Renungan Minggu biasa XIII-Tahun C-2010

Bacaan
1Raj 19:16b. 19-21
Gal 5:1. 13-15
Luk 9:51-62

Renungan

Saudara dan saudari
Hidup kita ini senantiasa dalam perjalanan. Kisah injil hari ini menggambarnya dengan sangat jelas. Kalau kita membaca Injil Lukas, kita dapat melihat bahwa Yesus senantiasa berada dalam perjalanan. Dia tidak pernah kembali ke tempat saya untuk kedua kalinya Ini adalah salah satu perbedaan antara Injil Lukas dan dua lainnya injil sinoptik.

Dalam Injil tadi dikatakan: ”menjelang hari pengangkatan-Nya Yesus berteguh hati untk pergi ke Yerusalem, dan Ia mengirim beberapa utusan mendahului Dia

Ini adalah suatu peristiwa yang biasa. Misalnya jika kita ingin pergi ke suatu tempat, kita pasti juga telah membooking hotel atau tempat penginapan sebagai persiapan kedatangan kita. Yesus juga melakukan hal ini, ketika ia mengutus para murid untuk mendahului Dia ke Yerusalem sebagai persiapan perjamuan malam.

Jadi peristiwanya sangat biasa namun memiliki makna yang sangat penting. Peristiwa ini memiliki makna eskatologis, artinya berkatian dengan realitas dunia yang akan datang. ”Yesus mengarahkan pandangan-Nya ke Yerusalem.” Yerusalem adalah simbol kota surgawi” Dalam wahyu 21: 2: ”Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya

Saudara dan saudari dalam Kristus.
Berjalan menuju Yerusalem berarti Yesus berjalan menuju kemuliaan-Nya. Ketika Ia hidup di dunia ini pun, Yesus senantiasa mewartakan tentang hari kemuliaan-Nya pada akhir zaman. Karena itu Yesus mengutus para murid untuk mempersiapkan jalan bagi-Nya.

Para murid datang kepada kota-kota di Samaria agar bersiap untuk menyambut Yesus, teetapi mereka menolak-Nya karena tujuan Yesus adalah Yerusalem. Tujuannya sudah pasti yaitu Yerusalem. Jalan yang ditapaki pun sudah jelas.... tetapi dalam perjalanan itu sesatu saja ada hambatan.

Di sini penginjil Lukas mau menunjukkan kepada kita bahwa hal yang sama pun bisa terjadi dengan kita. Kita semua mungkin tahu bahwa tujuan peziarahan hidup kita adalah Yerusalem surgawi, persatuan dengan Allah. Boleh jadi kita pun telah mengarahkan pandangan kita kepada kota suci surgawi, tetapi di tengah jalan kita menemukan banyak sekali perangkap dan jerat atau tantangan yang mencoba membelokan orientasi hidup kita.

Saudara dan saudariku
Dikatakan bahwa ketika Yesus dalam perjalanan itu, ada 3 orang yang datang dan bertanya apakah mereka diperkenankan untuk mengikuti Dia? Orang yang pertama berkata: ”Aku akan mengikuti Engkau ke mana saja Engkau pergi” tetapi Yesus berkata kepadanya: ”Serigala mempunyai liang dan burung mempunya sarang, tetapi Putera Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakan kepala-Nya!” Perkataan Yesus ini berkaitan dengan kenyamanan pribadi.

Jika anda masuk dalam rombongan mentri atau presiden yang sedang melakukan suatu kunjungan ke daerah, maka pasti anda akan tinggal di sebuah hotel yang mewah. Tetapi hal itu tidak berlaku kalau anda mengikuti Yesus. Yesus ingin mengatakan bahwa kerajaan Allah harus diutamakan di atas kenyaman pribadi. Jika ingin mengikuti Yesus maka persiapkan untuk mendapat perlakuan yang kasar atau bahkan penolakan. Jika ingin mengikuti Yesus dan menjadi anak-anak kerajaan Allah, maka jalan hidupmu pastilah penuh dengan tantangan.

Dalam perjalanan itu, Yesus berjumpa dengan orang lain dan berkata kepadanya: ”Ikutilah Aku” Orang itu berkata: ”Izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan bapaku” Tetapi Yesus berkata: ”biarlah ornag mati menguburkan orang mati; tetapi engkau, pergilah dan beritakanlah kerjaan Allah di mana-mana

Hal ini berkaitan dengan prioritas hidup. Yesus ingin mengatakan bahwa betapa pun kita peduli dengan keluarga kita, tetapi Kerajaan Allah haruslah diutamakan di atas kewajiban kita terhadap keluarga.

Memang tidak mudah. Hal ini merupakan suatu tuntutan yang tidak mudah. Tidak peduli seberapa baik niat kita...bahkan untuk alasan untuk menguburkan ayah pun, tidak bisa dijadikan sebagai alasan.

Yah...saya kira tuntutan Yesus ini sangat berat. Jika ayah saya meninggal, saya pasti akan kembali paling tidak untuk menghadiri upacara pemakamannya. Di zaman Yesus, jika seorang anak tidak menghadiri upacara pemakaman ayahnya, berarti tanda penghinaan yang besar dengan cara itu dia memutuskan relasi kekekuargaan. Dan dia tidak akan mendapat warisan apapun.

Di sini Yesus sebetulnya mau mengatakan bahwa jika kita memang setia kepada keluarga, entah apapun alasannya, maka kesetiaan yang sama pun harus kita berikan demi Kerajaan Allah. Komitmen dan kesetiaan kepada Kerajaan Allah harus melebihi kesetiaan kepada yang lain.

Orang yang ketiga berkata kepada Yesus: ”Aku akan mengikuti Engkau, Tuhan, tetapi izinkanlah aku pamitan dahulu dengan keluargaku”. Tetapi Yesus berkata: ”Setiap orang yang siap untuk membajak dan menoleh ke belakang tidak layak untuk Kerajaan Allah”

Di sini, Yesus sekali lagi menegaskan bahwa Kerajaan Allah hendaknya diutamakan di atas kepentingan yang lain. Untuk mencapai Kerajaan Allah, orang memerlukan konsentrasi. Kalau suka menoleh ke kiri dan kanan, maka jalan kita tidak akan lurus.

Jika kita memang telah mengarahakan hidup kita kepada Kerajaan Allah maka kita harus benar-benar memperhatikan...hal ini butuh konsentrasi. Artinya harus serius. Kita harus berkomitmen.

Saudara dan saudariku
Merenungkan bacaan Injil hari ini memang sangat keras. Tetapi memang kita harus bertekun.

Saudara dan saudari dalam Kristus.
Ada dua cara pandang terhadap perkataan-perkataan Yesus dalam bacaan Injil hari ini. Cara pandang yang pertama adalah dari sudut manusia yang memerlukan ketekunan. Jika kita memang ingin mencari Allah, maka carilah Allah. Jika anda ingin bekerja di ladang Tuhan, maka lakukanlah”. Berikanlah yang terbaik bagi Kerajaan Allah. Berharaplah kepada Allah, percayalah kepada-Nya dan bertekunlah. Inilah yang dapat kita lakukan dari pihak kita.

Cara pandang yang kedua terhadap perkataan-perkataaan Yesus di atas adalah dari sudut rahmat.

Perspektif Rahmat:
Artinya, jika Allah telah memanggil kita, maka dia pasti akan memberikan kita rahmat agar kita dapat melakukan pekerjaan yang akan dipercayakan kepada kita. Tetapi untuk itu kita harus terbuka dan mengesampingkan segala bentuk kenyamanan pribadi.

Saudara dan saudariku
Dari permenungan ini muncullah 2 pertanyaan refleksi bagi kita
1. Apa motivasi kita untuk mengikuti Yesus? Seberapa jauh saya mau pergi bersama dengan Yesus? Apakah saya hanya mencari kenyamanan pribadi?
2. Bagaimana saya bersikpa ketika menghadapi kesulitan dalam perjalanan iman saya? Apakah saya menyerah kalah? Apakah saya lalu meninggalkan Yesus?

Mari kita hening sejenak untuk pertama tama bersyukur kepada rahmat Allah yang telah memperkuat kita hingga saat ini. Bersyukurlah kepada Allah atas rahmat-Nya yang senantiasa berlimpah di dalam hidup kita.

Tidak ada komentar: