pun dalam kehidupan kita masing-masing. Allah punya rencana yang agung bagi setiap kita.

Hendaklah kita juga ingat bahwa rencana Allah tidak selalu diawali dengan kisah yang dramatis sebagaimana yang dialami oleh Paulus. Setelah peristiwa itu, Paulus menyendiri selama 10 tahun. Dalam 10 tahun itu, mencari kehendak Tuhan atas dirinya. Seandainya Paulus .tidak melakukan hal itu, maka boleh jadi ia akan kembali kepada cara hidupnya yang lama. Bahkan setelah 10 tahun itu; selama perjalanan missionernya, Paulus selalu berusaha untuk mengejar kekudusan. Paulus tahu bahwa ia harus bertobat setiap hari agar bisa menjadi manusia yang berkenan kepada Allah. Demikian pun kita, pertobatan merupakan suatu proses yang berlangsung terus menerus. Kita harus bertobat setiap hari.

Setiap hari kita harus menjadi semakin dekat dengan Yesus daripada hari kemarin. Jika kita jatuh lagi dalam kesalahan yang sama, janganlah melihat ke belakang tetapi tetaplah mengarahkan hati kita kepada Yesus. Kejarlah selalu tujuan hidupmu. Rasul Paulus sendiri membenarkan tentang hal ini: “….., tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.” (Fil 3:13-14). Tidak ada sesuatu pun yang perlu ditakuti. Allah akan beserta kita dalam setiap langkah hidup ini.

Doa
Tuhan Yesus…hari ini saya sekali lagi mempersembahkan diri kepada-Mu. Penuhilah saya dengan rahmat-Mu supaya dapat mengikuti Engkau dengan setia. Bantulah saya jika saya jatuh. Amen.

Tidak ada komentar: