Anda tak dapat mengabdi kepada Allah dan juga kepada kekayaan


Minggu Biasa ke 25 Tahun C 2010
Pastor Tonny Blikon, SS.CC

Bacaan
Amos 8: 4-7
1 Tim 2: 1-8
Luk 16: 1-13


Saudara dan saudariku
Melalui bacaan-bacaan hari ini, kita bisa melihat bahwa cinta akan uang membuat orang jatuh dalam dosa. Dalam media electronic atau koran, sering kali kita mendengar kasus tentang korupsi. Penanganan mengenai kasus ini pun tidak jelas akhirnya karena orang yang menangangi kasus itu pun nampaknya dibayar dengan jumlah rupiah tertentu. Mereka dibungkam dengan uang.

Dalam bacaan I tadi, nabi Amos mengutuk orang-orang yang rajin ke Bait Allah pada hari Sabbath, tetapi dalam hari-hari selanjutnya mereka justru ‘mencekik’ orang-orang miskin. Nabi Amos mengatakan: “dengarkanlah ini, kamu yang menginjak-injak orang miskin, dan yang membinasakan orang sengsara di negeri dini dan perpikir, ‘kapan bulan baru berlalu, supaya kita boleh menjual gandung dan kapan hari Sabath berlalu, supaya kita boleh menawarkan terigu dengan mengcilkan efa, membesarkan syikal, berbuat curang dengan neraca palsu……”

Kapan bulan baru berlalu….kapan hari sabat berlalu. Dalam tradisi Isreal, hari pertama dalam bulan dan hari sabat adalah hari yang dikuduskan bagi Tuhan. Orang tidak boleh bekerja pada hari itu.

Bagi orang-orang yang dikecam oleh nabi Amos tadi, dua hari ini bukan merupakan hari yang menyenangkan...untuk memuji dan memuliahkan Allah, tetapi dua hari yang membosankan. Mengapa? Karena mereka tidak bisa melakukan bisnis kotor mereka.

Berkaitan dengan bacaan pertama hari ini, point pertama yang ingin saya angkat sebagai bahan refleksi kita bersama adalah motivasi kita datang ke gereja ini. Pertanyaannya adalah bagaimana kita telah menggunakan hari-hari khusus yang dikuduskan bagi Tuhan; misalnya hari Minggu dan hari-hari raya sepanjang tahun. Lantas apa motivasi kita untuk datang ke gereja pada hari minggu? Karena kewajiban kah? Masih ingatkan kalian akan pengajaran saya pada hari Raya Tubuh dan Darah Kristus, tentang pengalaman mistik yang dialami oleh Catalina? Bagaimana Bunda Maria menegur dia karena dia datang ke gereja pada hari minggu karena suatu kebiasaan atau karena peraturan.

Bunda Maria mengatakan: ”mengapa kalian semua harus tiba di saat-saat terakhir? Kalian seharusnya tiba lebih awal agar kalian dapat berdoa dan memohon Tuhan mengutus Roh Kudus-Nya agar Roh Kudus menganugerahi kamu roh damai dan membersihkan kalian dari roh duniawi, kekuatiran, masalah, distraksi agar kalian dapat mengalami saat yang begitu sakral. Tetapi engkau tiba nyaris perayaan hendak dimulai, dan ikut ambil bagian dalam misa seolah misa adalah peristiwa yang biasa, tanpa ada persiapan rohani.”

Motivasi kita datang ke gereja bukan karena 10 perintah Allah, Kuduskanlah hari Tuhan, atau 5 perintah gereja, ”rayakanlah hari yang disamakan dengan hari minggu” tetapi hendaknya kita digerakan oleh rasa cinta yang mendalam akan Allah yang telah lebih dahulu mengasihi kita selama sepekan yang lalu.

Memang...ada banyak umat kita yang tidak bisa datang ke gereja pada hari Minggu, karena mungkin tinggal terlalu jauh dan karena situasi ekonomi..... tetapi ada cukup banyak umat juga yang sebenarnya mampu, malahan punya kendaraan sendiri tetapi hari minggu dijadikan sebagai hari untuk tidur panjang.

Sekali lagi....” Kapan bulan baru berlalu….kapan hari sabat berlalu” mengajak kita untuk merenungkan bagaimana kita telah menggunakan hari-hari yang dikhususkan bagi Tuhan, selama ini.

Point kedua yang ingin saya angkat adalah orang-orang yang dikecam oleh nabi Amos dalam bacaan pertama tadi. Mereka yang mencekik orang miskin. Situasi ini sampai sekarang pun masih terus ada, dengan praktek rentenir. Sudah berulangkali saya sampaikan dari mimbar ini, tetapi nampaknya belum banyak yang berubah. Ada yang pernah SMS saya setelah saya berkotbah tentang rentenir itu. Intinya dia merasa tersinggung....dia mempertanyakan mengapa Rm tidak panggil saya saja? Dan saya coba kontak balik dengan maksud untuk bicara dan menanyakan alamatnya, tetapi dia tidak pernah mau angkat...dan hp dimatikan.

Kalau anda ada di sini, atau siapapun yang melakukan ’pencekikan’ terhadap orang-orang miskin dengan praktek rentenir, Allah bersabda untukmu hari ini melalui nabi Amos: ”Aku tidak akan melupakan unuk seterusnya segala perbuatan mereka”. Apakah anda merasa disapa oleh sabda Tuhan ini? Atau anda bersikap masa bodoh terhadap sabda Tuhan ini.

Dalam kursus KS hari jumad yang lalu saya mengawali dengan sebuah kutipan dari St. Hironimus: ’ignorance of the scripture is ignorance of the Christ’ artinya, kalau anda mengabaikan sabda Tuhan, maka anda sebenarnya mengabaikan Allah. Yesus dalam Injil hari ini mengatakan: ”tak seorang pun dapat mengabdi kepada Allah dan kepada mamon’

Cinta akan uang, membuat orang jatuh dalam dosa. Hal ini nampak jelas juga dalam bacaan Injil hari ini.

Ada sebuah kisah. Pada suatu hari seorang yang kaya raya datang kepada seorang rabbi untuk meminta doa dan berkat. Orang itu sekalipun kaya wajahnya lesu. Sang rabbi menyapa dia dengan ramah dan membawa dia masuk ke dalam ruang tamu. Orang kaya itu mensharingkan semua persoalan hidupnya. Setelah itu, sang rabbi membawanya ke lantai dua dan mengajak dia untuk melihat ruangan-ruangan yang ada. Mereka tiba pada suatu jendela. Dari situ mereka bisa melihat pemandangan yang ada di luar. Sang rabbi bertanya kepadanya, apa yang anda lihat di luar sana? Ia menjawab: ’saya melihat ada banyak orang berjalan lewat. Lalu, sang rabbi mengambil sebuah kertas perak dan meletakan di balik kaya itu jendela itu. Kembali sang rabbi bertanya: ’apa yang anda lihat?’ ’saya melihat diri saya’, kata orang itu. Lalu sang rabbi berkata: ’saudaraku yang terkasih, kaya yang kita gunakan ini tetap sama. Tetapi hasilnya sangat berbeda. Ketika tadi anda melihat melalui kaya polos, maka anda melihat orang lain, tetapi jika anda melihat melalui kaya yang sudah dilapisi dengan perak, maka anda melihat diri anda sendiri. Ketika di dalam hidup ini, anda hanya memikirkan soal uang, maka anda hanya memikirkan diri anda sendiri dan tidak melihat orang lain.

Saudara dan saudariku.
Melalui bacaan Injil hari ini, Yesus mengingatkan kita bahwa arti hidup ini tidak ditentukan oleh banyaknya barang yang kita miliki. Secara ekstrim kita bisa mengatakan bahwa barang-barang yang kita miliki sebetulnya bukanlah milik kita. Barang-barang itu adalah milik Allah. Nilai sesungguhnya barang-barang itu tidak terletak dalam mengumpulkannya sebanyak-banyaknya tetapi terletak pada bagaimana kita menggunakan barang-barang itu untuk memperoleh hidup yang kekal. Karena itu kekayaan yang sebenarnya bukan terletak pada apa yang kita miliki melainkan pada apa yang kita berikan kepada orang lain. Membahagiakan orang lain, memberikan arti kepada kehidupan kita.

Marilah sekarang kita mencoba merenungkan makna sabda Tuhan ini dalam kehidupan kita sehari-hari.

Tidak ada komentar: