Hari Raya Kristus Raja


Kristus Raja Semesta Alam
Tonny Blikon, SS.CC


Bacaan
Daniel 7:13-14
Why 1;5-8
Yoh 18:33b-37


Homili

Saudara dan saudariku yang terkasih!
Sedikit sejarah dari perayaan hari ini, dimulai pada tahun 1925. Gereja memperkenalkan pesta ini sebagai protes terhadap sekularisme dari dunia modern pada waktu itu. Setelah PD I ada suatu kesombongan dan keinginan untuk menguasai seluruh dunia ini dan kalau bisa memimpin seluruh umat manusia. Dunia seakan mengalami krisis kepemimpinan. Gereja lalu memperkenalkan sesuatu yang sebenarnya sudah lama diakui oleh umat yaitu Kristus adalah Raja.

Menarik kalau kita menyimak bacaan-bacaan hari ini. Bacaan I hari ini yang diambil dari kitab Daniel yang ditulis dua abad sebelum kedatangan Kristus di dunia, berbicara kepada kita perihal Putera Manusia yang memperoleh dari BapaNya kuasa dan kedaulatan atas semua manusia, bangsa dan bahasa. Ia menjadi raja atas segala raja dan tuan atas kemuliaan. Kerajaannya tidak akan berakhir.

Hari ini kita dipanggil untuk menyembah Allah kita. Pesta-pesta lain menyangkut Kristus Tuhan yang kita rayakan sepanjang tahun, mengingatkan kita semua tentang apa yang dibuat Kristus kepada kita, tetapi hari ini kita diingatkan tentang apa yang harus kita buat untukNya sebagai imbalannya.

Berbeda dengan raja dari kerajaan dunia ini, yang mengharapkan kesetiaan orang-orangnya untuk mati demi dirinya dan demi bangsanya bila itu diperlukan, raja kita, Kristus, mati untuk kita agar kita menjadi anggota yang bebas dalam kerajaanNya. Sebagai jawaban Ia mengharapkan dan mendesak agar kita hidup untukNya. Hal itu dapat kita lakukan dengan menjalankan penuh iman kehidupan kristiani kita setiap hari.

Sungguhkah kita setia kepada Kristus? Apakah kita menjadi warga yang pantas dari kerajaanNya di dunia, sehingga langkah kita mengarah ke kerajaanNya yang kekal di surga? Jawaban kita adalah jawaban atas pertanyaan: sungguhkah kita mencintai Allah dan sesama kita? Hanya kita sendiri dapat memberi jawabannya dan kita sendiri yang mendapat ganjarannya, entah kebahagiaan atau penderitaan kekal sebagai akibat lanjut dari jawaban positif atau negatif terhadap pertanyaan yang menentukan di atas.

Saudara dan saudariku
Kalau kita perhatikan, bacaan-bacaan yang diambil pada hari raya Kristus Raja ini menekankan keagungan Kristus dan peranNya sebagai raja setelah Ia menang atas dosa dan maut. Keagungan-Nya sebagai raja akan tampak pada hari kedatanganNya yang kedua, satu kedatangan yang menghibur orang yang percaya serta mengancam musuh-musuhNya.

Kita tahu bahwa ketika masih hidup di atas dunia ini, Yesus memperkenalkan cinta Allah Bapa. Dengan cintaNya yang abadi Ia rela menyerahkan hidupNya bagi kita. Ia mengalahkan kematian dan melanjutkan kasihNya kepada kita di surga. Ia mendirikan kerajaan mesianis dan menjadikan kita anggota-anggotanya. Kepada kita diberikan kuasa (kita diangkat menjadi imam) untuk melayani Allah dengan satu ibadat yang benar, karena Ia telah menyertakan kita. Sebenarnya hanya Yesus sebagai imam Agung yang sanggup memberikan pelayanan yang sepadan kepada Bapa. (Bacaan II minggu yang lalu mengatakan: ”Tetapi Kristus, setelah mempersembahkan hanya satu korban saja karena dosa, Ia duduk untuk selama-lamanya di sebelah kanan Allah, dan sekarang ia hanya menantikan saatnya, di mana musuh-musuh-Nya akan dijadikan tumpuan kaki-Nya) Tetapi ia mau mengikutsertakan kita dalam tugas pelayanan itu.

Kalau kita baca kutipan lebih lanjut dari bacaan kedua tadi, kita melihat bahwa St. Yohanes mengingatkan kita para pengikut Kristus dan juga lawan-lawanNya bahwa Kristus akan datang dalam kemuliaan dan kuasaNya dan menuntut pertanggungjawaban setiap orang. Ini merupakan hiburan bagi kita semua. Pada suatu hari kelak kita akan berdiri di hadapan Kristus dan pada saat itu karya-karya hidup kita akan dibentangkan. Pada saat itu kita akan melihat pikiran, perbuatan serta perkataan kita sebagaimana yang sebenarnya. Di dunia ini prasangka, kesombongan dan keakuan kita masih dapat membungkus kesalahan kita dan kita membesar-besarkan kebajikan-kebajikan kita.

Di dunia ini, kesombongan dan kebohongan masih bisa kita lakukan. Di dunia ini manusia berusaha untuk mencari ’kekuatan dan kekuasaan’ dengan ilmu hitam, susuk, dll....tetapi di hadapan pengadilan yang Maha Kuasa kita akan melihat diri kita sebagaimana adanya. Di hadapan pengadilan Allah, anda tidak bisa mengandalkan kekuatan susuk atau black magic-mu.

Pada minggu yang lalu, bacaan-bacaan berbicara tentang Kedatangan Yesus yang kedua (kiamat) dan saya bertanya: apakah anda mengharapkan bahwa saat itu terjadi ketika anda masih hidup? Banyak yang dengan jujur mengatakan tidak. Mengapa, karena takut.

Saudara dan saudariku.
Kita berterima kasih karena saat yang mendebarkan itu belum juga tiba. Masih ada waktu buat kita untuk menata hati nurani dan mengatur hidup kita sebaik-baiknya. Pesta hari ini memberikan kesempatan bagi kita untuk melihat bagaimana hubungan kita dengan Kristus. Apakah kita adalah anggotaNya yang setia yang selalu siap menjalankan hukumnya? Apakah kita selalu bersyukur kepadaNya karena Ia telah membuka surga bagi kita dan menunjuk jalan untuk sampai ke sana dan setiap hari membantu kita? Jika demikian kita bisa berharap dengan bantuan dan rahmatNya kesetiaan dan syukur kita akan tetap berlanjut.

Tetapi sebaliknya jika tidak, maka hendaknya kita mengakui pada diri sendiri, dan kepada Kristus, bahwa kita telah jauh dari kepercayaan dan tidak tahu bersyukur atas cinta dan kasihNya yang abadi. Kita masih memiliki kesempatan untuk membereskan semuanya sebelum tiba saat pengadilan. Yesus selalu siap mengampuni kita.

Ebiet G. Ade, menuangkannya dengan sangat indah dalam lagunya: ”Masih ada waktu”

Kita mesti bersyukur bahwa kita masih diberi waktu
Entah sampai kapan, tak ada yang bakal dapat menghitung
Hanya atas kasih-Nya, hanya atas kehendak-Nya
Kita masih bertemu matahari.....


Saudara dan saudariku...
Kita mesti bersyukur karena kita masih diberi waktu.
Hari ini raja kita memanggil kita untuk berbalik kepadaNya yang mencintai kita dan membebaskan kita dari dosa-dosa oleh darahNya. Ia wafat di kayu salib agar kita memperoleh hidup. Ia siap melupakan segala kesalahan kita pada masa lalu, asalkan kita kembali kepadaNya dan memohon ampun.

Pada hari ini, hari peringatan Kristus Raja, marilah kita bersyukur kepadaNya atas segala penghinaan dan penderitaan yang Dia tanggung demi kita. Manakala kehidupan kristiani menantang kita, janganlah kita lupa, betapa sepelenya itu jika dibandingkan dengan hidup Kristus di dunia ini. Kalau Ia sudah melakukan pengorbanan yang begitu besar buat kita, maka tidak salahlah kalau kepada kita sendiri diminta untuk sedikit membuat pengorbanan demi diri kita sendiri. Kebutuhan kita sendiri akan mengilhami tindakan kita, namun rasa syukur kita kepada Kristus akan menggerakkan kita untuk melaksanakan tugas kita sendiri.

Marilah kita dalam hari-hari hidup kita yang sisa, berjanji untuk menjadi warga-Nya yang setia dan warga yang tahu bersyukur. Ia telah menjadikan kita anggota kerajaan-Nya di dunia, yaitu Gereja, dan Ia pun menyiapkan tempat untuk kita di dalam kerajaan-Nya yang kekal. Semoga tidak ada orang yang begitu yang mau mengorbankan kebahagiaan yang kekal hanya saja karena keterikatannya pada barang-barang dunia yang fana, black magic dll......

Saya akan mengakhiri renungan ini dengan Mzm 29:10-11: “TUHAN bersemayam sebagai Raja untuk selama-lamanya. TUHAN kiranya memberikan kekuatan kepada umat-Nya, TUHAN kiranya memberkati umat-Nya dengan sejahtera”.
Amen.

Tidak ada komentar: