Kamis, Pekan IV Paskah - 2009


"Jikalau kamu tahu semua ini, maka berbahagialah kamu, jika kamu melakukannya."

Bacaan : Yoh 13:16-20
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya, ataupun seorang utusan dari pada dia yang mengutusnya. Jikalau kamu tahu semua ini, maka berbahagialah kamu, jika kamu melakukannya. Bukan tentang kamu semua Aku berkata. Aku tahu, siapa yang telah Kupilih. Tetapi haruslah genap nas ini: Orang yang makan roti-Ku, telah mengangkat tumitnya terhadap Aku. Aku mengatakannya kepadamu sekarang juga sebelum hal itu terjadi, supaya jika hal itu terjadi, kamu percaya, bahwa Akulah Dia. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa menerima orang yang Kuutus, ia menerima Aku, dan barangsiapa menerima Aku, ia menerima Dia yang mengutus Aku.

Renungan :
Pertanyaan yang muncul adalah bagaimana anda memperlakukan orang yang menyebabakan anda sakit hati atau sedih? Terutama mereka yang dekat dengan anda? Dalam perjamuan malam terakhir, Yesus menyampaikan sabda Injil hari ini. Yesus bicara soal kesetiaan dan ketidaksetiaan dalam suatu persahabatan. Yesus sudah tahu sebelumnya bahwa salah satu dari para murid-Nya akan mengkhianati Dia. Pengetahuan akan hal ini, bisa saja membuat Yesus mulai menjaga jarak terhadap murid itu, atau melakukan sesuatu supaya Ia jangan terjebak. Yesus bisa saja melakukan hal itu tetapi itu tidak Ia lakukan. Malahan Yesus menunjukkan cinta dan kesetiaan-Nya kepada para murid-Nya, bahkan ketika Ia sudah tahu bahwa salah satu dari mereka akan mencari kesempatan untuk mengkhianati sang Guru.

Yesus menggunakan ekspresi dari Mzm 41:10 yang menggambar suatu pengkhianatan yang dilakukan oleh seorang sahabat dekat. Ayat itu berbunyi: “Bahkan sahabat karibku yang kupercayai, yang makan rotiku, telah mengangkat tumitnya terhadap aku”. Pada zaman Yesus ”tindakan makan bersama dengan seseorang merupakan tanda persahabatan dan kepercayaan. Yesus menunjukkan tanda itu juga kepada Yudas, justru ketika Yudas sedang punya konspirasi untuk mengkhianati Gurunya. Ungkapan ”mengangkat tumitnya terhadap Aku” merupakan gambaran sikap yang brutal dan keji dari suatu penolakan.

Yesus mencintai para murid sampai akhir hidup-Nya. Dia menunjukkan kesetiaan-Nya bahkan sampai mati di kayu salib. Melalui kematian dan kebangkitan-Nya Yesus membuka suatu relasi yang baru antara manusia dengan Allah. Yesus berkata: "barangsiapa menerima Aku, ia menerima Bapa yang telah mengutus Aku”. Hal ini diperluas lagi bagi orang-orang yang diutus oleh Yesus: ”barangsiapa menerima orang yang Ku-utus, ia menerima Aku.”

Kita mendapat tugas untuk bersaksi atas nama Yesus. Kita adalah murid dan utusan Yesus yang dipercayakan untuk berbicara dan bertindak atas nama Yesus (2 Kor . 5:20). “Kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah.”. Ayat ini bisa kita terapkan bagi diri kita masing-masing.
Persoalannya adalah apakah anda siap untuk bersaksi atas nama Yesus? Apakah anda siap untuk dikhianati? Apakah anda siap mengalami penderitaan karena ditolak, ditentang?

Doa
Allah Bapa yang Mahakuasa. Engkaulah Allah yang kekal yang menerangi hati dan budi dari setiap orang yang menerima Engkau. Engkaulah sumber kegembiraan dari setiap hati yang mencintai Engkau. Engkaulah sumber kekuatan dari setiap kehendak yang mau melayani Engkau. Curahkanlah kami rahmat-Mu untuk mengenal dan mencintai Engkau dengan sungguh supaya kami dapat melayani Engkau dengan kebebasan yang sejati dalam nama Yesus Kristus Tuhan kami. (Doa dari St. Agustinus)

2 komentar:

SLAMET HENRIKUS mengatakan...

Per aspera ad astra...melalui duri2 menuju ke bintang2. Semoga panggilan Romo tetap langgeng dan terus bersemangat dalam melayani para domba. Semoga perjalanan panggilan Romo penuh kebahagiaan. Walaupun tidak luput dari rintangan/penderitaan, namun semua demi sebuah kebahagiaan kelak....GBU

Omnia pro Jesu per Mariam mengatakan...

Saudaraku yang terkasih... Terimakasih atas dukunganmu. Doakan kami para imam Tuhan.