Homili Minggu Advent IV-tahun B 2011

Oleh Pastor Tony Blikon, SS.CC

Bacaan
2Sam. 7:1-5, 8b-12, 14a, 16;
Rom. 16:25-27;
Luk. 1:26-38

Renungan:

Saudara dan saudariku
Bacaan-bacaan hari ini mengajak kita untuk berrefleksi mengenai kepenuhan janji keselamatan Allah melalui Yesus Kristus. Bahwa melalui Yesus Allah akan mendirikan Kerajaan-Nya yang akan bertahan sampai pada akhir zaman.

Mulai dari bacaan I yang diambil dari kitab 2 Sam, kita mendengar kisah tentang Daud yang menjadi raja atas bangsa Israel. Allah telah mengarunikan keamanan kepadanya terhadap semua musuh di sekelilingnya.

Karena itu, sebagai tanda baktinya kepada Allah, Daud ingin melakukan sesuatu bagi Allah. Dia mendatangi nabi Nathan dan mengungkapkan maksud baiknya: “Lihatlah, aku ini diam dalam rumah dari kayu arah, padahal tabut Allah diam di bawah tenda” – dulu boleh jadi umat tinggal di tenda tetapi sekarang kan mereka sudah punya rumah, masa sih tabut Allah tetap tinggal di tenda? Karena itu saya mau bangun sesuatu yang lebih pantas daripada sekedar tenda.

Mendengar maksud baik raja Daud, nabi Natan berkata: “Baiklah, lakukanlah segala sesuatu yang dikandung hatimu, sebab Tuhan menyertai engkau”

Tetapi nampaknya Allah punya rencana lain. Karena itu pada malam itu juga, datanglah firman Tuhan kepada Nathan untuk disampaikan kepada Daud. Intinya bahwa Allah menolak rencana baik Daud itu. Mengapa? Mendirikan rumah bagi Allah itu tidak cukup. Tetapi harus mendirikan Kerajaan Allah. Dan tidak ada yang bisa mendirikan Kerajaan Allah selain Allah sendiri.

Karena itu, dengan mempertimbangkan niat baik dan tulus dari Daud untuk menyediakan tempat yang pantas bagi Allah, maka Allah membuat sebuah janji.

Janji Allah yang panjang itu kita dengar dalam bacaan I tadi. Pada bagian akhir dari janji Allah terhadap Daud itu, Allah bersabda: “Aku akan membangkitkan keturunanmu dan Aku akan mengokohkan kerajaannya. Aku akan menjadi Bapanya, dan Ia akan menjadi anak-KU.

Di sini kita dapat mengatakan bahwa Allah telah berbicara mengenai Yesus karena Allah adalah Bapa bagi Yesus dan Yesus adalah Anak Allah. Aku akan menjadi Bapanya, dan Ia akan menjadi anak-KU.

Melalui Yesuslah keluarga dan kerajaan Daud itu akan untuk selama-lamanya dan tahta kerajaan Daud akan kokoh selama-lamanya.

Dari bacaan pertama tadi, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa pada peristiwa inkarnasi, Allah memenuhi janji-Nya kepada Daud: “Kerajaan dan keluargamu akan kokoh untuk selama-lamanya di hadapan-Ku, tahtamu akan kokoh untuk selama-lamanya”

Dalam bacaan II, kita mendengar rasul Paulus berkata: “Allah mampu menguatkan kita di dalam Roh kebenaran.” Kebenaran apa? Bahwa apa yang telah menjadi rahasia berabad-abad lamanya, dan yang telah diramalkan oleh para nabi kini telah dinyatakan kepada kita orang yang percaya bahwa Yesus adalah Hikmat Allah. Hikmat dan Kebijaksanaan Allah itu telah menjadi daging sama seperti kita supaya dia dapat mengajar kita untuk taat kepada Allah. Oleh Yesus Kristus, segala kemuliaan sampai selama-lamanya.

Dengan kata lain, rasul Paulus mau mengatakan bahwa kita harus mendengarkan, patuh dan setia kepada sabda Yesus, karena hanya melalui Dialah kita dapat mencapai keselamatan kekal.

Bagaimana hal ini bisa terjadi? Bacaan Injil hari ini memberikan jawaban.

Allah mengutus malaikat Gabriel ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunganang densang seorang bernama Yosep dari keluarga Daud. Nama perawan itu Maria.

Mengapa Lukas menyebutkan dengan lengkap bahwa malaikat Gabriel datang kepada "seorang perawan yang bertunangan dengan seorang yang bernama Yusuf dari keluarga Daud. Nama perawan itu Maria." ? Lukas merasa perlu merasa perlu menampilkan profil Maria sebagai tunangan Yusuf, orang keturunan Daud. Dengan demikian menjadi jelas bahwa berkat kedua orang inilah, Yesus nantinya menjadi keturunan Daud dan dengan demikian berhak mendapat kepenuhan janji Tuhan kepada nenek moyang dahulu. Hal ini akan ditegaskan kembali dalam silsilah Yesus (Luk 3:23-38). Dengan menyebut Maria dalam kedudukan ini, Lukas ingin mengajak pembaca melihat bahwa Gabriel memang diutus mendatangi seorang yang memungkinkan Yesus nanti lahir dalam garis keturunan Daud. Ini yang pokok. Sehingga kita tidak bisa mengatakan: “Oh…Allah memilih maria itu kan hanya kebetulan. Allah bisa memilih siapa saya wanita di dunia ini?”

Ketika Malaikat masuk ke rumah Maria, ia berkata: “Salam, hai engkau yang penuh rahmat, Tuhan menyertai engkau.”

Coba bayangkan kalau seorang malaikat dan menampakan diri kepada anda dan mengatakan hal yang sama. Mungkin kita anda dan saya akan kaget dan berkata: ‘apa-apaan ini? Sebagai manusia, tetapi bebas dari segala noda dosa, Bunda Maria juga kaget, tetapi ia bertanya dalam hatinya: ‘Apakah artinya salam itu?

Dan Malaikat menjawab: “Jangan takut Maria sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapa Allah.” – kalimat ‘beroleh kasih karunia di hadapan Allah’ berarti rahmat Allah menyertai engkau atau Allah telah memilih engkau’

Lanjut malaikat Gabriel: ”Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang putera dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. ia akan menajadi besar dan akan disebut Putera Allah yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya tahta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan.”

Secara manusiawi, orang akan berpikir bahwa Yesus putera Maria ini tidak akan mati sehingga dia dapat menjadi raja sampai pada keabadian.

Tetapi bagi orang Yahudi, sabda Tuhan dalam bacaan I tadi tidak dimengerti bahwa Allah akan mendirikan suatu kerjaan duniawi, tetapi lebih sebagai sebuah kerajaan surgawi.

“Bagaimana hal itu mungkin terjadi?” Tanya Maria. Dan malaikat menjawab: “Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu putera yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Putera Allah.”

Suatu tanda diberikan Allah supaya Maria percaya akan peristiwa itu adalah Elisabeth pun sedang mengandung seorang anak pada hari tuanya.

Akhirnya Maria pun menjawab: “Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanmu itu” – Maria sebagai seorang gadis Yahudi yang saleh sangat akrab dengan kitab suci. Dia tahu betul akan semua hal besar yang telah dikerjakan Allah bagi bangsanya: membebaskan mereka dari perbudakan Mesir, membimbing mereka melewati laut merah, mengantar mereka masuk ke tanah terjanji, dll
Setelah itu Malaikat itu meninggalkan Maria.

Saudara dan saudariku.
Bacaan-bacaan mewahyukan kepada kita bahwa Kerajaan Allah yang didirikan oleh Yesus, tidak akan berakhir.

Minggu depan kita akan merayakan Natal, - pesta kelahiran Yesus – sang Messias yang dijanjikan. Dialah yang akan mengokohkan kerajaan Daud sampai selama-lamanya – kerajaan bukan dalam arti duniawi tetapi kerajaan rohani.

Ketika nanti kita melanjutkan ekaristi ini, hendaklah kita tetap ingat bahwa Yesus Kristus ada bersama kita saat ini, sedang membangun kerajaaan rohani yang anggotanya adalah kita. Semoga kita tetap ingat dan sadar bahwa dengan mengambil bagian dalam ekaristi ini, kita ternyata sedang mengambil bagian dalam perjamuan surgawi yang tak dapat kita lihat dengan kasat mata.

Tidak ada komentar: