Katakese Singkat tentang Maria



Mengapa kita harus menghormati Maria?

Ketika Allah memutuskan untuk menyelamatkan umat manusia dengan mengutus Putra-Nya yang terlahir dari seorang wanita, maka wanita yang mendapat anugerah luar biasa itu adalah Maria. Konsili Vatikan II mengingatkan kita bahwa pada saat Maria menerima kabar dari Malaikat Gabriel, dia mengandung dan menjadi Bunda Allah, bersatu dengan Kristus dan tak dapat dipisah-lepaskan.

Dengan demikian, Maria menjadi Putri terkasih Bapa dan tempat bernaungnya Roh Kudus. Karena rahmat yang luar biasa inilah maka Maria melebihi segala ciptaan lainnya, baik di surga maupun di bumi.

Inilah alasan mendasar mengapa gereja di sepanjang sejarah tetap menghormati Maria. Kristus adalah satu-satunya penebus, tetapi di dalam rencana Allah, Maria - seorang ciptaan yang sama seperti kita - telah bekerja sama dalam misteri penebusan dengan cara yang khas dan unik. Semua gelar yang diberikannya kepadanya serta semua ajaran Mariologi bersumber pada peristiwa: Maria menerima kabar dari Malaikat Gabriel serta jawabannya atas tawaran kasih Allah itu. Inilah alasannya mengapa kita tetap harus menghormati Maria.

Mengapa kita harus mencintai Maria?

Siapapun yang membaca injil pasti akan dapat melihat relasi Ibu-anak antara Yesus dan Maria. Jika Yesus adalah manusia yang ideal / utuh maka Ia pasti adalah seorang anak yang ideal. Jika demikian maka Ia pasti telah mencintai ibu-Nya dengan cinta seorang anak yang hangat, mendalam dan sejati.

Menjadi orang kristen berarti menjadi seorang pribadi ‘yang dibentuk menurut citra Kristus’, dan diharapkan mempunyai kepribadian yang sama seperti Kristus, memiliki kebajikan-kebajikan sebagaimana yang ada pada Kristus serta mencintai sebagaimana Ia telah mencintai. Dengan kata lain, semakin kita menyerupai Kristus berarti semakin dekatlah persatuan kita dengan Dia. Dengan demikian kita akan menjadi seorang kristen yang semakin baik.

Tetapi bagaimana mungkin kita dapat mengatakan bahwa kita dibentuk menurut citra Kristus kalau kita tidak mencintai Maria dengan cinta seorang anak yang tulus sebagaimana Yesus telah mencintai dia? Cinta yang demikian hanya dapat kita ungkapkan melalui kata (doa) dan perbuatan kita.

Tanpa cinta yang demikian kepada Maria, kristianitas kita tidak akan sempurna.

Apa yang special tentang Maria?

Injil Lukas mencatat reaksi Maria ketika menerima undangan Allah: pada saat itu Maria mampu mengatasi keterbatasan insaninya untuk menerima Sabda Allah dan pasrah pada-Nya.

Jawabannya kepada malaikat Gabriel: “Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanmu itu” muncul dari sikap percaya dan pasrah kepada Allah yang belum pernah ia lihat dan sentuh.

Dia dengan berani menyerahkan dirinya kepada Allah. Dengan sikap penyerahannya yang pasrah itu, akhirnya memungkinkan Allah untuk melakukan hal-hal yang ajaib, baik untuk dia maupun melalui dia kepada kita.

Kita dipanggil untuk percaya dan menempatkan diri kita di dalam tangan Allah. Kita semua tahu bahwa hal itu tidaklah mudah. Kita memang kurang percaya. Kita selalu memberi dengan harapan akan mendapat kembali. Kita selalu kuatir. Tetapi tidak untuk Maria. Maria tidak hanya memberikan dirinya kepada Allah tetapi dia juga tidak pernah mengubah pikirannya untuk menarik kembali perkataannya. Ia tidak pernah menyesal atas pemberian dirinya itu. Tidak pernah terlintas dalam benaknya suatu keraguan rasional atas panggilannya ketika penderitaan dan kesulitan terjadi di dalam perjalanan panggilan itu.

Memang Allah yang memberikan rahmat kepadanya untuk melakukan semuanya ini. Tetapi Allah juga memberikan rahmat yang sama kepada kita namun kita malah gagal. Inilah hal yang special yang ada pada diri Maria.

Mengapa Maria disebut sebagai “Bunda Allah”?

Maria disebut sebagai Bunda Allah semata-mata karena Yesus Kristus, puteranya. Putera yang terlahir dari rahimnya itu bukan hanya sebagai manusia tetapi juga sungguh Allah.

Maria bukanlah seorang dewi. Dia adalah seorang manusia biasa sebagaimana ibu kita.
Perbedaan besar antara Maria dan Ibu kita adalah bahwa anak yang terlahir dari Maria adalah Putra Allah sedangkan anak yang terlahir dari ibu kita adalah manusia biasa.
Di sini kita lihat betapa tepatnya ungkapan Elizabeth kepada Maria: “Terpujilah engkau di antara wanita dan terpujilah buah tubuhmu. Siapakah aku ini sehingga ibu Tuhanku datang mengunjungi aku”? (Lukas 1:42-43)

Dan sungguh! Betapa benarnya juga ucapan kita, ketika kita berdoa: “Santa Maria, Bunda Allah, doakanlah kami yang berdosa ini, sekarang dan waktu kami mati”.
Maria sungguh Bunda Allah.

Tidak ada komentar: