Kamis, Pekan III Paskah - 2009



Bacaan:
Yohanes 6:44-51

Tidak ada seorang pun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman. Ada tertulis dalam kitab nabi-nabi: Dan mereka semua akan diajar oleh Allah. Dan setiap orang, yang telah mendengar dan menerima pengajaran dari Bapa, datang kepada-Ku. Hal itu tidak berarti, bahwa ada orang yang telah melihat Bapa. Hanya Dia yang datang dari Allah, Dialah yang telah melihat Bapa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya, ia mempunyai hidup yang kekal. Akulah roti hidup. Nenek moyangmu telah makan manna di padang gurun dan mereka telah mati. Inilah roti yang turun dari sorga: Barangsiapa makan dari padanya, ia tidak akan mati. Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia.

Renugan
Allah menawarkan kepada umat-Nya suatu kehidupan yang berkelimpahan, tetapi kita bisa saja kehilangan kesempatan itu. Hidup yang Allah tawarkan adalah kehidupan Allah sendiri- Hidup yang bertahan bukan hanya kehidupan sekarang ini tetapi bertahan sampai di kehidupan yang akan datang. Para rabbi mengatakan bahwa generasi yang mengembara di padang gurun, tidak akan mengambil bagian dalam kehidupan yang akan datang. Dalam kitab Ulangan tercatat bahwa bangsa israel yang menolak Allah tidak akan diizinkan untuk memasuki tanah terjanji. Para rabi meyakini bahwa orang-orang yang tidak diperkenankan memasuki tanah terjanji, juga tidak akan diperkenankan untuk memasuki kehidupan akhirat. Allah menyediakan bagi bangsa israel di padang gurun, manna dari surga. Manna itu merupakan simbol dari roti sejati yang turun dari surga yang Yesus akan berikan kepada para pengikut-Nya.

Yesus mengungkapkan suatu pernyataan yang hanya boleh disampaikan oleh Allah sendiri: Akulah roti yang turun dari surga yang dapat memuaskan kelaparan terdalam yang dialami oleh seorang manusia. Roti dari surga itu hadir dalam ekaristi yang Yesus bagikan kepada para murid-Nya pada perjamuan malam terakhir. Manna di padang gurun hanya membuat umat Israel bertahan sampai masuk tanah terjanji tetapi tidak dapat memberikan kehidupan kekal. Roti yang diberikan oleh Yesus, membuat kita mampu untuk masuk dalam kehidupan surgawi…. Bukan hanya itu saya tetapi roti itu memberikan kita kehidupan Ilahi yang berasal dari Allah sendiri.

Ketika kita menerima hosti kudus, kit menyatukan diri kita dengan Yesus Kristus, Tuhan kita. Dialah yang memperkenankan kita menyambut Tubuh dan Darah-Nya membuat kita layak untuk mengambil bagian dalam kehidupan Ilahi-Nya. St. Ignatius dari Antikia (35-107) mengatakan bahwa: “Hosti kudus merupakan obat untuk mengatasi kematian kekal dan memampukan kita hidup dalam Kristus selamanya. Makanan rohani ini merupakan penyembuh jiwa dan raga kita dan memberikan kita kekuatan dalam peziarahan kita menuju tanah surgawi.

Dalam bacaan Injil hari ini Yesus menawarkan kepada kita kehidupan surgawi itu sendiri. Tetapi kita bisa saja kehilangan kesempatan itu atau bahkan menolaknya. Menolak Yesus berarti menolak kehidupan kekal. Menerima Yesus sebagai roti dari surga kita akan mendapatkan kekuatan untuk hidup bukan hanya sekarang tetapi juga dalam kehidupan kekal.

Hari ini dalam ekaristi, ketika Anda menerima komuni kudus, apa yang anda harapkan anda terima? Apakah itu penyembuhan, pengampunan, penghiburan? Allah masih punya banyak hal yang bisa Ia berikan daripada apa yang bisa kita harapkan dari pada-Nya. Apakah anda lapar akan roti surgawi itu?

Doa:
Tuhan Yesus Kristus, Engkaulah roti hidup yang memberikan kehidupan kepada saya. Semoga saya selalu lapar akan Engkau, roti yang telah turun dari surga. Semoga dengan menerima-Mu saya mendapatkan kekuatan untuk mencintai dan melayani Engkau dengan sepenuh hati. Semoga semakin hari saya semakin hidup dalam damai dan kesatuan bersama Allah Tritunggal: Bapa, Putra dan Roh Kudus sampai kehidupan yang kekal. Amen.