Badai Kehidupan

A_Minggu Biasa XIX_2011_Tonny Blikon

Saudara dan Saudariku
Gelombang adalah suatu kata yang sangat dipahami oleh kita semua yang hadir di sini. Kalau mendengar kata ‘gelombang’ apa yang anda pikirkan? Pada umumnya orang berbicara tentang gelombang laut. Ada juga gelombang pasir- kalau itu terjadi di padang gurun.

Dalam kehidupan kita sehari-hari, kata ‘gelombang’ ternyata mempunyai arti yang simbolik. Dalam arti yang simbolik ini orang berbicara tentang gelombang hidup. Jika seseorang sedang mengalami gelombang cinta berarti ia sedang mengalami jatuh cinta setengah mati. Jika seseorang sedang dilanda gelombang hidup berarti ia sedang mengalami suatu tantangan hidup atau penderitaan.

Kejadian yang dialami oleh murid-murid Yesus dalam Injil tadi merupakan gambaran mengenai badai yang sering kita alami dalam kehidupan kita. Sampai-sampai ada lagu diberi judul: “di tengah ombak”. – di tengah ombak dan arus pencobaan, hampir terhilang, tujuan arah hidupku. Bagaikan kapal yang diombang ambingkan – seolah olah mengatasinya tiada mampu”

Dalam menyeberangi lautan kehidupan tidak selamanya kita menghadapi cuaca yang cerah. Ada kalanya badai datang menerpa hidup kita. Dan sebagaimana yang dialami oleh murid-murid Yesus, badai yang datang merupakan suatu hal yang dapat membuat kita semua gentar dan goyah dalam iman kita.

Contohnya adalah Nabi Elia, yang kita dengar dalam bacaan pertama tadi. Ia sedang mengalami gelombang hidup yang dasyat yang hampir saja membuatnya putus harapan dan iman. Sedikit tentang kehidupan nabi Elia. Ia adalah seorang nabi pejuang, habi politik, yang dengan berani menentang raja Ahab, yang menyebarkan kekafiran di Israel dengam memperbolehkan pemujaan dewa Baal dan Dewi Asyera. Nabi Elia dengan gigih menentang kekairan pada umat Allah yang justru disebabkan oleh raja Ahab. Maka ia mengadakan konfrontasi langsung dengan raja ahab, mengecamnya habis-habisan. Akibatnya bahwa ia dibenci oleh raja Abad dan semua elit politik di Israel, serta para nabi dari dewa Baal dan dewi Asyera. pada waktu itu. Meskipun Elia berhasil melenyapkan seluruh nabi-nabi dewa Bal dan dewi Ayera, namun ia tidak lupun dari ancaman kematina, karena Izebel, Isteri raja Ahab mengancam untuk membunuhnya. Elia merasa tergoncang dan putus asa karena perjuangannya seakan gagal total. Maka ia melarikan diri dari Israel dan dari Tuhan, dan mengarungi gelombang pasir di gurun, lalu bersembunyi di dalam sebauah gua di gunung Horeb.

Untung bahwa Alla tak membiarkan Elia menguburkan dirinya dalam gua gelap karena keputus-asaan. Allah mengulurkna tangan-Nya dengan menyurus Elia keluar, bahkan memberikannya makan dan minum. Allah tidak membiarkan Elia terbenal dalam gelombang keputus-asaan dan seelah memberikan peneguhan, Allah mengutusnya untuk kembali ke tengah Israel untuk mengurapi raja baru yan telah dipilih oleh Tuhan. Pada saat yang tepat, Allah selalu mengurulkan tangan-nya kepada siapa saja yang telah berbut baik, meskpun sempat hampir tewas diremukan oleh gelombang kehidupan yang keras.

Rasul Petrus dalam bacaan Injil tadi mengalami suatu ‘tiupan angin kencang’ yang membuatnya hampir tenggelam di danau Galilea.

Sedikit cacatan tambahan menarik untuk kita perhatikan. Dalam Injil tadi dikatakan: “Kira-kira jam tiga malam, datanglah Yesus kepada mereka berjalan di atas air.” Pencatatan jam ini penting karena dalam teologi kita, jam 3 pagi adalah jam di mana para setan mulai beraksi. Kebalikan dari jam 3 sore di mana saat Yesus wafat. Dengan berjalan di atas air, penginjil Matius ingin menonjolkan superioritas Yesus atas kuasa lain yang sering membuat manusia hampir tenggelam. Semangat Petrus untuk meniru sang Guru menaklukkan kejahatan, tak mencukupi, bahka ia sendiri hampir digulung oleh gelombang kekuatan jatah. Untunglah di saat yang kristis ia masih sempat berteriak, ”Tuhan, tolonglah aku” – dan Yesus pun segera mengulurkan tangan-Nya.

Ada beberapa Legioner yang selalu berdoa Kerahiman Ilahi atau doa lainnya pada jam 3 pagi. Itu tentu dengan maksud supaya pada saat itu, ketika setan mulai beraksi, kita mohon kekuatan dari Yesus karena kita percaya bahwa hanya Yesuslah yang sanggup mengalahkan kekuatan si jahat.

Saudara dan saudariku.
Kita kembali pada tema kita ’gelombang kehidupan.” Sesungguhnya gelombang hidup ini, penderitaan dan kesulitan yang kita alami hanyalah sebuah godaan yang memang bisa menghancurkan kita bila kita terlalu terfokus padanya. Semua kesulitan, bahkan penderitan hidup, hanyalah pernak pernik kehidupan yang harus ada namun sebenarnya hanyalah sebuah pelengkap. Tak seharusnya mata dan hati kita tertancap tajam pada relalitas negatif hidup kita tetapi sebaliknya hendaknya mata dan hati kita tetap terpaut pada Yesus yang adalah sumber kebahagiaan kita. Yang sering kita alami dalam hidup adlah bahwa kesadaran akan penderitaaan begitubsar, sementara ksadaran akan rahmat, keterikatan kepada Kristus begitu tipis dan lemah. Padhal, andaikata kita lebih terfokus pada Kristus, maka kita akan makin peka bahwa Kristus senantiasa mengulurkan tangan-Nya untuk menolong kita sehingga kita aman dari gelombang hidup yang dapat menghanyutkan kita.

Kisah berikut ini kiranya memberikan kita inspirasi: pada suatu pagi yang cerah dan tenang, seorang anak remaja ikut naik ke sebuah perahu layar untuk mulai belajar menjadi seorang pelaut. Setelah berlayar beberapa hari, terlihat tanda-tanda bahwa badai akan dantang. Anak remaja itu disuruh memanjat tinag layar sampai ke atas untuk memperhatikan datangnya arus badai. Ia lalu memanjat dengan mudah sampai ke bagian tengah dan ketika itu matanya terakra ke atas, melihat ke langit. Namun setiapnya di bagian tengah tiang itu, ia melakukan kesalahan. Ia memandang ke bawah, ke atau laut yang sedang bergemuruh. Ia lalu ketakutan dan hampir saja terjatuh karena perasaan ngeri. Seorang pelaut lain yang sudah berpengalaman berteriak kepadanya: ”Lihat ke ats.... lihat ke atas..... anak itu mengalikan pandannya kembali ke langit, dan ia selamat sampai di punyak tiang layar.

Jadi saat badai menerpa, arahkan hati agar takut pada Allah. Tunduklah oleh tuntunanNya. Maka kita berjalan dan melayang-layang diatas badai.

1 Sam 12:24
“Hanya takutlah akan Tuhan dan setialah beribadah kepadaNya dengan segenap hatimu, sebab ketahuilah, betapa besarnya hal-hal yang dilakukanNya di antara kamu.”

Ibrani 13:6
Sebab itu dengan yakin kita dapat berkata: "Tuhan adalah Penolongku. Aku tidak akan takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?"

I Petrus 5:7
Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.

Roma 8:28
Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia,

Tidak ada komentar: