Kisah Cintaku

Sharing Pastoral
Oleh Pastor Felix Supranto, SS.CC

Pujian dan penyembahan malam itu mengalirkan romatika cinta Tuhan. Setelah acara pujian dan penyembahan, seorang bapak memintaku singgah ke rumahnya. Ia pulang lebih dahulu untuk mempersiapkan segalanya. Aku menikmati tingkah lakunya ketika aku sampai di rumahnya. Ia menyanyikan lagu “Kisah Cintaku” yang dinyanyikan oleh Chrisye dengan penuh penghayatan sambil memandang foto dirinya bersama istrinya. Ia mengenang masa lalunya yang indah bersama dengan istrinya. Istrinya merupakan anugerah Tuhan yang terindah dalam hidupnya. Mereka selalu bersama-sama sejak Sekolah Dasar karena orangtua mereka sangat akrab dan rumah mereka berdekatan. Kedekatan mereka menumbuhkan cinta di hati mereka ketika mereka duduk di bangku SMA. Mereka mengagungkan “kesetiaan dan pengorbanan. Mereka berikrar bahwa cinta mereka ini merupakan cinta yang pertama dan yang terakhir. Cinta mereka tidak akan pernah purna, bahkan oleh Alam baka. Cinta mereka diukirkan dalam sebuah pernikahan gereja yang sangat mengesankan. Mereka dikaruniai tiga putera sebagai hadiah dari Tuhan pada perkawinan mereka. Tanpa diduga sebelumnya, sang istri pada usia empat puluh tahun mengalami gagal ginjal. Ia sudah dibawa ke China berkali-kali selama dua tahun dalam usaha transplantasi ginjal. Namun, tidak ada satu ginjalpun yang cocok dengan dirinya. Sang suami tidak menyerah untuk mencarikan donor ginjal bagi istrinya karena ia yakin bahwa pada waktunya Tuhan akan menurunkan kemurahan-Nya asalkan ia tetap tekun berdoa. Doanya sangat sederhana, tetapi mendalam : “Tuhan, aku percaya kepadaMu”. Tuhan sungguh menepati janjinya. Pada suatu siang, staff rumah sakit di China mengabarkan bahwa ginjal telah tersedia bagi istrinya dan ia harus segera datang. Hatinya penuh dengan kegembiraan. Ia menyampaikan kabar sukacita ini kepada istrinya yang terbaring lemah di kamarnya. Istrinya menatapnya dengan sinar mata yang teduh. Pelan-pelan ia menutupkan kelopak matanya selama-lamanya. Istrinya itu ternyata menulis sebuah pesan dengan huruf-huruf yang indah di buku hariannya : “Hon, cinta dan pengorbananmu mengiringi langkahku pulang ke Rumah Bapa. Ketika donor ginjal telah tersedia, berikanlah kepada orang yang sangat membutuhkannya, khususnya yang anak-anaknya masih memerlukan pendampingannya. Aku tetap hidup di dalam dirinya”. Kisah cinta anak Tuhan yang mengharukan. Tanpa ada komando, kami menyanyikan syair-syair lagu “Kisah Cintaku” yang diiringin dengan deraian air mata sebagai penutup sharing makna cinta pada malam itu :

Di malam yang sesunyi ini
Aku sendiri tiada yang menemani
Akhirnya kini kusadari
Dia telah pergi tinggalkan diriku

Adakah semua 'kan terulang
kisah cintaku yang seperti dulu
Hanya dirimu yang kucinta dan kukenang di dalam hatiku
Takkan pernah hilang bayangan dirimu untuk selamanya

Mengapa terjadi kepada diriku
Aku tak percaya kau telah tiada
Haruskah kupergi tinggalkan dunia
Agar aku dapat berjumpa dengan mu


“Terimakasih Tuhan, Engkau telah menunjukkan kepadaku adanya cinta adikodrati dalam diri dua manusia”, doaku kepadaNya. Cinta adikodrati mampu menyegarkan cinta yang telah layu akibat pengkhianatan, penindasan, dan penganiayaan. Tuhan telah mematrikan nafas cinta-Nya ke dalam hati setiap insan. Cinta adalah perasaan yang bernyawa. Ia ingin dicari. Ia ingin dirindukan. Ia ingin dipertahankan. Ia ingin dihidupi. Ia tidak mau dipermainkan. Cinta akan memancarkan keindahan jika tidak diterlantarkan. Keindahan cinta tidak akan pernah sirna di tengah kehidupan fana di dunia yang sementara : “Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir, bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap” (1 Kor 13:8). Kekekalan cinta menggambarkan keabadian Tuhan, Sang Sumber Cinta. Jangan pernah bangga menjadi manusia seadanya, tetapi jadilah manusia yang mulia. Kucinya : jangan biarkan cinta merana, terbengkalai di tengah keegoisan. Keindahan cinta akan membuat kehidupan tak akan berakhir pada wadas kematian. Tuhan memberkati.

Tidak ada komentar: