Minggu Advent III-Tahun A-2010

Bacaan:
Yes 35:1-6a.10
Yak 5:7-10
Mat 11:2-11

Pengantar

Pada Minggu Ketiga Adven atau dikenal sebagai "Minggu Sukacita" - St Paulus mengajak kita untuk bersukacita. Dia mengingatkan kita untuk menyingkirkan dari hati kita segala kecemasan dan ketakutan, karena Tuhan sudah dekat

Dalam Injil nanti,, St Yohanes Pembaptis mendesak kita untuk bermurah hati, bersikap adil dan senantiasa mengarahkan pikiran kita kepada pelayanan. Inilah hal-hal praktis yang mesti kita bangun sebagai persiapan kita untuk menyambut Natal. Dalam masa penantian yang penuh harapan ini, marilah kita semakin bersikap terbuka untuk menyambut Yesus. Inilah sikap dasar yang paling penting, yang ingin Yesus temukan di dalam diri kita sehingga pada natal nanti, Ia dapat membawa suatu pembaharuan dalam diri kita; suatu kelahiran baru yang tentu sangat kita harapkan.

Homili

Saudara dan saudariku.
Dalam bacaan Injil tadi kita mendengar bahwa Yohanes Pembaptis telah dipenjarakan. Kita semua pasti tahu alasan mengapa ia dipenjarakan. Menurut sejarawan Yahudi, Yosefus Flavius, penjara itu berada di benteng istana Machaerus, yang dibangun oleh Herodes Agung yang letaknya di pegunungan curam Moab dekat dengan laut tengah pada pesisir Laut Mati. Ketika berada di dalam penjara, Yohanes Pembaptis terus mengikuti perkembangan Kerajaan Allah yang kedatangannya telah ia mulai. Ia mendengar banyak hal yang dilakukan oleh Yesus, sehingga ia mengirim para muridnya untuk kepada Yesus: “Engkaukah dia yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan orang lain?”

Yesus tidak menjawab pertanyaan itu hanya dengan mengatakan: “YA” atau “bukan” tetapi dia menjawab dengan sebuah cara dimana Yohanes Pembaptis dapat mengerti: “Pergilah dan katakankanlah kepada Yohanes apa yang kamu dengar dan apa yang kamu lihat: orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang misin diberitakan kabar baik”

Setelah murid-murid Yohanes pergi, Yesus mulai berbicara tentang Yohanes dengan mengajukan pertanyaan kepada orang banyak: “Untuk apakah kamu pergi ke padang gurun? Apa yang ingin kalian lihat di padang gurun?

Tentu mereka ke sana untuk mendengarkan pewartaan Yohanes Pembaptis dan menerima pembaptisan demi pengampunan dosa.

Saudara dan saudariku
Untuk apakah kamu pergi ke padang gurun? Apa yang ingin kalian lihat di padang gurun? Pertanyaan ini pernah ditanyakan lebih dari 2000 tahun yang lalu dan terus mengema hingga saat ini. Pertanyaan ini sangat penting untuk setiap kita saat ini.

Dalam konteks kita sekarang, untuk apa kamu datang ke gereja? Apa yang ingin kalian lihat? Apa yang ingin kalian dengar? Atau lebih jauh lagi, ketika memutuskan untuk mengikuti Kristus, apa sih yang kita cari?

Ada sebuah kutipan yang menarik untuk kita renungkan bersama:

When I say, I am a Christian, I am not shouting “I have been saved but I am whispering “I get lost that’s why I chose this way.

When I say, I am a Christian, I don’t say with human pride but I am confessing I stumble-needing God to be my guide.

When I say, I am a Christian, I am not trying to be strong but I am professing that I am weak and pray for strength to carry on.

When I say, I am a Christian, I don’t wish to judge. I have no authority… I only know that I am loved.


Saudara dan saudariku
Dengan dibaptis, tidak serta merta membuat anda dan saya menjadi seorang Kristen. Itu sama seperti memiliki sebuah piano di rumah tetapi anda bisa memainkannya.

Pagi tadi saya BBM seseorang, ‘apakah yang kamu cari sebagai murid Yesus? Dia menjawab: “Bisa mengikuti sikap sebagai murid Yesus yang baik”

Yesus berkata: "Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu." (Yoh 8:31-32).Juga dalam Yoh 13: 35 Yesus berkata: “Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi”.

Jadi menjadi murid Yesus berarti mengikuti ajaran Yesus. Dkl, orang Kristen itu berarti orang yang mempraktekan seluruh ajaran Yesus.

Saudara dan saudariku yang terkasih.
Untuk apakah kamu pergi ke padang gurun? Apa yang ingin kalian lihat di padang gurun? Kita orang Katolik perlu bertanya kepada diri kita sendiri: Apa sih yang ingin saya dengar? Apa sih yang ingin saya cari dalam hidup ini?

Apakah kita ingin mendengar tentang kebenaran, apakah kita bersedia mengubah cara hidup kita secara radikal?

Apakah kita mau mendengar pewartaan Yohanes Pembaptis: “Bertobatlah sebab Kerajaan Allah sudah dekat…. Ratakanlah jalan bagi Tuhan dan persiapkanlah jalan bagi-Nya” dan bersedia mengubah cara hidup kita?

Ataukah kita kita adalah orang tidak terlalu serius menanggapi pewartaan Yohanes Pembaptis. Sama seperti orang farisi dan ahli taurat yang juga pergi ke padang gurun tetapi tidak menanggapi dengan serius seruan Yohanes Pembaptis. Yohanes Pembaptis sebetulnya telah menegur mereka dan meminta mereka untuk bertobat tapi mereka tidak mau.

Saya tertarik dengan status FB dari seorang pada tanggal 27 November yang lalu: ”besok udh minggu adven 1..... kita sdh memasuki masa penantian dan tentu masa pertobatan untuk menyambut natal yang sukacita....... ayooooo bertobat."

Besar harapan saya bahwa kalimat itu tidak menjadi kalimat yang kosong.

Saudara dan saudariku
Kalau kita mau disebut sebagai pengikut Kristus, kalau kita mau disebut sebagai orang Kristen, Katolik...maka kita harus menjalani cara hidup yang kita sebut sebagai pertobatan yang terus menerus. Apakah kita mau menerima cara hidup ini?

Saudara dan saudariku
Sekarang saya mau bertanya: apakah anda mau mendengar suara nabi yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan bagi Tuhan, luruskanlah jalan baginya?

Mau?

Padang gurun itu adalah hatimu. Sang nabi berseru dari kedalaman hatimu : “bertobatlah" Suara itu berseru : Berbaliklah dari dosamu dan kembalilah kepada Tuhan. Suara itu berseru: carilah Tuhan dengan hati yang sabar.

Yesaya 55 :6 mengatakan “Carilah Tuhan selama Ia berkenan ditemui, berserulah kepada-Nya selama Ia dekat”

Saudara dan saudariku…
Jika kita mau melakukan semuanya ini maka sebagaimana nabi Yesaya dalam bacaan pertama tadi mengatakan: “padang gurun dan padang kering akan bergirang”

Inilah yang ingin gereja katakan kepada kita pada hari minggu ini, yang disebut sebagai Minggu sukacita…..karena itu, lilin advent yang ketiga.

Kita sudah berada di tengah masa advent ini....karena itu marilah kita menanggapi dengan serius seruan nabi ini, sehingga pada perayaan natal nanti, padang gurun hati kita yang kering boleh bersukacita menyambut Sang Raja di dalam hati kita. Amen.

Tidak ada komentar: