Kardinal Suenens: Saya mencintai Legio Mariae karena keberaniannya


Selasa Pekan 23 Tahun A

Bacaan:
Kol 2: 6-15 + Mzm 145 + Luk 6: 12-19


Homily:

Para legioner yang terkasih.
Kita merayakan ekaristi ini sebagai perayaan syukur. Ada banyak hal yang membuat kita bersyukur kepada Tuhan. Kita dapat bersyukur kepada Tuhan karena pengalaman kebaikan Tuhan yang kita alami baik secara pribadi maupun secara kolektif / bersama. Hari ini kita ingin bersyukur kepada Tuhan karena pengalaman bersama ini: bimbingan Tuhan selama 90 tahun atas karya kerasulan legio Mariae di seluruh dunia.

Ketika merenungkan perayaan 90 tahun ini dan bagaimana karya kerasulan Legio Mariae yang tersebar hampir ke seluruh dunia, saya teringat akan peristiwa yang dikisahkan di dalam Kisah Para Rasul 5 dimana para rasul dihadapkan kepada Mahkama Agama dan Imam Besar mengatakan: "Dengan keras kami melarang kamu mengajar dalam Nama itu. Namun ternyata, kamu telah memenuhi Yerusalem dengan ajaranmu dan kamu hendak menanggungkan darah Orang itu kepada kami." Tetapi Petrus dan rasul-rasul itu menjawab, katanya: "Kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia.....” Setelah itu terjadi keributan besar. Tetapi Gamaliel seorang Farisi yang sangat dihormati di dalam Mahkama Agama itu, meminta supaya para rasul di keluarkan sebentar dari ruang sidang." Dan setelah itu dia berkata kepada sidang: "Hai orang-orang Israel, pertimbangkanlah baik-baik, apa yang hendak kamu perbuat terhadap orang-orang ini! Sebab dahulu telah muncul si Teudas, yang mengaku dirinya seorang istimewa dan ia mempunyai kira-kira empat ratus orang pengikut; tetapi ia dibunuh dan cerai-berailah seluruh pengikutnya dan lenyap. Sesudah dia, pada waktu pendaftaran penduduk, muncullah si Yudas, seorang Galilea. Ia menyeret banyak orang dalam pemberontakannya, tetapi ia juga tewas dan cerai-berailah seluruh pengikutnya. Karena itu aku berkata kepadamu: Janganlah bertindak terhadap orang-orang ini. Biarkanlah mereka, sebab jika maksud dan perbuatan mereka berasal dari manusia, tentu akan lenyap, tetapi kalau berasal dari Allah, kamu tidak akan dapat melenyapkan orang-orang ini; mungkin ternyata juga nanti, bahwa kamu melawan Allah.”

Saya ingin mengarisbawahi perkataan Gamaliel tersebut: ”Kalau maksud dan perbuatan mereka berasal dari manusia, tentu akan lenyap, tetapi kalau berasal dari Allah, kamu tidak akan dapat melenyapkan orang-orang ini; mungkin ternyata juga nanti, bahwa kamu melawan Allah.”

Saya berani mengatakan bahwa Legio Mariae merupakan suatu gerakan kerasulan awam yang berasal dari Allah sendiri. Toh kenyataannya adalah Legio Mariae merupakan suatu buah dari devosi yang sangat mendalam kepada Bunda Maria dan ekaristi oleh Frank Duff.

Karena devosi yang mendalam inilah maka, Allah mengilhami dia sebuah pengertian yang mendalam tentang misteri gereja sebagai Tubuh Kristus dan peranan Maria dalam misteri Kristus dan gereja.

Sebelum konsili Vatican II, gereja identik dengan kaum berjubah. Tetapi pendiri kita Frank Duff mendapat pengertian yang lain tentang misteri gereja ini. Dia ingin membagi-bagikan pengertian itu kepada orang lain bahwa gereja bukanlah kaum berjubah, tetapi gereja adalah seluruh kaum beriman. Karena itulah ia mendirikan Legio Mariae sebagai tanda cinta kasih Bunda Maria bagi dunia dan sebagai sarana untuk melibatkan semua orang yang telah dibaptis dalam tugas gereja mewartakan Injil.

Konsili Vatican II baru terjadi pada tahun 1960-an. Salah satu dekrit konsili Vatican II adalah dekrit tentang Kerasulan Kaum Awam. Konsili ini baru terjadi pada tahun 1960-an, tetapi sudah sejak tahun 1921 atau bahkan sebelumnya, Bapak Frank Duff telah mendapat pengertian bawah gereja bukanlah identik dengan kaum berjubah, tetapi gereja adalah semua murid Kristus. Karena itu kaum awam pun harus terlibat dalam kehidupan menggereja.

Saudara dan saudariku
Merenungkan tentang keterlibatan kaum awam, terutama Legio Mariae di dalam hidup menggereja, saya kira bacaan-bacaan hari ini menyodorkan kepada kita beberapa point menarik untuk kita renungkan bersama.

Bacaan Injil hari ini berbicara tentang Yesus yang memanggil murid-murid-Nya dan memilih dari antara mereka 12 rasul. Nampaknya pemilihan 12 orang itu tanpa kualifikasi atau test terlebih dahulu: ada Simon Petrus yang menyangkal sang Guru, ada Yakobus dan Yohanes yang meminta kedudukan yang mapan dalam kerajaan surga, ada Thomas yang meminta bukti kebangkitan-Nya dan juga ada Yudas Iskariot yang menjadi pengkhianat.

Apa makna Injil bagi kita hari ini, terutama bagi para legioner. Pertama, sebagai Legioner, anda terpilih dan terpanggil bukan karena kehebatanmu, tetapi semata karena kasih Tuhan. Tuhan mau supaya anda berkembang dalam rahmat kekudusan melalui kelompok kerasulan awam ini. Tujuan Legio adalah kemuliaan Allah melalui pengudusan anggotanya yang dikembangkan dengan doa dan kerjasama yang aktif. Legio menawarkan kepada kita suatu sistem, yang bila diikuti dan dihayati dalam maka sistem itu akan membentuk kepribadian kita. Yesus memilih 12 rasul untuk dibimbing dan melalui merekalah pewartaan Kerajaan Allah itu berkembang ke seluruh dunia. demikian pun Legioner adalah orang-orang yang sering berkumpul bersama pastor paroki sebagai pembimbing rohani. Legioner harus terbuka terhadap bimbimbingan dan arahan pembimbing rohani agar karya cinta kasih Allah semakin berkembang.

Kedua, Yesus memilih para rasul, bukan sebagai pengawal, preman atau bodyguard, yang siap membentengi Yesus kalau terjadi masalah> Legio Mariae bukanlah bodyguard dari pastor paroki walaupun beberapa dari kalian sudah lulus ujian tarung derajat. Kebaikan Petrus untuk melindungi Yesus pun ditolak. Legioner adalah orang-orang yang terpanggil dan terpilih untuk menjadi ’tangan kanan’ pastor paroki dalam mengembangkan tugasnya di suatu paroki. Tanpa Legio Mariae, karya kerasulan di sebuah paroki tidak akan berhasil karena hanya mengandalkan pastor paroki.

Ketiga, dalam Injil tadi dikatakan bahwa Yesus pergi ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah. Sebagai seorang manusia, layak dan wajarlah kalau Yesus berdoa dan terus berdoa. Akan terasa aneh kalau seorang manusia tidak pernah berdoa. Manusia yang tidak pernah berdoa tidak jauh berbeda dengan binatang. Karena binatang tidak pernah menyadari penciptanya sedangkan manusia menyadarinya. Apalagi kalau kita sudah beriman kepada Yesus, kebangetan kalau kita tidak pernah berdoa.

Nah....legio Mariae menawarkan kepada kita suatu spiritualitas hidup yang memadukan doa dan karya.

Legioner yang tercinta
Kardinal Suenens dari Belgia adalah orang yang gigih dalam hierarki yang memberikan dukungan kepada Legio Maria. Dia menulis buku ’Theologi Kerasulan Legio Mariae, kehidupan Edel Quinn – seorang utusan Legio yang berkarya di Afrika, dan atas desakannya Konsili Vatican II mengajukan Perawan Maria sebagai model kerasulan.

Ketika ditanyai: Apa yang membuat anda begitu mencintai Legio Maria? Dia menjawab: "Saya harus mengatakan dengan jujur bahwa hal yang membuat saya mencintai Legio Mariae adalah keberanian mereka." Para legioner menunjukkan keberanian ketika setiap minggu mereka dengan sederhana menawarkan diri untuk menjadi alat/ instrument rahmat dan membuat sesuatu menjadi mungkin bagi Tuhan untuk melakukan karya ajaib-Nya.

Sebagai Legioner, anda tidak hanya berbicara tetapi anda berharap dan mempunyai iman yang kuat untuk pergi keluar dan “berjalan di atas air”. Itulah keajaiban Legio Maria, semangat imannya dan keberaniannya, tugas apostoliknya dan ketekunannya.

Para Legioner yang terkasih
Dalam Instruksi tetap ketiga yang dibacakan setiap awal bulan: “Agar ia melakukan sejumlah kegiatan pekerjaan Legio dalam semangat iman dan dalam persatuan dengan Maria, sedemikian rupa sehingga mereka yang tersangkut dalam pekerjaan itu dan dalam para legioner sendiri dapat melihat kepribadian Kristus lagi sebagai yang diabdi”

Haruslah kita ingat bahwa Bapak Frank Duff menulis kalimat ini dengan penuh perhatian, kata demi kata sehingga membentuk suatu kalimat yang menjadi prinsip legio.

Ini harus menjadi tugas legioner, yang diserahkan kepada presidium untuk mengaturnya. Jadi bukan melakukan pekerjaan sendiri. Dalam intruksi ketiga itu terungkap suatu perasaan bahwa legioner harus senantiasa bertugas dan didorong untuk melakukan karya apostolik kapan saja dan di mana saja.

Dalam kalimat itu juga terungkap bahwa tujuan utama Legio adalah membentuk dalam diri mereka dan sesama suatu kekudusan, tetapi karakter spesifik kekudusan legioner adalah karakter apostoliknya.

Legioner bukan hanya sekeder bertemu tiap minggu berdoa bersama untuk membentuk kesucian pribadi atau untuk membangun sebuah etalase rohani: 'o ini etalase Cermin Kekudusan, o ini etalase Penghibur Orang yang Berduka cita, O ini etalase Pintu Surga, O ini etalase Ratu Para Malaikat. Bukan untuk itu. Kalau hanya sekeder datang doa bersama, maka tidak perlu menjadi legioner. Doa hendaknya tidak terpisahkan dari kehidupan apostolik. Devosi kita kepada Maria hanya akan menjadi rangkaian kata-kata di bibir saja apabila kita tidak melakukan karya kerasulan bagi keselamatan jiwa-jiwa.

Karena itu adalah tugas presidium untuk bertanya paling tidak sebulan sekali: apakah kita sungguh-sungguh melakukan tugas-tugas untuk keselaatan jiwa-jiwa? Dapatkan kita melakukannya dengan lebih baik lagi tugas luhur ini?

Karya harus jelas: dua jam seminggu dan dilakukan dalam persatuan dengan Maria. Tugas-tugas Legio adalah suatu karya yang mendalam dan suatu praktek dari Bakti Sejati Kepada Maria.

Saya ingin menggarisbawahi kalimat terakhir: ”...dalam persatuan dengan Maria, sedemikian rupa sehingga mereka yang tersangkut dalam pekerjaan itu dalam dalam para legioner sendiri dapat melihat kepribadian Kristus lagi sebagai yang diabdi.”

Ini berarti, memberikan seluruh kehidupan kita kepada Maria sehingga ia dapat mencintai Yesus melallui kita dan melayani Kristus dalam diri Legioner dan kepada siapa saja yang kita jumpai dalam karya kerasulan kita.

Buku pegangan justru mengatakan bahwa anggota aktif yang tidak menjalankan karya kerasulan, tidak pantas untuk menyandang nama sebagai legioner. Latihan-latihan rohani, seperti doa rosario, offisi, adorasi, jumad pertama, tidak cukup untuk memenuhi kewajiban legioner sebagai anggota aktif. Tentu sana sini kita merasa gagal. Misalnya, saya mau hanya hadiri rapat aja, tetapi nda bisa kalau soal kunjungan..... bagi orang semacam itu, baiklah ia berdoa untuk menohon rahmat menemukan spirit legio yang benar.

Saya berharap agar legioner di paroki santa Odilia menyambut dengan sukacita suatu karya aktif yang jelas dna mendasar setiap minggu dengan semangat apostolik yang khas, karena di dalam karya-karya itulah terdapat sumber rahmat dan hadiah terbaik yang akan Allah anugerahkan kepada kalian semua.

Santo Paulus dalam bacaan I hari ini mengajak kita untuk bersyukur karena kita telah diselamatkan. Ia mengatakan: ”Kamu telah menerima Kristus Yesus, tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam dia.” Hidup di dalam Yesus berarti juga terlibat di dalam karya perutsannya. Legio Maria dipanggil bukan saja menjadi sekolah untuk menjadi orang kudus, tetapi juga menjadi orang yang hebat dalam karya kerasulan.

Ave Maria

Tidak ada komentar: