Pesta Kerahiman Ilahi



Pengantar
Saudara dan saudariku
Hari ini adalah minggu II Paskah yang juga dikenal sebagai Minggu Kerahiman Ilahi. “Yesus, engkaulah andalanku,” Jesus, I trust in you” suatu ungkapan yang menyatakan sikap penyerahan diri yang hendaknya kita ungkapkan secara bersama kepada Yesus penyelamat kita karena kita menyadari kedosaan diri kita serta keinginan untuk mengalami pengampunan. Kita merayakan pesta Kerahiman ini, bukan saja karena permintaan Yesus sendiri melalui Sta. Maria Faustina, tetapi juga mengungkapkan kerinduan kita untuk mengalami Kerahiman Ilahi dan pengampunan Allah. Karena itu, baiklah pada awal perayaan ini kita mengungkapkan segala dosa dan kesalahan kita, sambil verharap dan percaya akan Kerahiman Ilahi.

Homily:

Saudara dan saudariku
Sebagaimana telah saya singgung pada pengantar tadi bahwa hari ini adalah Hari Minggu Kerahiman. Akan tetapi sebelum membicarakan hal ini, saya ingin mengajak kita untuk melihat sekilas tentang tradisi tentang hari minggu paskah kedua ini. Secara tradisional, hari ini dikenal dengan beberapa nama. Misalnya, Hari Minggu Kedua Paskah, Hari Minggu dalam oktaf paskah, Hari Minggu Thomas, Hari Minggu Putih, sekarang lebih dikenal sebagai hari minggu Kerahiman Ilahi. Setiap nama yang saya sebutkan tadi memfokuskan salah satu aspek dari perayaan kita hari ini.

Disebut sebagai hari minggu II paskah, dapat dengan mudah dipahami karena hari raya paskah kemarin adalah hari diangkap sebagai hari pertama paskah.

Disebut sebagai hari Minggu dalam oktaf paskah juga dapat dengan mudah dipahami kalau kita menghitung sejak hari minggu kemarin sampai hari ini yaitu hari ke delapan. Oktaf artinya ke delapan.

Disebut sebagai Hari Minggu Thomas karena bacaan Injil hari ini, berceritra tentang ketidakpercayaan rasul Thomas akan kebangkitan Yesus, sebelum ia mencucukan jari tangan ke dalam bekas paku pada lambung dan tangan Yesus. Kisah ingin mengatakan kepada kita bahwa kita pun seringkali mengalami keragu-raguan dalam iman dan kepercayaan kita, tetapi cinta Allah senantiasa memanggil kita untuk kembali kepada-Nya. Terberkatilah mereka yang sekalipun tidka melihat namun percaya. Kisah St. Thomas ini menawarkan kepada kita cara beriman yang lain. Bukan melihat baru percaya tetapi percaya sekalipun tidak melihat.

Disebut sebagai hari Minggu Putih, karena pada zaman dulu, orang-orang yang dibaptis pada malam paskah, selalu mengenakan pakaian putih sepanjang minggu ini, dan baru pada hari ini, mereka menanggalkan pakaian putih itu dalam perayaan ini. Tradisi ini tidak lagi dikenal pada zaman sekarang.

Untuk saat ini, hari ini lebih dikenal sebagai Hari Minggu Kerahiman. Ini merupakan pesta yang agak baru dan sangat menarik bagi saya, karena ini merupakan satu-satunya pesta yang didasarkan pada pewahyuan pribadi kepada St. Faustina. Yesus sendiri yang menghendaki agar hari ini dirayakan hari pesta Kerahiman Ilahi-Nya. Yesus sendiri menentukan bahwa Hari Minggu sesudah paskah, dirayakan sebagai Hari Minggu Kerahiman.

Saya mau Tanya: berapa dari umat yang mengadakan novena Kerahiman Ilahi yang dimulai pada hari Jumad Agung yang lalu?

Mungkin ada yang belum pernah dengar atau dengar hanya sekilas tentang Devosi Kerahiman Ilahi ini. Memang devosi ini relative agak baru. Adalah Paus Yohanes Paulus II-lah yang menetapkan bahwa Hari ini adalah Hari Minggu Kerahiman ini berdasarkan kehendak Yesus sendiri. Sebelum itu, devosi Kerahiman Ilahi ini dilarang oleh gereja terutama oleh uskup setempat di mana Sta. Faustina hidup. Tetapi setelah Kardinal Karol Wojtyla terpilih, dia merasa terpanggil untuk memperkenalkan devosi ini. Dan setelah terpilih menjadi Paus, ia justru memperkenalkan devosi ini kepada seluruh gereja. Tergerak oleh permenungan akan Allah sebagai Bapa yang Maharahim, maka beliau menghendaki agar sejak saat ditetapkannya, Minggu Paskah II secara resmi dirayakan sebagai Minggu Kerahiman Ilahi oleh segenap Gereja semesta. Hal ini dimaklumkan beliau pada tanggal 30 April 2000, tepat pada hari kanonisasi St Faustina Kowalska.

Saudara dan saudariku
Terdorong oleh semangat yang berkobar untuk menggairahkan semaksimal mungkin praktek Devosi Kerahiman Ilahi dalam diri umat Kristiani dengan harapan mendatangkan buah-buah rohani yang berguna bagi kaum beriman, maka pada tanggal 13 Juni 2002, Almarhum Yohanes Paulus II memaklumkan bahwa Gereja memberikan indulgensi, baik indulgensi penuh maupun sebagian, kepada mereka yang mempraktekkan Devosi Kerahiman Ilahi dengan syarat-syarat seperti yang ditetapkan Gereja.

Saudara dan saudariku
Tentang Pesta yang kita rayakan hari ini, Yesus sendiri mengatakan:

“Pesta ini muncul dari lubuk kerahiman-Ku yang terdalam, dan diperteguh oleh kedalaman belas kasih-Ku yang paling lemah lembut (420)…. Adalah kehendak-Ku agar pesta ini dirayakan dengan khidmad pada hari Minggu pertama sesudah Paskah.… Aku menghendaki Pesta Kerahiman Ilahi menjadi tempat perlindungan dan tempat bernaung bagi segenap jiwa-jiwa, teristimewa para pendosa yang malang. Pada hari itu, lubuk belas kasih-Ku yang paling lemah-lembut akan terbuka. Aku akan mencurahkan suatu samudera rahmat atas jiwa-jiwa yang menghampiri sumber kerahiman-Ku (699)”

Saudara dan saudariku
Dari permintaan Yesus di atas, kita bisa meliht bahwa inilah hari di mana Kasih Allah dilimpahkan ke dalam hati kita dengan cara yang lebih istimewa. Yesus berjanji untuk menganugerahkan pengampunan penuh atas dosa dan penghukuman pada Pesta Kerahiman Ilahi, seperti dicatat sebanyak 3 kali dalam Buku Catatan Harian Sta. Faustina. Setiap kali dengan cara berbeda.

“Aku akan menganugerahkan pengampunan penuh kepada jiwa-jiwa yang menerima Sakramen Tobat dan menyambut Komuni Kudus pada Pesta Kerahiman Ilahi (1109).”

“Jiwa yang menghampiri Sumber Hidup pada hari ini akan dianugerahi pengampunan penuh atas dosa dan penghukuman (300).”

“Jiwa yang menerima Sakramen Tobat dan menyambut Komuni Kudus akan mendapatkan pengampunan penuh atas dosa dan penghukuman (699).”

Lebih lanjut Yesus mengatakan:
Yesus sendiri memberikan janji itu. Dia katakan: “Pada hari itu, lubuk belas kasih-Ku yang paling lemah-lembut akan terbuka. Aku akan mencurahkan suatu samudera rahmat atas jiwa-jiwa yang menghampiri sumber kerahiman-Ku. Jiwa yang menerima Sakramen Tobat dan menyambut Komuni Kudus akan mendapatkan pengampunan penuh atas dosa dan penghukuman. Pada hari itu seluruh pintu-pintu rahmat Ilahi dari mana rahmat-rahmat mengalir akan dibuka (699).”

Saudara dan saudariku.
Dari kutipan-kutipan dari catatan harian Sta. Faustina di atas, Nampak bahwa Tuhan kita menunjukkan dengan jelas apa yang Ia tawarkan kepada kita dalam Komuni Kudus dan betapa amat melukai hati-Nya apabila kita acuh tak acuh terhadap kehadiran-Nya. Tentang hal ini, Yesus katakan dalam beberapa kutipan berikut ini:

“Sukacita-Ku yang besar adalah mempersatukan DiriKu dengan jiwa-jiwa. Apabila Aku datang ke dalam hati manusia dalam Komuni Kudus, tangan-tangan-Ku penuh dengan segala macam rahmat yang ingin Aku limpahkan atas jiwa. Namun, jiwa-jiwa bahkan tak mengindahkan Aku; mereka mengacuhkan DiriKu dan menyibukkan diri dengan hal-hal lain. Oh, betapa sedih Aku sebab jiwa-jiwa tak mengenali Kasih! Mereka memperlakukan-Ku bagaikan suatu benda mati (1385)….”

“Sungguh amat menyakitkan hati-Ku apabila jiwa-jiwa religius menerima Sakramen Cinta Kasih hanya karena kebiasaan belaka, seolah mereka tak mengenali santapan ini. Aku tak mendapati baik iman maupun kasih dalam hati mereka. Aku datang ke dalam jiwa-jiwa demikian dengan keengganan besar. Akan lebih baik seandainya mereka tak menerima Aku (1258)….”

“Betapa menyakitkan Aku bahwa jiwa-jiwa begitu jarang mempersatukan dirinya dengan-Ku dalam Komuni Kudus. Aku menanti jiwa-jiwa, dan mereka acuh tak acuh terhadap-Ku. Aku ingin mencurahkan rahmat-rahmat-Ku atas mereka, tetapi mereka tak hendak menerimanya. Mereka memperlakukan-Ku bagaikan suatu benda mati, padahal Hati-Ku penuh cinta dan belas kasih. Agar engkau dapat memahami setidak-tidaknya sedikit rasa sakit-Ku, bayangkanlah seorang ibu yang paling lembut hati, yang amat mengasihi anak-anaknya, namun anak-anaknya itu menolak kasihnya. Bayangkan betapa pilu hatinya. Tak seorang pun akan mampu menghibur hatinya. Begitulah, gambaran akan kasih-Ku (1447).”

Saudara dan saudariku
Janji Yesus akan pengampunan penuh merupakan suatu peringatan sekaligus panggilan. Suatu peringatan bahwa Ia nyata hadir dan nyata hidup dalam Ekaristi, berlimpah kasih bagi kita, menanti kita datang kepada-Nya dengan penuh kepercayaan. Suatu panggilan bagi kita semua untuk dibasuh bersih dalam Kasih-Nya melalui Sakramen Tobat dan Komuni Kudus - dan kita memulai hidup baru kembali. Yesus menawarkan kepada kita suatu permulaan yang baru, suatu lembaran yang bersih.

Kita renungkan pesan-pesan Yesus ini dan bertanya dalam diri kita sendiri, bagaimana kita mempersiapkan diri untuk perayaan ekaristi dan bagaimana kita bersikap selama ekaristi sedang berlangsung?

Tidak ada komentar: