Terpukau

Refleksi Pastoral
Oleh Pastor Felix Supranto, SS.CC

Cahaya matahari terbenam sore itu tampak sangat indah. Cahaya itu menghantarkan aku pada kekaguman akan kebesaran Sang Pencipta. Aku pandang cahaya itu : “Tuhan, apakah mukzijat-Mu masih terjadi di dunia ini ?” Banyak umat sudah menghabiskan segalanya untuk mendapatkan kesembuhan dan sekarang tak berdaya. Satu-satunya harapannya adalah mukjizat dari Tuhan. Sayang….. sungguh …… sayang harapan mereka akan mukjizat dari Tuhan sering ditertawakan dan bahkan dianggap takhayul oleh beberapa orang yang seharusnya menyampaikan Kabar Gembira.

Tuhan menunjukkan kepadaku bahwa Ia masih melakukan mukjizat-Nya melalui sebuah sharing dalam pertemuan Kitab Suci di sebuah lingkungan yang aku ikuti. Semua mata tertuju pada sepasang suami-istri yang menyampaikan kesaksian akan pertolongan Tuhan. Pada tanggal 06 Juni 2007, perut sang suami membesar hampir menyerupai usia kandungan sembilan bulan karena ada masalah dengan pankreasnya. Pengobatan medis tidak mendatangkan kemajuan pada kesehatannya. Ia banyak berdiam diri karena menahan rasa sakitnya. Istrinya terus menangis melihat keadaan suaminya. Dalam kesedihannya, ia berdoa memohon kesembuhan dari Tuhan bagi suaminya melalui perantaraaan Santo Antonius Padua. Roh Kudus memberikan kekuatan baginya untuk bertanya kepada suaminya karena suaminya belum Katolik : “Apakah papa percaya bahwa Tuhan Yesus bisa menyembuhkan papa ?” Suaminya menjawabnya dengan satu kata : “Ya” dengan diikuti anggukan kepala yang lemah. Hari itu juga ia menerima permandian dengan nama Antonius. Keesokan harinya ia tiba-tiba koma selama dua setengah bulan di ruang ICU. Ia sering menyanyikan lagu-lagu rohani di telinganya. Walaupun dirinya sendiri dalam keadaan kesulitan karena membutuhkan banyak biaya bagi suaminya, ia rela membantu seorang ibu dari desa menebus obat bagi suaminya yang tak sadarkan diri akibat kecelakaan lalu lintas. Ketika ia menolong sesamanya walaupun di tengah kesulitannya, pertolongan Tuhan justru datang kepadanya. Seorang professor, specialist pankreas, dari Swiss, yang tak mungkin didatangkan walaupun dibayar dengan banyak uang, tiba-tiba datang untuk menangani penyakit suaminya. Profesor itu melakukan operasi untuk mengangkat nanah yang sudah mengeras dalam perutnya. Nanah yang mengeras itu telah menganggu kerja paru-paru dan organ perut lainnya. Keadaan suaminya pun berangsur-angsur membaik. Ketika keadaan suaminya itu mulai membaik, ia pada bulan Oktober 2007 dinyatakan terkena kanker rahim. Ia menjalani operasi pengangkatan kanker dan kemoterapi selama enam kali. Satu tahun kemudian, tepatnya bulan Desember 2008, kanker itu telah menyebar ke usus besar. Ia menjalani kembali operasi dan kemoterapi selama enam kali. Walaupun lelah menghadapi penyakitnya dan penyakit suaminya, ia menemukan pengalaman iman : “Penyakit yang ditanggungnya dan dialami oleh suaminya merupakan kesempatan untuk mempersembahkan kesetiaannya kepada Tuhan. Tuhan pasti akan menjawab doa orang yang percaya dan setia kepadaNya”. Sekarang mereka sudah sehat. Mereka mengungkapkan rasa syukurnya dengan rajin ke gereja, rajin mengikuti Persekutuan Doa Karismatik di Gereja St. Andreas Kim Tae Gon Kelapa Gading, rajin mendengarkan Oase Rohani Katolik di radio Cakrawala setiap pagi, dan juga mendoakan orang sakit ketika sedang berkunjung ke rumah sakit.

Aku mendapatkan teladan iman dari ibu itu. Tetap ingat Tuhan walaupun hidupku sudah hampir pada dasar jurang kematian. Ketika aku sudah tidak mempunyai apa-apa dan siapa-siapa untuk menolongku, aku harus bersyukur bahwa masih mempunyai iman. Yesus bisa dan mau menolongku. Semakin sulit kehidupan dan semakin banyak problema merupakan kesempatan untuk semakin mempersembahkan kesetiaan kepada Tuhan. Kesetiaan mendatangkan hadiah manis dari Tuhan, yaitu merasakan kebaikan-Nya : “Dia yang mengampuni segala kesalahanmu, yang menyembuhkan segala penyakitmu. Dia yang menebus hidupmu dari lobang kubur, yang memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat, Dia yang memuaskan hasratmu dengan kebaikan, sehingga masa mudamu menjadi baru seperti pada burung rajawali” (Mazmur 103:3-5). Jangan terpaku pada penderitaan atau persoalan pelik yang hanya akan menambah berat beban kehidupan, tetapi terpukaulah pada kebaikan Tuhan, maka pertolongan-Nya yang ajaib menjadi nyata : “Engkaulah Tuhanku, tidak ada yang baik bagiku selain Engkau” (Mazmur 16:2).

Tidak ada komentar: