Ulasan Bacaan Liturgi Minggu 07 Agustus 2016



Saudara-saudari seiman
Damai sejahtera dari Allah yang melampau segala akal kiranya memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus. 

Perkenankan saya mengganggu kesibukanmu dengan berbagi sedikit ulasan atas bacaan-bacaan liturgi yang akan kita dengar pada hari Minggu yang akan datang (Minggu 07 Agustus 2016).

Carilah waktu untuk membaca perikope-perikope di bawah ini supaya dapat memahami ulasan singkat saya atas semua bacaan tersebut.

Bacaan Liturgi

Keb 18: 6-9
Maz 33: 1, 12, 18-22
Ibrani 11: 1-2, 8-19
Luk 12: 35-40

Abraham adalah Bapa Iman kita. Jika kita renungkan rentang waktu yang panjang dari Abraham sampai sekarang, ada begitu banyak orang yang telah hidup oleh iman yang diwariskan dari Abraham.  Karena itu, kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita... (bdk Ibrani 12:1).

Dengan mewarisi iman Abraham, kita telah dijadikan sebagai umat pilihan Tuhan, kita dipilih untuk menjadi ahliwaris janji Allah kepada Abraham. Itulah sebabnya dalam Mazmur Tanggapan minggu ini kita menyanyikan: "Bahagia kuterikat pada Yahwe, harapanku pada Allah Tuhanku." Bahkan dalam ayat-ayat mazmur dikatakan: "berbahagialah bangsa yang Allahnya Tuhan, suku bangsa yang dipilih Allah menjadi milik pusaka-Nya."

Liturgi hari ini mengajak kita untuk menyanyikan kembali lagu-lagu pujian para leluhur kita. Dalam bacaan II kita diingatkan akan panggilan Abraham, sedangkan dalam bacaan I kita diingatkan akan peristiwa 'Keluaran' saat di mana Allah mengumpulkan anak-anak yang kudus bagi Israel.

Para leluhur iman kita, sungguh percaya akan Sabda Allah. Mereka percaya akan janji dan sumpah yang telah dibuat Allah, bahwa Allah akan melaksanakan apa yang telah Ia janjikan walaupun tak satu pun dari mereka yang hidup sampai menyaksikan terpenuhi janji itu.

Sesungguhnya janji Allah kepada Abraham bahwa keturunannya akan sebanyak bintang di langit dan pasir di laut baru terpenuhi pada zaman Kristus dan sampai sekarang. (Bdk Gal 3: 16-17, 29). Sesungguhnya, korban anak domba paskah pertama oleh bangsa pada malam ketika mereka keluar dari Mesir baru mendapat kepenuhannya pada malam Perjamuan Malam terakhir yang kemudian  diteruskan dalam ekaristi. 

Kita sekarang ini hidup dalam masa penantian akan pemenuhan janji yang telah Allah janjikan kepada kita di dalam Kristus, Yesus. Hal ini dikatakan Yesus dalam bacaan Injil hari ini: "Jangan takut, hai kamu kawanan kecil! Karena Bapamu telah berkenan memberi kamu Kerajaan-Nya" Untuk dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah itu, Yesus katakan: "hendaknya pinggangmu tetap berikat" - sebagaimana bangsa Israel mengikatkan pinggang pada jubah mereka dan sambil berdiri makan domba paskah. Bangsa Israel berjaga dan bersiap untuk melaksanakan kehendak Allah (Bdk Kel 12: 11; 2Raja 4: 29).

Tuhan akan datang pada saat yang tidak kita harapkan. Ia akan mengetuk pada pintu kita (Bdk Wahyu 3: 20) dan mengundang kita ke pesta pernikahan di tanah air surgawi, sesuatu yang telah dilihat jauh oleh para leluhur iman kita, suatu perjamuan yang telah kita cicipi dalam setiap Ekaristi yang kita rayakan.

Dalam penantian ini, marilah kita terus berpegang teguh pada sabda Tuhan, sebagaimana yang dilakukan oleh para leluhur iman kita. Sabda Tuhan adalah pelita bagi langkah kita (Bdk Mzm 119: 105). Allah kita adalah Allah yang setia jika kita menanti-Nya dengan penuh iman, berharap pada belaskasih-Nya dan terus mencintai Dia sebagaimana Dia telah mencintai kita. Hanya dengan cara ini kita dapat menerima berkat dari janji yang telah diberikan yaitu dibebaskan dari kematian kekal. Tuhan membekati.

Pastor Tonny Blikon, SS.CC – Paroki St. Mikael – Waringin.