Minggu Paskah VI-Tahun B - 2009



Bacaan:
Kis 10:25-26, 34-35, 44-48
1 Yoh 4:7-10
Yoh 15:9-17 ________________________________________

Renungan - Pastoral Eksegese
Adalah sangat manusiawi bahwa kita lebih mencintai orang yang dekat dengan kita dan mereka yang mencintai kita. Dengan pengalaman semacam ini kita sulit sekali membayangkan bahwa Allah mencintai semua orang, entah orang itu baik atau jahat. Cinta Allah itu mengatasi segela batas geografis, nationalitas, etnis, suku bangsa dan agama. Allah tidak membuat adanya pembedaan. Melalui bacaan-bacaan hari ini, Allah mengundang kita untuk mencintai seperti Dia… mencintai semua orang.

Dalam bacaan kedua (1Yoh 4;7-10), rasul Yohanes mengingatkan bahwa kita semua sebenarnya telah mengetahui cinta Allah itu karena Allah telah mengutus Putera-Nya ke dalam dunia supaya kita hidup oleh-Nya. Tidak hanya itu saja, tetapi Allah telah mengutus Putera-Nya sebagai kurban pelunas dosa kita, Allah telah mengutus Putera-Nya untuk mati bagi kita.

Bacaan Injil hari ini merupakan kelanjutan dari bacaan Injil minggu yang lalu. Injil hari ini mengatakan bahwa kedatangan Putera Allah ke dalam dunia, bukan hanya sekedar menunjukkan cinta Bapa kepada kita tetapi sekaligus cinta Allah Putera itu sendiri. Yesus berkata: ”Tak ada kasih yang lebih besar daripada kasih orang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.”

Inti dari bacaan Pertama (Kis 10:25-26.34-35.44-48) cinta Allah yang tidak diskriminatif. Dalam bacaan ini kita mendengar tentang apa yang terjadi ketika Petrus berkotbah di rumah seorang kafir bernama Kornelius. Inilah pertama kali gereja perdana membuka diri kepada orang yang bukan Yahudi. Sebelum itu, gereja perdana beranggapan bahwa Yesus adalah pemenuhan janji Allah bagi keselamatan bangsa Israel. Akan tetapi ketika Allah mencurahkan Roh Kudus kepada Kornelius dan seisi rumahnya, Petrus baru menyadari bahwa kehidupan, kematian dan kebangkitan Yesus tidak hanya diperuntukan bagi orang Israel tetapi juga untuk orang-orang kafir: kepada seluruh bangsa.

Bacaan-bacaan hari ini tidak hanya berbicara tentang Allah yang mencintai semua orang, tetapi juga panggilan kita untuk meneladani cinta Allah tersebut. Kita dipanggil untuk mencintai semua orang. Bacaan kedua berbicara tentang hal ini secara langsung ketika Petrus menyaksikan tentang bagaimana Allah mencurahkan roh Kudus, juga kepada orang-orang asing, menyimpulan bahwa tak seorang pun dapat mencegah orang-orang itu untuk dibaptis.

Bacaan kedua memberikan kita sebuah alasan yang logis mengapa kita harus mencintai: Allah adalah cinta karena itu setiap orang yang mengenal Allah harus mencintai. Akan tetapi kita pun tidak bisa menggunakan kriteria cinta ini sebagai tanda apakah seseorang mengenal Allah atau tidak.

Pada akhirnya, Injil berbicara pentingnya menjalankan perintah Yesus, yaitu saling mengasihi sebagaimana Yesus telah mengasihi kita. Ingat: dengan mencintai, tidak selamanya kita bahagia sebab cinta itu menuntut korban bahkan salib. Yesus telah menunjukkan cinta-Nya sehabis-habisnya sampai wafat di kayu salib. Kita dipanggil pada level cinta yang sama. Mungkin kita merasa berat untuk melakukan hal ini, tetapi Yesus berjanji bahwa apapun yang kita minta kepada Bapa dalam nama-Nya, pasti akan diberikan kepada kita. Ini kiranya merupakan sumber harapan dan kekuatan bagi kita agar dapat mencintai satu sama lain sebagimana Yesus telah mencintai kita.

© Pastor Tonny Blikon, SS.CC

Tidak ada komentar: