Katekese mengenai Masa Paskah
 

Setelah merenungkan “Enam Tema Prapaskah” selama enam minggu, saya mengajak anda untuk mengadakan retret “syukur/sukacita” atas kebangkitan Tuhan selama Masa Paskah secara pribadi. Paskah : Hari Kebangkitan Tuhan. Masa Paskah, yaitu masa yang dahulu dirayakan selama empat puluh hari sejak Minggu Paskah (puncak dari Pekan Suci) hingga hari Kenaikan Tuhan Yesus. Sekarang Masa Paskah secara resmi diperpanjang  hingga lima puluh hari, yaitu sampai dengan hari Pentakosta, yang artinya hari kelima puluh setelah Paskah, dengan terjadinya peristiwa turunnya Roh Kudus. Masa Paskah diperlakukan layaknya Minggu Paskah sehingga dirayakan dengan penuh sukacita.  Masa Paskah : Oktaf Paskah, Minggu Paskah Kedua dan seterusnya sampai dengan Minggu Ketujuh Paskah, yaitu hari Minggu Pentakosta. 
 
1.      Oktaf Paskah
Oktaf Paskah berlangsung selama delapan hari, yaitu dari hari Minggu Paskah sampai dengan hari  Minggu berikutnya. Hari-hari oftaf Paskah merupakan hari-hari yang penuh sukacita. Kita bersukacita karena kemenangan Kristus atas maut dan atas anugerah kehidupan kekal bagi umat yang  baru dibaptis.  Dalam tradisi, para baptisan baru itu mengenakan pakaian putih selama delapan hari sejak Malam Paskah.
Tugas kita : Dalam Minggu ini, kita menyukuri anugerah pembaptisan/iman. 
 
2.      Minggu Paskah Kedua (Dominica in Albis dan Minggu Kerahiman Ilahi)
Minggu Paskah Kedua disebut Dominica in Albis/Minggu Putih karena pada Minggu ini para baptisan baru terakhir mengenakan pakaian putih sebagai simbol baru.  Paus Yohanes Paulus Kedua kemudian menetapkan hari Minggu Oktaf Paskah/hari Minggu Paskah Kedua sebagai hari Minggu Kerahiman Ilahi. Dalam Minggu Kerahiman Ilahi ini, kita merayakan belaskasih Allah yang merupakan jiwa/intisari dari misteri Paskah. Bacaan Injil pada Minggu ini diambil dari Yohanes  20:19:31 di mana Kristus yang telah bangkit menampakkan diri-Nya kepada para murid dengan menunjukkan kepada mereka tangan-Nya dan lambung-Nya. Luka-luka-Nya, khususnya luka pada hati-Nya merupakan sumber dari belaskasihan-Nya kepada umat manusia. Santo Agustinus mengajarkan bahwa hari-hari dalam Minggu Paskah Kedua ini disebut hari-hari yang penuh dengan belaskasihan dan pengampunan.  Belaskasih dan Pengampunan Allah Bapa lewat Putera-Nya jelas dalam undangan Yesus kepada Thomas yang belum percaya bahwa Ia telah bangkit : “Taruhlah jarimu dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-ku...”. Hati Yesus yang tertikam sebagai sumber belaskasihan Allah akhirnya menyakinkan Thomas bahwa Yesus Kristus  sungguh Tuhan dan Allah : “Ya, Tuhanku dan Allahku!”.
Pada hari Minggu Kerahiman Ilahi ini, setiap orang Katolik dapat memperoleh indulgensi penuh. Syaratnya : menerima Sakramen Tobat, menerima Sakramen Tobat, dan berdoa dalam ujud Paus.  Indulgensi  adalah penghapusan dari hukuman akibat dosa. Indugensi ini bisa ditujukan untuk jiwa-jiwa yang berada di api penyucian atau untuk diri kita sendiri, tetapi bukan untuk orang lain yang masih hidup.
Tugas kita pada hari Minggu Kerahiman Ilahi (Seluruh Minggu Paskah Kedua ini) adalah mewujudkan kesaksian iman kita dengan berbelaskasihan tanpa batas kepada sesama seperti belaskasihan Allah kepada manusia. 
 
3.      Minggu Paskah Ketiga (Misericordia Domini)
Tema Minggu Paskah Ketiga adalah Misericordia Domini, yang berarti kasih setia Tuhan. Karena kasih setia-Nya, Tuhan memaafkan kesalahan umat-Nya dan menyanyanginya kembali.
Tugas kita : Berusaha menyanyangi kembali orang-orang yang telah melukai kita.
 
4.      Minggu Paskah Keempat (Minggu Jubilate Domini/Minggu Suka Cita dan Minggu Panggilan)
Pertama menghayati panggilan umum sebagai orang kristiani. Kita dipanggil untuk hidup sebagai saudara-saudari Yesus, sebagai putera dan puteri dari Bapa yang sama untuk membentuk Tubuh Kristus.
 
Panggilan Khusus. Dari tengah umat, ada yang dipanggil untuk menjadi imam dan hidup tertadis/hidup bakti/bruder dan suster. Imam : mendedikasikan dirinya untuk pelayanan-pelayanan sakramen, pewartaan sabda, dan pelayan pastoral.  Hidup tertadis/hidup bakti : mendalami secara khusus pengudusan yang diterima dalam pembaptisan dengan pengikraran ketiga kaul, yaitu kemurnian, ketaatan, dan kemiskinan (menghidupi nasihat injil). 
 
Untuk berdiri teguh dalam panggilan kita, kita pasti akan mengalami berbagai macam pencobaan. Kita harus mensyukuri pencobaan itu sebagai sarana memperkuat kepercayaan kita : “Semuanya ini kukatakan kepadamu, supaya kamu jangan kecewa dan menolah aku. Kamu akan dikucilkan, bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah” (Yohanes 16:1-2).  Penderitaan ini ibarat emas yang dibakar di dalam api. Hanya dengan api, emas itu menjadi emas murni yang berharga. Kita yang bertahan dalam panggilan kita akhirnya akan mengalami kemenangan, yaitu sukacita setelah melewati dukacita dan tertawa terpingkal-pingkal setelah melewati deraian air mata : “Aku berkata kepadamu : Sesungguhnya kamu akan menangis dan meratap, tetapi dunia akan bergembira; kamu akan berdukacita, tetapi dukacitamu akan berubah menjadi sukacita” (Yohanes 16:20). 
 
Tugas kita :
1.      Melihat perjalanan iman katolik kita serta dukacita dan sukacitanya.
2.      Mendoakan bagi panggilan imamat dan hidup tertadis/hidup bakti. Ketika kita berdoa dengan sungguh-sungguh, panggilan imamat dan hidup tertadis/hidup bakti berkembang.
3.      Berdoa agar kita semakin berkembang dalam iman kepercayaan dan para imam dan biarawan/biarawati semakin bersukacita di dalam panggilannya.
 
4.      Minggu Paskah Kelima (Minggu  Berbuah)
Kita dipanggil untuk terus menerus semakin bersatu dengan Yesus, Sang Pokok Anggur supaya hidup kita membuahkan keselamatan jiwa (Yohanes 15:1-8). Keselamatan jiwa itu tampak dalam buah Roh yang dihasilkan : “kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri” (Gal 5:22-23).
Tugas kita : berjuang agar hidup kita dipenuhi dengan buah Roh. 
 
5.      Minggu Paskah Keenam (Minggu Amare/mengasihi).
Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kami; tinggallah di dalam kasih-Ku itu. Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya; di dalam kasih-Nya. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh” (Yohanes 15:9-11).  Tinggal di dalam kasih Yesus merupakan sumber dari sukacita yang penuh. Tinggal di dalam kasih Yesus berarti meneladan Dia yang selalu menuruti perintah Bapa-Nya. Meneladan Yesus berari hidup di dalam ketaatan. Ketaatan berisi kerendahan hati. Ketaatan dan kerendahan hati memungkinkan kita melaksanakan perintah Tuhan Yesus, yaitu mengasihi secara total. Mengasihi secara total memberikan sukacita yang penuh. Leher merupakan bagian tubuh yang paling taat dan rendah hati sehingga bisa menyalurkan makanan, minuman, dan udara tanpa menyimpan untuk dirinya sendiri, sedangkan mulut dan tangan masih bisa menyisakan makanan padanya. Kebahagiaan leher adalah menyalurkan dengan jujur semua makanan, minuman, dan udara agar tubuh bisa hidup. Sukacita kita menjadi penuh ketika kita menyalurkan kasih tanpa menyisakan untuk diri kita sendiri sehingga tubuh Kristus bisa hidup.
Tugas : Tindakan kasih apa yang akan kita lakukan agar sesama kita bisa hidup ? 
 
6.      Minggu Paskah Ketujuh (Minggu Pengudusan)
Doa Yesus supaya kita dikuduskan dalam kebenaran sehingga dapat berpartisipasi dalam karya penyelamatan dunia (perutusan) tanpa ditelan dunia, yaitu materialistis  dan hedonistik (mabuk dengan harta benda dan kenikmatan ragawi) : “dan Aku menguduskan diri-Ku bagi mereka, supaya mereka pun dikuduskan dalam kebenaran” (Yohanes 17:19).
Jalan pengudusan : kita mengikuti Novena Roh Kudus yang dimulai setelah hari Raya Kenaikan Tuhan. Dalam Novena  Penantian Roh Kudus, kita mohon Firman Tuhan menguduskan kita, yang berarti menjiwai cara hidup dan bertindak kita. 
 
7.      Minggu Pentakosta
Kekudusan membuat Roh Kudus yang telah kita terima dalam Sakramen Baptis lebih diaktifkan dalam Minggu Pentakosta ini untuk menjadi saksi akan Cinta Allah. Allah telah mencurahkan cinta-Nya kepada kita sehingga kita mampu mencintai. Dalam Minggu Pentakosta, kita mohon Roh Kudus memberi kekuatan dan semangat baru untuk menjadi Saksi Cinta Kristus dalam segala tindakan, perkataan, dan pekerjaan.
Doanya : “Datanglah Roh Maha Kudus, Penuhi Hati umat-Mu, Siramilah hati yang beku... untuk bisa selalu mencintaiMu”.
 
Catatan Penting :
1.      Tema-tema Masa Paskah ini juga bisa dipakai sebagai Seminar Hidup Baru Dalam Roh Kudus  (SHDR) secara pribadi yang panjang, selama lima puluh hari. Sayang sungguh sayang sekarang ini banyak Persekutuan Doa Karismatik Katolik mengurangi  SHBDR yang biasanya sembilan minggu menjadi dua hari. Isi seminar dalam dua hari itu banyak session sehingga seperti arisan orang-orang yang ingin mengisinya. Akibatnya, peserta tidak mempunyai waktu untuk mengendapkannya dan menjadi lelah dengan banyaknya session yang kadang-kadang isinya sama saja. Ingat para Rasul menantikan Roh Kudus dengan berkumpul dan  berdoa selama lima puluh hari, sedangkan kita merasa cukup dua hari persiapan.
2.      Usul saya kalau ada SHBDR, imam hendaknya yang mengambil session Pencurahan Roh Kudus kalau acara itu diadakan dan bukannya oleh awam/pewarta. Imam mengambil bagian dalam imamat uskup pengganti para Rasul.
Selamat menjalani retret syukur atau sukacita. Tuhan memberkati.Pastor Felix Supranto, SS.CC - Paroki Santa Odilia - Citra Raya

Tidak ada komentar: