Rabu, Pekan IV Paskah 2009


Dalam keremangan hidup ini, membersitlah cahaya Kristus yang menerangi jalanku

Bacaan
Yoh 12:44-50
Tetapi Yesus berseru kata-Nya: "Barangsiapa percaya kepada-Ku, ia bukan percaya kepada-Ku, tetapi kepada Dia, yang telah mengutus Aku; dan barangsiapa melihat Aku, ia melihat Dia, yang telah mengutus Aku. Aku telah datang ke dalam dunia sebagai terang, supaya setiap orang yang percaya kepada-Ku, jangan tinggal di dalam kegelapan. Dan jikalau seorang mendengar perkataan-Ku, tetapi tidak melakukannya, Aku tidak menjadi hakimnya, sebab Aku datang bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya. Barangsiapa menolak Aku, dan tidak menerima perkataan-Ku, ia sudah ada hakimnya, yaitu firman yang telah Kukatakan, itulah yang akan menjadi hakimnya pada akhir zaman. Sebab Aku berkata-kata bukan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang mengutus Aku, Dialah yang memerintahkan Aku untuk mengatakan apa yang harus Aku katakan dan Aku sampaikan. Dan Aku tahu, bahwa perintah-Nya itu adalah hidup yang kekal. Jadi apa yang Aku katakan, Aku menyampaikannya sebagaimana yang difirmankan oleh Bapa kepada-Ku.

Renungan

Salah satu tanda bahwa orang percaya dan menerima Yesus adalah bahwa orang itu hidup dalam 'terang'. Yesus berkata: "Kamu adalah terang dunia..." (Mat 5:14). Terang yang kita pancarkan itu bukanlah dari diri kita sendiri. Terang itu berasal dari Yesus. Ibarat bulan yang menerima sumber cahayanya dari matahari dan memancarkannya, kita menerima cahaya hidup kita dari Yesus. Yesus adalah Matahari sejati yang tak akan terbenam.

Yesus mengatakan: "Selama Aku di dalam dunia, Akulah terang dunia." (Yoh 9:5). Bisa dibayangkan, bagaimanakah dunia ini jika tidak ada terang atau cahaya? Dunia ini pasti menjadi tempat yang menakutkan. Banyak orang takut berada di dalam kegelapan. Situasi gelap gulita seringkali dilihat sebagai situasi di mana godaan muncul atau situasi dimana setan ‘berkarya’. Kita dipanggil untuk membawa cahaya Kristus itu ke dalam dunia yang diliputi oleh kegelapan dosa.

Hidup kita hendaknya merupakan cahaya bagi orang lain. Mungkin ada yang takut untuk bersinar. Ia takut karena mungkin sinarnya tidak terlalu bercahaya. Takut kalau dibilang sok suci dll.

Teman-teman....saya mau mengajak kita untuk melihat suatu kenyataan ini. Jika seseorang di antara kita masuk suatu gedung gereja yang sama sekali baru bagi dia, maka saya yakin, setelah anda membuat tanda salib di depan pintu gereja, anda pasti lalu akan mencari sebuah lampu. Lampu itu adalah lampu tabernakel. Anda pasti akan berlutut ke arah lampu itu karena anda yakin bahwa di balik lampu itu atau di samping lampu itu ada tabernakel, tempat Yesus bersemayam.

Kalau kita perhatikan, sebuah lampu tabernakel biasanya bukanlah lampu yang terang benderang atau yang menyilaukan mata. Tetapi sebuah lampu yang redup..... bahkan terkesan nyaris padam. Istilahnya: ”hidup segan mati tak mau”. Tapi ia mewartakan bahwa dibalik dirinya ada Yesus....sang Terang yang telah datang ke dalam dunia untuk memberikan terang kepada dunia.

kita mungkin merasa tidak berarti..... kita mungkin merasa bahwa ’cahaya’ kita tidak terlalu terang. Tetapi inilah suatu tantangan bagi kita. Setiap kita punya ’terang’ yang telah kita terima dari Yesus.

Doa:
Tuhan Yesus, kini saya datang kepada-Mu dengan apa adanya saya. Engkau telah meanggilku dengan namaku sendiri. Saya bersyukur kepada-Mu karena Engkau telah mempercayakan saya suatu tugas yang penting untuk membangun Kerajaan-Mu di dunia ini. Yesus... bantulah saya untuk mendengarkan suara-Mu sehingga saya dapat mengenal dan mengikuti kehendak-Mu. Buatlah hidupku semakin bercahaya bagi banyak orang. Amin.

Tidak ada komentar: