Selasa pekan 25 - 2009

Bacaan Lukas 8:19-21
Ibu dan saudara-saudara Yesus datang kepada-Nya, tetapi mereka tidak dapat mencapai Dia karena orang banyak. Orang memberitahukan kepada-Nya: "Ibu-Mu dan saudara-saudara-Mu ada di luar dan ingin bertemu dengan Engkau." Tetapi Ia menjawab mereka: "Ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku ialah mereka, yang mendengarkan firman Allah dan melakukannya.

Renungan
Siapakah yang lebih anda cintai di dalam hidup ini? Allah tidak pernah bermaksud agar manusia itu hidup seorang diri. Dalam kitab kejadian, kita bisa baca bahwa ketika Allah menjadi Hawa dari tulang rusuk Adam, Allah bersabda: “Tidak baik kalau manusia itu seorang diri saja”. Dalam kehidupan ini Allah memberikan kita banyak sekali kesempatan untuk menjalin relasi dengan anggota keluarga, sahabat, tetaangga, rekan kerja, dll.

Dalam Injil hari ini, Yesus nampaknya tidak mengakui anggota keluarganya dan familinya tetapi sebagai manusia yang utuh Yesus pasti sangat mencintai ibu dan saudara-saudaranya. Ini satu hal yang tidak dapat diragukan. Selama hidupnya Yesus selalu mengajarkan kepada para murid-nya suatu pelajaran rohani mengenia kebenaran Kerajaan Allah. Dalam Injil hari ini, ketika banyak orang berkumpul di sekitar-Nya Yesus menunjukkan suatu yang mendalam tentang relasi yaitu relasi kita dengan Allah dan dengan semua orang yang menjadi milik Allah.

Saudara dan saudariku.
Inti dari kristianitas bukanlah sebuah doktrin ajaran iman, atau sebuah ketetapan atau hukum. Tetapi yang pertama dan terutama adalah menyangkut sebuah relasi – sebuah relasi yang didasarkan atas kepercayaan, cinta, komitmen, kesetiaan, keramahan, pengertian, belaskasih, saling membantu…dan masih banyak lagi yang bisa membuat orang bersatu dalam cinta kasih. Allah menawarkan kepada kita suatu relasi dengan diri-Nya. Dan relasi yang menyangkut hati, budi dan pikiran -. Hal ini bisa kita baca dalam 1 Yoh 4: 8.16 “Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih, Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia.

Allah tidak pernah gagal, tidak pernah lupa, tidak pernah berbohong, dan tidak pernah mengecewakan kita. Cinta-Nya tetap teguh.

Allah akan tetap mencintai kita, apapun keadaan kita. Cinta-Nya kuat dan teguh, tak tergoncangkan. Tidak ada yang dapat memisah kita dari cinta Allah. Karena Allah adalah kasih maka Ia menciptakan kita untuk bersatu dengan Dia – Bapa, Putra dan Roh Kudus – Allah mengundan kita untuk masuk dalam persekutan kasih diri-Nya. Dalam 1 Yoh 3:1 kita baca ”Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah”. Itulah sebabnya dalam bacaan Injil hari ini Yesus menantang para pengikut-Nya untuk mengenal dan mengakui bahwa Allah adalah sumber dari segala relasi yang ada. Allah menghendaki agar segala macam bentuk relasi yang kita bangun harus di dasarkan atas cinta.

Yesus adalah cinta Allah yang menjelma menjadi manusia. Hal ini jelas kita baca dalam 1 Yoh 4: 9-10 ” Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya. Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.

Itulah sebabnya Yesus menyebut diri-Nya sebagai Gembala yang baik yang rela menyerahkan nyawaya untuk hidup domba-dombanya. Dan gembala yang senantiasa mencari dombanya yang hilang. Melalui salib Yesus-lah kita diangkat menjadi anak-anak Allah. Itulah sebabnya Yesus mengatakan kepada para murid-Nya: barangsiapa melaksanakan kehendak Allah, dialah saudaraku, dialah saudariku, dialah ibuku.

Saudara dan saudariku.
Apakah kita ingin bertumbuh di dalam cinta dan persahabatan dengan Allah? Jika kita ingin maka biarlah hati kita terbuka akan karya Roh yang senantiasa mengubah hati, budi dan pikiran kita agar kita dimampukan untuk mencintai sebagaimana Yesus telah mencintai kita. Amen.

Tidak ada komentar: