Natal dan Ekaristi

Renungan berdasarkan bacaan misa pagi Hari Raya Natal
oleh Pastor Tony Blikon, SS.CC

Bacaan Misa Pagi
Yes 52:7-10 Ibrani 1:1-6 Yoh 1:1-18

Saudara dan saudariku
Setelah menjalani masa persiapan selama 4 minggu dengan berbagai bacam kesibukan: pendalaman iman advent, latihan koor, rapat-rapat panitia natal, pada akhirnya kita kini merayakan natal di gereja paroki kita.

Hari-hari ini kalau kita jalan ke mall, banyak toko menawarkan discount. Kalau kita nonton TV, juga pasti menyajikan acara-acara natal. Semuanya itu mencoba untuk memberikan kegembiraan natal kepada kita. Atau saya yakin bahwa ada dari antara kalian yang siang tadi mungkin makan bersama keluarga untuk merayakan kegembiraan natal. Semua itu baik! Saya harap bahwa semua kalian mengalami kebahagiaan pada natal kali ini. Tetapi ada suatu kebahagiaan yang jauh lebih dalam yang hendaknya kita rasakan juga pada natal kali ini. Apa itu? Bahwa Allah mencintai kita dengan cara yang sangat khusus dan Ia juga menghendaki agar kita membalas kasih-Nya itu dengan cara yang khusus pula. Cinta Allah yang khusus dan istimewa itu nampak dalam pengutusan Sabda-Nya ke bumi untuk tinggal bersama dengan kita. Sabda Allah menjadi manusia dan tinggal di antara kita.

Saudara dan saudariku.
Berdasarkan bacaan Injil hari ini saya coba membangun homili ini dengan tema Natal dan Ekaristi. Dalam konteks perayaan Ekaristi saya membayangkan begini: Saat ini – mulai dari awal ekaristi sampai dengan liturgy sabda - kita seakan berada bersama Maria dan Yosep di dalam gereja ini dan beberapa saat lagi yaitu dalam komuni kudus nanti, Yesus Putera Allah akan datang kepada kita. Ia lahir kembali bagi kita.

Kalau dulu Yesus Putera Allah datang kepada kita melalui seorang wanita Yahudi. Bapa pengasuhnya adalah seorang tukang kayu. Ia lahir di dalam kandang Bethlehen dan para gembala serta kambing domba adalah saksi dari peristiwa agung itu. Dalam bayi mungil Bethlehem, Allah datang dengan cara yang tersembunyi di dalam malam yang sepi di pada Ephrata. Tetapi hari ini di dalam ekaristi, jauh di dalam lubuk hati dan jiwa kita, Yesus datang sekali lagi kepada kita, tersamar dalam rupa roti dan anggur.

Saudara dan saudariku
Cara Allah mendatangi manusia selalu terselubung oleh misteri. Kalau dulu, Allah mendatangi umat manusia – terselubung dalam misteri penjelmaan Putera-Nya yang lahir dalam kandang Bethlehem, dan saat ini sekali lagi dalam cara yang tersembunyi Allah ingin memberikan dirinya kepada kita – terselubung dalam rupa roti dan anggur. Dan sudah selama 2000 tahun lebih Allah terus mendatangi kita dengan cara seperti ini. Dalam setiap perayaan ekaristi, Allah berulangkali datang kepada kita dengan cara yang sederhana. O…betapa menakjubkan misteri yang akan kita rayakan nanti.

Saudara dan saudariku
Kedatangan Yesus telah mengubah segalanya. Kedatangan Yesus mengubah hidup manusia menjadi hidup ilahi. Allah menyatakan diri dan cinta-Nya di dalam kemanusiaan kita. Dalam ekaristi nanti, dalam roti dan anggur yang telah disucikan oleh Roh Kudus – dalam apa yang kelihatan, Allah kembali masuk ke dalam kita ciptaan-Nya.

Sebelum kelahiran dan kematian Yesus, kehidupan manusia ini adalah suatu kehampaan. Yang ada hanyalah kegelapan akibat dosa. Dalam Injil tadi dikatakan: “Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunai tidak mengenal-Nya” Bagi Yohanes, kata ‘dunia’ mengacu pada tempat beradanya kekuatan-kekuatan gelap yang melawan kehadiran Ilahi. Ke tempat seperti inilah terang ilahi tadi bersinar dan terangnya tak dikalahkan oleh kekuatan-kekuatan gelap.

Namun berkat kelahiran dan kematian Yesus, hidup manusia mendapat jaminan keselamatan kekal. Sebelum kelahiran Yesus, orang melihat Allah sebagai Dia yang jauh dan menggetarkan tetapi sekarang setelah kelahiran Yesus, Allah menjadi dekat dan menjadi bagian dari diri kita. Inilah suatu kabar sukacita yang pantas kita renungkan selalu.

Saudara dan saudariku
Hal menarik lainnya yang patut kita renungkan pada peristiwa ini adalah dengan kedatangan Yesus, kekudusan bukanlah menjadi sebuah ide yang jauh, menggetarkan dan sekaligus menakutkan tetapi kekudusan itu kini berada di dalam hati kita. Allah memberkati kita dengan daya ilahi-Nya. Nah…tugas kita adalah menjaga agar keilahian itu tidak dinodai. Tugas kita adalah terus membersihkan diri dari noda dosa supaya jati diri kita yang sebenarnya itu dapat terungkap dengan jelas. Jati diri sebagaimana Allah lihat di dalam diri kita, jati diri dalam mana Allah memanggil kita secara pribadi dengan nama kita sendiri. Dan hal ini tidak bisa kita lakukan dengan kekuatan kita sendiri melainkan kita harus bekerja sama dengan rahmat Allah.

Saudara dan saudariku
Pada bagian awal tadi saya mengatakan: Allah telah mencintai kita dengan cara yang unik dan khusus serta mengharapkan agar kita pun membalas cinta-Nya dengan cara yang khusus pula. Pilihan ini – entah kita mau membalas kasih Allah itu atau tidak - mempunyai konsekuensi. Konsekuensi ini bukan hanya untuk hidup sekarang ini, tetapi berdampak pada kehidupan yang kekal. Allah telah menawarkan diri-Nya dan sekarang kita harus menanggapi pemberian diri Allah ini. Semuanya itu tergantung pada kualitas tanggapan kita terhadap rahmat Allah yang kita lakukan dari hari ke hari.



Saudara dan saudariku.
Setiap kita ini penting dan berharga bagi Allah. Sebelum anda dan saya lahir ke dalam dunia ini, masing-masing kita telah ada di dalam pikiran Allah. Firman Allah dalam Yer 1:5 “ Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau kelaur dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau….” – Firman Allah ini berlaku bagi setiap kita.

Menurut ilmu kedokteran, setiap orang punya DNA yang berbeda dengan orang lain. Berarti setiap orang itu unik. Tidak pernah seseorang mempunyai DNA yang sama dengan nenek moyangnya atau siapa pun. Berarti bahwa anda dan saya itu unik.

Karena Anda itu unik maka Allah pun ingin dicintai oleh anda secara pribadi. Hanya Anda yang dapat mencintai Allah sebagaimana dirimu sendiri. Anda penting dan berharga di hadapan Allah. Anda adalah obyek cinta Allah yang unik dan special. Allah menciptakan anda untuk dicintai sebagaimana adanya dirimu. Sebelum kita kita dilahirkan, kita telah dicintai oleh Allah dan sekarang pun kita tetap dicintai oleh Allah.

Inti perayaan natal adalah: Allah mengutus Yesus Kristus Putera-Nya yang terlahir dari perawan Maria untuk mencintaimu yang juga terlahir dari seorang ibu. Kelahiranmu menjadi sangat penting karena kelahiran Yesus. Maka ketika Anda melihat gambar atau patung Maria yang mengendong bayi Yesus, haruslah mengingatkan anda akan ibumu yang telah melahirkan dan mengendong kita. Ada pesan Allah yang ingin disampaikan tentang siapakan anda sebenarnya melalui gambar atau patung itu.

Santo Yohanes dalam Injilnya berbicara tentang Sabda Allah yang telah menjadi daging – menjadi manusia sama seperti anda dan saya. Lebih lanjut ia mengatakan: “segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan” – artinya bahwa anda dan saya menjadi manusia – menjadi daging karena Sabda Allah. Lebih lanjut Yohanes pun berbicara tentang manusia yang menolak dan menerima Sabda Allah yang menjadi manusia itu. Yohanes mengatakan: “Semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percya dalam nama-Nya; orang-orang yang diperanakan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keingnan seorang laki-laki, melainkan dari Allah.”

Saudara dan saudariku.
Dari kutipan Injil hari ini, hendaknya kita renungkan bahwa Anda dan saya terlahir ke dalam dunia ini karena cinta Allah. Anda dan saya hidup di dunia ini karena keputusan dan kehendak Allah. Dan setelah kita lahir, Allah malahan memberikan kita hidup Ilahi Putera-Nya. Dan dalam ekaristi nanti, Allah sekali lagi ingin memberikan hidup dan daya Ilahi Puteranya kepada kita. Inilah kebahagiaan natal yang jauh lebih besar daripada penawaran discount natal yang diberikan diberbagai pusat perbelajaan. Dan ini harus mendatangkan sukacita bagi kita.

Saudara dan saudariku
Setiap perayaan ekaristi adalah sebuah natal yang lain. Setiap Ekaristi merupakan suatu kesempatan bagi kita untuk menjadi seperti para gembala yang mendengar nyanyian para malaikat. Setiap ekaristi merupakan kesempatan bagi kita untuk menjadi seperti para majus…. Setiap kita dipanggil untuk mengikuti jejak mereka untuk menemukan bunda Maria dan Yesus Puteranya – yang dikandung oleh kuasa Roh Kudus. Setiap ekaristi adalah saat di mana kita datang untuk menerima hadiah terbesar dari Allah. Hadiah itu adalah Yesus Kristus. Dialah Allah sekaligus manusia seperti kita.

Saudara dan saudariku
Nanti dalam komuni kudus, Yesus Putera Allah sekali lagi datang memasuki hidup kita. Jangan katakan bahwa anda tidak punya apa-apa yang dapat anda berikan kepada-Nya, jangan katakan bahwa anda tidak berarti karena hidupmu bergelimangan dosa. Betapa panjang dan lebarnya kasih Allah itu. Ia datang kepadamu untuk mencari balasan cintamu kepada-Nya.

Saya hanya membayangkan Yesus menyapa setiap kita yang ada di sini seperti ini:
AKU mencintaimu sebagaimana adanya engkau. Setiap kali kau gagal dalam hidup ini, gagal hidup menurut perintah-Ku, mengapa kau lalu mengira bahwa AKU kurang mencintaimu?
AKU mencintaimu sebagaimana adanya engkau…dengan segala kelebihan dan kekuranganmu.

Aku mengenal kerapuhanmu….pergumulanmu…kekurangan dan kelebihanmu. Sekalipun demikian AKU tetap mencintai engkau. Karena itu, CINTAILAH AKU SEBAGAIMANA ADANYA ENGKAU. Demikianlah AKU menghendakimu. Jangan engkau minder dan takut karena merasa tidak pantas. Kalau engkau menunggu sampai engkau merasa sempurna lalu berusaha mencintai AKU, maka engkau tidak akan pernah mencintai AKU. Sekali lagi Kuminta: CINTAILAH AKU SEBAGAIMANA ADANYA ENGKAU.


Saudara dan saudariku
Tidak ada hadiah terbesar yang dapat anda berikan kepada Allah yang hadir dalam diri bayi mungil Bethlehem selain balasan cintamu kepada-Nya.

Kutipan lagu natal:

O come let us adore Him (3X)
Christ the Lord.


Datanglah dan sembahlah Dia. Nanti sesudah misa kita bisa berdoa di depan kadang natal ini, mungkin hanya dengan terus mengulangi doa seperti ini: Yesus, aku mencintaimu. Tambahkanlah cintaku kepada-Mu. Amin.

Tidak ada komentar: