Soal SMS / Surat Berantai dan Roti Padre Pio

Aktualita

Akhir-akhir ini beredar di tengah umat SMS/surat berantai tentang roti Padre Pio. Sebelumnya - malah masih berlangsung sampai sekarang - sering pula kita baca SMS/Surat/Email tentang berbagi macam hal. Ujung-ujungnya minta diteruskan, yang diikuti dengan 'janji' dan atau 'ancaman'. Bagaimana umat harus bersikap?

Dalam pertemuan para iman pada Senin, 11 Mei yang lalu saya sempat berbincang dengan Rm M. Sriyanto, Sj, pastor Paroki St. Maria - Tangerang yang sekaligus adalah Romo Deken, dekenant Tangerang. Persoalan yang kami bicarakan adalah mengenai SMS berantai dan roti Padre Pio yang akhir-akhir ini meresahkan banyak umat. Saya berceritra tentang pernah membaca tulisannya yang dimuat dalam Buletin Paroki Regina Caeli (Warta RC). Beliau malah menyarankan agar saya menulis dengan nada yang lebih keras.

Teror Psikologi

Dari pembicaraan itu kami melihat bahwa gejala ini merupakan teror psikologi. Teror ini telah meresahkan banyak umat. Saya sebutkan beberapa bentuk teror tersebut:

1. SMS berantai tentang Maria yang berair mata darah. berita dari daerah Lembata - Flores Timur ini diminta untuk diteruskan kepada orang lain.

2. Banyak surat berantai yang katanya dari Vatican, yang berisi tentang keberuntungan karena telah mengedarkan selebran tersebut. Si penerima diminta menyebarluaskan untuk memperoleh keberuntungan. Barangsiapa yang tidak mengirimkan kepada orang lain akan mendapat celaka atau mati.

3. Adanya selebran-selebran yang ditemukan di tempat-tempat ziarah atau di gereja, atau doa-doa yang tidak jelas sumbernya yang berisi janji-janji kesuksesan sesaat.

4. Ada juga bentuk devosi kepada orang-orang kudus, yang tidak jelas riwayat orang kudus tersebut dan dari mana sumbernya.

5. Berita tentang penampakan bunda Maria atau Yesus, di suatu tempat tertentu yang membuat heboh sesaat.

6. Yang paling menghebohkan saat ini adalah roti Padre Pio. umat bingung karena menerima roti yang harus diolah dengan cara tertentu dan roti itu dianggap sakti dan membawa banyak mukjizat.

Semua bentuk teror di atas telah membuat umat resah dan sangat membingungkan. Umat hendaknya berwaspada terhadap teror semacam ini. Sebagai gembala, yang menjaga otensitas ajaran iman, kami merasa perlu untuk untuk mengatakan bahwa semua hal yang telah disebutkan di atas bukan berasal dari Roh yang baik tetapi dari roh kegelapan lewat orang-orang tertentu.

Sikap Gereja.

1. Gereja secara resmi tidak pernah mengeluarkan pernyataan-pernyataan tentang hal-hal di atas.

2. Seluruh berita/pernyataan/ajaran yang berasal dari kepausan di Roma selalu dimuat dalam lembaran resmi kepausan, ditandatangani dan dibubuhi cap kepausan.

3. Semua penerbitan selebran umum, buku, dll yang diakui Gereja hanyalah bila ada Nihil Obstat dan Imprimatur dari pejabat gereja. Nihil Obstat adalah uatu persetujuan resmi dari ahli geejani bahwa karya tau tulisan tersbut telah diteliti dan isinya tidak bertentangan dengan ajaran iman dan moral Gereja Katolik Roma. Sedangkan Imprimatur adalah pernyataan resmi dari hirarki Gereja Katolik Roma (uskup atau yang mewakilinya) bahwa karya atau tulisan tersebut tidak mengandung kesalahan dalam hal ajaran Gereja, dan moral, dan karena itu dapat disebarluaskan dan dibaca oleh umat beriman.


Sikap kita


1. Terhadap SMS/selebran berantai, roti di atas bahwkan tentang devosi dan ajaran-ajaran harus mengikuti ajaran resmi Gereja. Terhadap hal-hal di atas, gereja tidak pernah menganjurkan apalagi mengajarkan. Maka kita harus tolak tanpa harus merasa bersalah.

2. SMS /surat berantai, roti di atas merupakan pembodohan iman umat. Kita harus waspada!!! Sumber iman kita adalah Kitab Suci, Tradisi resmi gereja dan Ajaran Gereja. Sumber-sumber itu dapat digunakan sebagai patokan untuk menguji setiap masalah di atas.

3. Tentang roti Padre Pio, kami dengan tegas mengatakan bahwa roti yang menyelamatkan hanyalah ROTI EKARISTI. Tidak ada roti yang lain.

4. Mengenai devosi, baiklah kita mengikuti devosi yang resmi diakui oleh Gereja: Devosi kepada Bunda Maria, Hati Kudus Yesus, Ekaristi Suci, dan Kerahiman Ilahi. Bentuk doa-doa kepada orang kudus, harus ditandai dengan Nihil Obstat dan Imprimatur.

Patut disinggung juga bahwa segala macam devosi harus dijauhkan dari segala praktek magis.Praktek seperti ini terjadi bila orang hanya melihat kekuatan dan daya pengudusan atau penyembuhan berasal dari barang, mantra, rumusan doa, dan hitungan angka (9 kali, 3 kali, dll.). Kit harus sungguh menyadari bahwa bahwa daya atau kekuatan terkabulnya doa hanyalah berasal dari rahmat Allah. Doa dikabulkan berkat iman kepada Allah. Bukan pada jumlah berapa kali atau rumusan doa 'sakti' tertentu.

Memang iman itu melampaui akal budi manusia tetapi iman juga harus bisa dipertanggungjawabkan secara akal budi. St. Bonaventura melukiskannya dengan sangat baik "Fides Quarens Intellectum est", yang artinya: Iman mencari pembenarannya dalam akal budi manusia. Bukankah Yesus sendiri pernah berkata: "Kasihilah Tuhan Allahmu, .... dengan segenap akal budimu?" (Mat 22:37)

Maka....dalam nama Yesus, tidak perlu ragu untuk menghapus atau mengabaikan semua SMS/Surat/selebran dan roti seperti di atas, yang berisi 'perintah', 'janji' ataupun 'ancaman' yang menyesatkan tersebut. Ingat... setiap kali kita meneruskannya, kita juga telah menyebarkan 'berita sesat'. Berpeganglah pada Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium Gereja.

Pastor Tonny Blikon, SS.CC
Pastor Rekan Paroki St. Odilia - Citra Raya - Tangerang

1 komentar:

angelina_nolz mengatakan...

memang terkadang kita juga perlu menggunakan akal budi dan tidak cuma mengandalkan keimananan kita... kadang keimanan kita juga sepertinya diuji dgn cara yang sepertinya menjanjikan hal2 yang mengguntungkan sesaat padahal kita seharusnya menggerti bagaimana menanggapi yang tidak masuk akal dgn keimanan kita. gbu