Mereka Kehabisan Anggur

Homili Minggu Biara II Tahun C_2010
Oleh Pastor Tonny Blikon, SS.CC

Bacaan
Yesaya 62:1-5.
1 Kor 12:4-11
Yoh 2:1-12

Pengantar:

Saudara dan saudariku…..
Hubungan antara Gereja dan Kristus seringkali digambarkan seperti hubungan antara pengantin dan mempelainya. Gereja adalah mempelai Kristus. Kristus datang ke dalam dunia ini agar gereja sebagai mempelainya bersukacita. Hal ini dilukiskan dengan sangat jelas dalam bacaan Injil hari ini tentang perjamuan nikah di Kana. Pada akhir Injil nanti kita akan mendengar petikan Injil sbb: ”Itulah tanda pertama yang dikerjakan Yesus di Kana wilayah Galelia dan dengan itu Ia telah menyatakan kemuliaan-Nya, dan murid-murid-Nya percaya kepada-Nya”. Pertanyaannya: percaya apa? Jelas percaya akan Yesus. Tetapi percaya apa mengenai Yesus? Mereka percaya bahwa Yesus adalah pengantin gereja.

Perayaan Ekaristi adalah perjamuan Nikah Anak Domba dimana Kristus adalah Penganti dan Kita (gereja) adalah mempelainya. Karena itu pantaslah kita bersukacita pada pagi hari ini. Kita akan memberi salam satu sama lain, seperti kita memberi ucapan selamat kepada pengantin dan mempelai pada suatu pesta pernikahan.

Salaman

Kita pantas bersukacita karena peristiwa yang akan kita rayakan ini, jauh lebih besar daripada mujizat perubahan air menjadi anggur. Dalam perayaan ini, Yesus datang kepada kita dalam symbol Roti dan anggur. Ia akan memberikan Tubuh dan Darah-Nya kepada kita sebagai makanan rohani yang menguatkan perjalanan peziarahan kita.

Marilah kita mempersiapkan hati kita agar kita layak bagi Kristus.


Homili:

Saudara dan saudariku….
Ketika merenungkan bacaan Injil hari ini, saya teringat akan sebuah pengalaman tahun lalu ketika melakukan penyelidikan kanonik atas sebuah pasangan yang hendak menikah. Selesai melakukan penyelidikan saya bertanya kepada mereka: “kapan anda mau diberkati?” Calon pengantin lalu menjawab: “kami belum bisa pastikan karena masih menunggu berita dari orang tua di Jawa. Orang tua akan mencari dan menentukan tanggal dan hari yang baik untuk pernikahan kami.”

Dalam budaya Jawa, seringkali orang percaya bahwa ada ‘hari-hari baik’ atau hari yang cocok untuk melangsungkan upacara pernikahan. Hal yang sama pun terjadi atas bangsa Yahudi.

Dalam bacaan Injil tadi kita mendengar: “pada hari ketiga (hari Selasa) ada perkawinan di Kana di Galilea.” Orang Yahudi umumnya memilih hari ketiga sebagai hari pernikahan karena menurut para rabi, itulah hari di mana ciptaan mengambil bagian dalam penciptaan (Kej 1;9-13).

Hari Pertama: Terang dan Gelap. Hari Kedua: Bumi dan Langit. Hari Ketiga: Daratan dan Lautan…..lalu Tuhan berfirman: "Hendaklah tanah menumbuhkan tunas-tunas muda, tumbuh-tumbuhan yang berbiji, segala jenis pohon buah-buahan yang menghasilkan buah yang berbiji, supaya ada tumbuh-tumbuhan di bumi."

Sekali lagi hari ketiga selalu dipilih sebagai hari pernikahan karena pada hari itulah ciptaan (daratan) mengambil bagian dalam penciptaan.

Juga satu hal yang mesti kita ketahui bahwa upacara pernikahan Yahudi biasanya berlangsung antara 7-14 hari (Kej 29:27, Hak 14:15). Para undangan biasanya diberitahu pada hari ke berapa ia boleh datang dan sejak saat itu ia boleh tinggal pada sampai pesta selesai. Orang yang diundang pada hari pertama biasanya anggota-anggota keluarga terdekat.

Yesus dan para murid-Nya diundang juga ke pesta perkawinan itu. Injil tidak menyebutkan pada hari ke berapa mereka datang. Tetapi Injil mencatat bahwa ketika Yesus dan para murid-nya tiba, Maria telah ada di situ. Nampaknya Maria datang ke pesta itu pada hari pertama. Itu berarti bahwa Maria punya hubungan dekat dengan pengantin dan ia dipercayai sebagai pengawas persediaan makanan dan minuman.

Dalam pesta pernikahan itu, terjadilah suatu musibah yaitu mereka kehabisan anggur. Dalam Perjanjian Lama, ’anggur’ seringkali digunakan sebagai simbol berkat Allah bagi umat-Nya.

Dalam Kitab nabi Hosea, kita mendengar keluhaan Allah atas umat Israel yang telah meninggalkan Allah dan beribadah kepada baal, sehingga Allah pun akan meninggalkan Israel. Hal ini dapat kita lihat dalam Hosea 2: 7-8) Allah berkata: ”Tetapi dia tidak insaf bahwa Akulah yang memberi kepadanya gandum, anggur dan minyak, dan yang memperbanyak bagi dia perak dan emas yang dibuat mereka menjadi patung Baal. Sebab itu Aku akan mengambil kembali gandum-Ku pada masanya dan anggur-Ku pada musimnya,....

Lebih lanjut nabi Hosea menulis: ”Janganlah bersukacita, hai Israel! Janganlah bersorak-sorak seperti bangsa-bangsa! Sebab engkau telah berzinah dengan meninggalkan Allahmu, ... Tempat pengirikan gandum dan tempat pemerasan anggur tidak akan memberi mereka makan, dan anggur akan mengecewakan mereka.” (Hosea 9:1-2).

Tetapi dalam kitab nabi Yoel, sang nabi melihat bahwa masa itu akan berakhir. Allah akan kembali mencurahkan berkat-Nya bagi Israel: “Pada waktu itu akan terjadi, bahwa gunung-gunung akan meniriskan anggur baru...”(Yoel 3:18).

Kutipan dari kitab nabi Yoel ini ingin saya kaitkan dengan peristiwa Injil hari ini.

Jadi pada masa Perjanjian Lama dikatakan bahwa jika umat meninggalkan Allah, maka mereka akan kekurangan anggur. Mereka akan kekurangan berkat. Tetapi pada saat Yesus datang ”gunung-gunung seakan meniriskan anggur baru.” Yesus menyediakan anggur yang paling baik. Ia menyediakannya dalam kelimpahan.

Saudara dan saudariku
Ketika Yesus lahir sebagai seorang manusia, terjadilah apa yang disebut sebagai ’pernikahan antara surga dan dunia; antara Allah dan manusia. Gagasan ini nampak jelas dalam bacaan I kita hari ini: ”Engkau tidak akan disebut lagi ’yang ditinggalkan suamimu’, dan negerimu tidak akan disebut lagi ’yang sunyi’ tetapi engkau akan dinamai ’yang berkenan kepada-KU’ dan negrimu ’yang bersuami’, sebab Tuhan telah berkenan kepadamu, dan negerimu akan bersuami. Sebab seperti seorang muda belia menjadi suami seorang anak dara, demikianlah Dia yang membangun engkau akan menjadi suamimu, dan seperti girang harinya seorang memplelai melihat pengantinya perempuan, demikian Allahmu akan girang hati atasmu”.

Saudara dan saudariku
Kita kembali kepada Injil hari ini. Kehabisan anggur merupakan malapetaka yang besar bagi pengantin dan mempelai dalam bacaan Injil tadi. Pesta pernikahan itu akan kehilangan daya sukacita. Para tamu tidak lagi bersukacita. Mereka akan pulang sambil mengolok-olok pasangan itu. pengantin pasti merasa malu. Dalam hari-hari selanjutnya mereka pasti akan menjadi buah bibir / gossip masyarakat. Maria menyadari akan adanya bahaya ini, karena itu ia datang kepada Yesus dan berkata: ”mereka kehabisan anggur”.

Saudara dan saudariku
Cepat atau lambat, apa yang terjadi di Kana itu akan terjadi di dalam setiap bentuk panggilan hidup. Entah sebagai imam, biarawan dan biarawati ataupun dalam setiap bahtera perkawinan: Mereka kehabisan anggur. Apakah arti semuanya itu? Saya mengajak kita fokus hanya pada hidup perkawinan.

Hampir setiap perkawinan dimulai dengan suatu harapan yang tinggi. Setiap perkawinan dimulai dengan sebuah pesta. Pada saat itu kedua mempelai diayubahagiakan oleh keluarga, sahabat kenalan yang menunjukan perhatian dan cinta mereka dengan bunga-bunga serta berbagai macam hadiah. Setelah semuanya itu selesai mereka mungkin punya rencana untuk berbulan madu dengan penuh harapan serta mimpi-mimpi yang indah. Saat itu ‘anggur sukacita’ masih terus mengalir.

Setelah kembali berbulan madu, mereka memulai suatu hidup yang sesungguhnya: membentuk sebuah rumah tangga dan belajar untuk hidup bersama.

Pada awalnya mereka menemukan kebahagiaan karena merasa ditemani satu sama lain. Sang suami merasa bahagia karena ditemani oleh sang istri sedangkan sang istri merasa aman karena sang suami ada di sampingnya. Awal-awalnya tampak bahwa harapan dan mimpi-mimpi indah mereka selama ini telah terpenuhi. Anggur sukacita masih terus mengalir.

Tetapi… lama kelamaan, tak dapat dihindari bahwa munculnya masalah-masalah. Saat itu, ketegangan mulai timbul. Kekurangan-kekurangan di dalam setiap pribadi mulai nampak jelas. Mereka lantas menemukan bahwa ternyata mereka tidak menikah dengan seorang malaikat tetapi dengan seorang pribadi manusia yang terluka akibat dosa dan ke-ego-an. Mereka mulai kuatir akan kekurangan yang mereka temukan dalam diri satu sama lain. Bulan madu telah berlalu. Anggur sukacita telah habis.
Lantas apa yang harus dibuat? Banyak orang panic kalau hal itu terjadi dan memutuskan untuk lari. Tidak ada usaha dari mereka untuk membuat situasi kembali bahagia. Mereka tidak mau buat apa-apa. Mereka menyerah dan mengatakan: kita tidak bisa berbuat apa-apa lagi karena itu lebih baik kita berpisah saja.

Kalau orang berpikiran demikian maka orang itu sangat egois. Pasangan yang bertindak demikian hanya mementingkan diri sendiri. Mereka telah mengambil semua yang yang baik yang ada pada pasangannya dan mulai mencari kebahagiaan di tempat yang lain tanpa adanya usaha dan kerja keras.

Saudara dan saudariku.
Ada banyak faktor mengapa orang mengalami ’kekurangan anggur’ dalam hidup perkawinan. Lantas pertanyaannya adalah siapakah yang menghabiskan ’anggur sukacita’ dalam keluargamu?

Teks Injil hari ini memberikan jawaban bahwa undangan datang lebih banyak dari yang disangka dan mereka tinggal lebih lama dari yang diharapkan. Ada 6 tempayan yang disediakan untuk upacara pembasuhan. 1 tempayan isinya sekitar 100 liter. Kalau 1 orang menghabiskan 1 liter air untuk membasuh ritual pembasuhan kaki, maka diperkirakan ada sekitar 600 orang atau lebih yang diundang.

Dalam kehidupan keluarga sekarang ini, Siapakah yang menghabiskan ”anggur sukacita” dalam keluargamu? Saya akan menjawab dengan kisah, dengan harapan semua bisa memahami.

Ada seorang Bapa datang kepada Pendeta dan bercerita: ”Ada orang yang tak diundang yang datang ke rumah kami dan manghabiskan anggur perkawinan kami. Istri saya yang salah. Dia tidak menutup pintu rumah. Sebaliknya, ia mempersilakan tamu tak diundang itu masuk. Dan mereka minum anggur itu sampai habis, ketika saya keluar bekerja.” Suami yang malang itu dengan suara yang rendah karena malu melanjutkan: ”Sejak saat itu, saya tidak pernah diberi minum anggur lagi oleh istri saya.”

Pendeta itu merasa kasihan suami tadi dan memutuskan untuk mereka bertiga bicara bersama. Apa yang ia dengar? Sang Istri berkata: ”Suami saya yang salah. Dia selalu tinggal lama-lama di kantor. Pulang kerja selalu larut malam. Setiap kali pulang kadang saya melihat bekas lipstik di kancing baju nomor 3. Dia tidak pernah memberi salam. Saya sudah mencoba berkali-kali dengna kata-kata manis, tetapi tidak mendapat jawaban. Selesai makan dia langsung membaca koran atau nonton TV. Pendeta pasti tahu bahwa wanita selalu ingin diperhatikan, disapa dengan lembut, dibelai. Ia tidak pernah lagi melakukan hal itu, karena itu ia pantas mendapatkan akibatnya.”

Saudara dan saudari
Hadirnya orang ketiga dalam pesta perkawinan anda atau kesibukan anda pada hal-hal lain yang menyita waktu sehingga anda tidak punya waktu untuk pasangan bisa membuat anggur sukacita dalam hidup perkawinan anda habis. Sukacita menjadi hilang.

Ingat saudara dan saudariku. Virus yang merusak ciptaan Allah masuk melalui kehidupan keluarga. Dan Allah melakukan pekerjaan ciptaan baru dengan cara memulihkan sukacita dan keharmonisan dalam kehidupan keluarga.

Pada hari ketiga dalam penciptaan pertama, Allah menjadikan daratan dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan. Dunia menjadi taman yang subur. Banyak tananaman tumbuh, salah satu diantaranya adalah pohon anggur. Tetapi buahnya yang dihasilkan rasanya masam, kecut dan tidak baik. Dalam Yesaya 5:1-2, kita baca: ”Aku hendak menyanyikan nyanyian tentang kekasihku, nyanyian kekasihku tentang kebun anggurnya: Kekasihku itu mempunyai kebun anggur di lereng bukit yang subur. Ia mencangkulnya dan membuang batu-batunya, dan menanaminya dengan pokok anggur pilihan; ia mendirikan sebuah menara jaga di tengah-tengahnya dan menggali lobang tempat memeras anggur; lalu dinantinya supaya kebun itu menghasilkan buah anggur yang baik, tetapi yang dihasilkannya ialah buah anggur yang asam.” Anggur dari ciptaan pertama sudah rusak karena dosa. Anggur itu kemudian merusak hidup manusia. Dikatakan bahwa Nuh mabuk karena anggur. Sukacita keluarga segera berubah menjadi dukacita. Suami-istri saling menuduh dan mempersalahkan. Adam menuduh Hawa, Hawa mempersalahkan ular.

Pekerjaan pemulihan itu terjadi pada ’hari ketiga’, yaitu pada pesta pernikahan di Kana. Hari ketiga menurut Injil-injil adalah hari kebangkitan. Dunia diperbaharui melalui kebangkitan Yesus; dan itu dikatakan pada hari ketiga. Jadi dengan mengatakan ’pada hari ketiga’ penginjil Yohanes mau mengajak kita masuk dalam karya penyelamatan Allah untuk dunia.

Saudara dan saudariku....
Yesus hadir dalam setiap bahtera hidup perkawinan. Dia mengingin agar keluarga sebagai gereja kecil bersukacia dalam hidup perkawinan. Paus Yoh. Paulus II (alm) pernah mengatakan ini kepada setiap pasangan keluarga: ”Percayalah akan kekuaran rahmat sakramen yang Yesus berikan pada hari pernikahanmu. Rahmat itu memperteguh ikatan perkawinan, dan membantumu untuk mengatasi segala persoalan dalam hidup bersama. Orang-orang yang menikah harus percaya bahwa rahmat sakramen pernikahan itu menjadikan mereka kudus. Melalui hidup perkawinanmu, kalian dipanggil untuk memberi kesaksian tentang cinta Kristus

Saudara dan saudariku
Menarik kalau kita melihat peranan Maria dalam peristiwa injil tadi. Yesus melakukan tanda-Nya yang pertama karena campur tangan Maria. Itu jelas. Karena itu saudara dan saudariku....dalam hidup berkeluarga, berdoa rosario secara bersama-sama merupakan senjata yang ampuh agar anggur sukacita terus mengalir dalam hidup perkawinan anda.

St. Yohanes Maria Vianey, pernah mengatakan seperti ini: “dihadapan tahta Puteranya, Maria senantiasa memohon seakan berkata begini: Lihatlah Puteraku, seperti di Kana, mereka kehabisan anggur: anggur damai jiwa, anggur hidup abadi, anggur kasih Ilahi dalam jiwa mereka, anggur sukacita. Ya Puteraku, hendaklah tergeraklah hatimu” Maria selalu waspada, penuh perhatian terhadap kesengsaraan kita, ia berjaga, ia berdoa, ia menjadi pengantara.

Saudara dan saudariku....
Mujizat yang terjadi di Kana merupakan pemenuhan akan ramalan nabi Yoel tadi: “Pada waktu itu akan terjadi, bahwa gunung-gunung akan meniriskan anggur baru...”(Yoel 3:18).

Dalam Yesus, Allah kembali berelasi dengan kita manusia. Dalam Yesus Allah kembali mencurahkan berkat-Nya yang melimpah bagi kita. Yesus mengadakan perjanjian baru antara Allah dan manusia dengan menumpahkan Darah-Nya bagi kita. Peristiwa itu kita kenangkan, kita rayakan dan kita hadirkan kembali dalam ekaristi ini. Dan Maria selalu ada dalam setiap perayaan Ekaristi. Dia senantiasa memohon kemurahan hati Puteranya bagi kita.

Saya akan mengakhiri renungan ini dengan doa yang seringkali kita doakan pada akhir rosario.

Salam ya ratu, bunda yang rahim, kehidupan penghibur dan pengharapan kami, salam. Kami orang buangan, anak hawa, berseru kepadamu. Kepadamu kami mohon dengan keluh kesah di lembah kedukaan ini. Maka tunjukanlah kepada kami, hai pembicara kami, wajahmu yang manis. Dan sesudah pembuangan ini, tunjukanlah kepada kami, Yesus Buah Tubuhmu yang terpuji. Ya Perawan yang murah hati. Penuh kasih sayang dan manis.

Doakanlah kami ya santa bunda Allah.
Supaya kami dalam menikmati janji Kristus
.

Marilah berdoa:
Ya Allah, Putera-Mu tunggul telah memperoleh pahala bahagia kekal bagi kami dengan hidup, kamtian serta kebangkitan-Nya. Semoga kami, dalam merenungkan peristiwa-peristiwa itu dalam doa Rosario Suci Santa Perawan Maria, dapat menelada isinya dan menerima yang dijanjikan-nya, karena Kristus Tuhan kami. Amin.

Tidak ada komentar: