Minggu Prapaskah I - Tahun C - 2010

Bacaan
Ulangan 26:4-10
Roma 10:8-13
Lukas 4:1-13

Pengantar
Saudara dan saudariku
Bacaan injil hari ini berbicara tentang cobaan yang dialami oleh Yesus. Dikatakan bahwa: ”setelah setan tidak berhasil menggoda Yesus, ia mengundurkan diri menunggu waktu yang tepat”. Hal ini mengingatkan bahwa hidup kita merupakan suatu perjuangan tanpa henti melawan kejahatan. Dengan rahmat Allah, kita tentu berharap dapat mengalahkan kejahatan. Yesus yang dapat mengalahkan kejahatan memberikan kita kekuatan bahwa kita pun dapat mengalahkan kejahatan itu, terutama kejahatan di dalam diri kita.

Renungan

Saya akan mengawali permenungan kali ini dengan sebuah kisah imajinatif: ada seorang rahib yang amat suci dan terkenal. Dia ingin sekali mengetahui apa yang ada di dalam hati orang dan mencoba melakukan test sejauh mana orang-orang itu itu mengenal diri sendiri. Dia berdiri di depan pintu biara dan ada beberapa orang yang lewat di depannya. Orang pertama yang lewat, dia panggil dan mengundang masuk ke dalam pondoknya. Kemudian rabbi itu bertanya: “Seandainya anda menemukan sebuah dompet dengan jumlah uang yang banyak, kira-kira 2 juta rupiah. Apa yang akan anda lakukan?"

Orang pertama itu menjawab: “Saya pasti akan segera mengembalikan dompet beserta isinya itu kepada pemiliknya. Saya pasti akan bisa menemukan pemilik dompet tersebut karena di dalam dompet itu pasti ada kartu identitas dan alamatnya. Saya pasti akan mencarinya.

Bodoh, kamu”, kata rabbi itu.

Kemudian datanglah orang yang lain. Dengan cara yang sama, Rabbi itu mengundang dia masuk ke dalam pondoknya. Pertanyaan yang sama diajukan: “Seandainya anda menemukan sebuah dompet dengan jumlah uang yang banyak, kira-kira 2 juta rupiah. Apa yang akan anda lakukan?"

Orang kedua itu menjawab: “Saya tidak akan mengembalikan dompet dan uang itu. Saya tidak bodoh untuk membiarkan rejeki yang datang itu berlalu begitu saja”.

Mendengar jawaban orang kedua tadi, rabbi itu menjawab: “bajingan, kamu”.

Kemudian lewatlah orang yang ketiga. Sekali lagi Rabbi itu mengundang dia untuk masuk ke dalam pondoknya. Pertanyaan yang sama diajukan: “Seandainya anda menemukan sebuah dompet dengan jumlah uang yang banyak, kira-kira 2 juta rupiah. Apa yang akan anda lakukan?

Orang ketiga itu menjawab: “Saya bingung tentang apa yang harus saya lakukan dalam situasi seperti itu. Yang pasti, setan pasti akan menggoda saya untuk tidak mengembalikan dompet tersebut. Dapatkah saya mengalahkan godaan si jahat itu? Saya tidak tahu. Tetapi jika Allah memberikan saya rahmat kekuatan untuk mengalahkan bujukan dosa itu, maka saya pasti akan mengembalikan dompet beserta isinya kepada pemiliknya.”

Mendengar jawaban orang ketiga itu, sang Rabbi menjawab: “Kata-katamu sangat indah. Kamu sungguh orang yang bijaksana

Saudara dan saudariku
Rabbi tadi menyebut orang yang pertama: “Bodoh” mengapa? Karena orang itu nampaknya tidak mengenal dirinya sendiri. Orang pertama tadi merasa bahwa dengan kekuatannya sendiri dia dapat mengalahkan godaan atau kejahatan yang ada di dalam dirinya. Setiap kita dapat jatuh ke dalam dosa. Manusia jatuh ke dalam dosa, bukan karena dia lemah, tetapi karena ia merasa bahwa ia kuat.

Lantas, terhadap orang kedua tadi, sang Rabbi berkata: ”Bajingan, kamu” karena orang itu tidak lagi punya kesadaran akan moralitas yang benar. Dia mempersiapkan diri untuk mengambil atau mencuri sesuatu yang bukan dari dirinya. Dan nampaknya hal itu telah ia lakukan selama itu. untuk orang semacam itu, godaan dilihat sebagai kesempatan untuk memperkaya diri sendiri. Ia hidup dari keringat orang lain. Kalau di paroki kita, bukan orang menemukan uang sebanyak itu, tetapi masuk kamar pastor dan mencurinya. Nah itu lebih kurang ajar lagi.

Sedangkan kepada orang yang ketika sang Rabbi memujinya sebagai orang yang baik dan bijaksana. Mengapa? Karena orang ketiga tadi nampaknya sangat mengenal kelemahan yang ada di dalam dirinya. Dia berharap bahwa ketiga mengalami godaan, dia bisa mengatasi godaan tersebut dengan melakukan hal yang benar. Dan dia tahu, bahwa untuk melakukan hal yang benar, dia tidak bisa mengandalkan kekuatannya sendiri, tetapi dia berharap akan rahmat Allah. Dan karena itu, orang ketiga tadi nampkanya senantiasa mendekatkan dirinya pada Allah untuk memohonkan kekuatan ketika mengalami godaan.

Saudara dan saudariku.
Setiap kita ini lemah dan sangat rentan akan kejahatan. Tidak ada orang yang kuat terhadap godaan atau kejahatan. Ini adalah suatu kebenaran yang mungkin selalu menggusik kita. Saya kira persoalan terbesar orang zaman ini adalah gagal mengenal diri sendiri untuk mengakui kejahatan yang ada di dalam dirinya dan bagaimana menyikapi hal itu.

Kita memang harus melawan kejahatan. Pertama, kejahatan yang ada dalam masyarakat. Kedua, kejahatan yang ada di dalam diri kita sendiri; dan ini adalah usaha yang paling sulit.

Pertama, soal kejahatan yang ada di dalam masyarakat. Salah satu kejahatan yang ada di dalam masyarakat yang menjadi sorotan kita tahun ini adalah kemiskinan. Tema APP kita adalah: ”Mari bekerja sama melawan kemiskinan

Paus Benediktus XVI dalam ensikliknya yang kedua ”Caritas in Veritate” mengatakan bahwa ”semua usaha di bidang ekonomi dan keuangan tidak bisa tidak harus juga mempertimbangkan untuk kebaikan banyak orang, dan tidak untuk diri sendiri.

Selama masa prapaskah ini kita diajak untuk menyangkal diri, berarti kita tidak boleh hanya berpikir untuk kepentingan diri sendiri, tetapi juga memikirkan kesejahteraan orang lain. Kesejahteraan itu tidak berarti terpenuhinya segala kebutuhan kita. Tetapi Paus menegaskan bahwa tidak ada kesejahteraan yang sejati jika masih ada orang lain di sekitar kita yang tidak sejahtera! Karena itu, Bapak Uskup kita tahun ini mengajak kita semua: ”Mari bekerja sama melawan kemiskinan”. Melalui bahan-bahan pendalaman APP, semoga iman kita bertumbuh dalam suatu tindakan yang nyata.

Salah satu tindakan melawan kemiskinan yaitu bermatiraga dengan menyisihkan sebagian dana dari kebutuhan harian kita dengan memasukan untuk kebutuhan orang miskin. Itu kita lakukan melalui amplop Paskah. Akan tetapi umat selalu mengisih amplop paskah itu pada akhir masa prapaskah jika ketua lingkungan mulai mengumpulkannya. Nah ini bukan maksudnya, tetapi dana itu harus disisihkan setiap hari.

Kedua, soal kejahatan yang ada di dalam diri kita sendiri. Setiap kita terlahir dalam keadaan berdosa. Mzm 51: 7 ”Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakan, dalam dosa aku dikandung ibuku.” sehingga melakukan sesuatu yang baik dan benar adalah hal yang tidak mudah. Hal yang paling sulit adalah mengalahkan diri sendiri.

Bacaan Injil hari ini menampilkan kisah tentang godaan yang dialami oleh Yesus. Godaan yang dialami oleh Yesus adalah godaan setiap umat Kristiani sepanjang zaman: yaitu godaan untuk hidup dengan mengandalkan barang-barang materi, godaan untuk mencari kemuliaan sendiri daripada kemuliaan Allah dan godaan untuk tidak beribadah kepada Allah tetapi menyembah kepada kekuatan-kekuatan duniawi atau bahkan kekuatan-kekuatan jahat.

Dalam Injil tadi dikatakan bahwa setelah tidak berhasil menggoda Yesus, setan mundur dari pada-Nya dan menunggu waktu yang tepat.

Rasul Petrus mengingakan kita: ”Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya. Lawanlah dia dengan iman yang teguh..." (1 Pet 5: 8-9).

Nah...bagaimana kita dapat mimiliki iman yang teguh kalau kita tidak pernah berdoa? Orang ketiga dalam kisah imajinatif tadi, dipuji oleh Rabbi sebagai orang yang bijaksana karena dia tahu kelemahannya dan karena itu dia senantiasa berusaha untuk dekat dengan Tuhan agar diberi kekuatan. Demikianpun hendaknya kita. Kita tidak bisa mengandalkan kekuatan kita sendiri.

Saudara dan saudariku
Allah senantiasa ada bersama dengan kita dalam perjuangan dan pergulatan kita melawan kejahatan. Dia akan mau membantu kita jika kita mohon kepadanya. Semoga bersama St. Paulus, kita pun dapat berkata: ”Segala perkara dapat kutanggung dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku” (Flp 4:13). Amin.


Pastor Tonny Blikon, SS.CC
Paroki Sta. Odilia - Citra Raya - Tangerang

Tidak ada komentar: