Bangga sebagai Katolik

Homili Minggu Biasa XXI Tahun A - 2011
Tonny Blikon, SS.CC

Saudara dan saudariku
Renungan saya kali ini lebih bersifat apologetik, artinya pembelaan iman. Ada satu hal, yang mendasari permenungan saya ini: beberapa hari yang lalu, saya mendapat berita bahwa ada anak katolik di sekolah negeri tidak bisa mendapatkan pendidikan iman katolik secara benar karena tidak ada yang mau mengajar. Dan lebih parah lagi, salah seorang katekis mengatakan: ’Biar aja mereka ngikuti pelajaran agama Kristen, kan sama saja.’

• Ada yang setuju dengan pendapat ini?
• Apakah antara Katolik dan Protestan itu sama saja? Kalau memang, sama, ngapain kami sibuk cari dana untuk bangun gedung pastoral ini?
• Apa yang membedakan kita orang Katolik dengan teman-teman kita dari Protestan?

Tentu masih banyak lagi perbedaannya, terutama menyangkut sumber kebenaran iman. Kalau kita bahas satu per satu maka akan menjadi bahan kuliah satu semester. Kesempatan ini saya hanya membahas beberapa point.

Saudara dan saudariku
Inti dari ajaran Protenstantisme adalah: Sola Scriptura, Sola Fide dan Sola Gratia. Artinya, hanya Kitab Suci sebagai dasar iman dan hanya imanlah yang menjadi dasar keselamatan.

Nah....hal ini bertentangan sendiri dengan kitab suci sendiri karena Santo Yakobus mengatakan: “Iman tanpa perbuatan adalah mati”. Pandangan ini bertentangan juga apa yang dikatakan oleh Paulus: “sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna.” (1Kor 13:2)

Ajaran selanjutnya adalah "Sola gratia" (hanya rahmat). Menurut mereka, keselamatan bukan tergantung pada usaha manusia melainkan hanya dari rahmat dan belas kasihan Allah. karena itu, percaya saja (memiliki iman) yang berdasarkan Kitab Suci saja sudah menjamin keselamatan.

Hal ini sangat bertolak belakang dengan ajaran Katolik. Menurut ajaran Katolik, rahmat tetap penting tapi keselamatan adalah soal perjuangan pribadi setiap orang.

Mungkin kalimat ini bisa menjelaskan maksudku; "Ketika Allah menciptakanmu, Ia tidak pernah bertanya: Kamu nanti mau dikasih nama siapa ya? Kamu mau rupamu seperti apa nanti? Kamu mau lahir di mana? Kamu mau dilahirkan dalam keluarga seperti apa? Tetapi ketika Allah mau menyelamatkanmu (rahmat) maka Ia akan bertanya kepadamu, apakah anda mau diselamatkan?”

Ajaran ini menekankan betapa kebebasan manusia sangat dihargai oleh Allah. Allah tidak perlu memberikan kebebasan kepada manusia, kalau keselamatan otomatis diterima ketika kita percaya kepada-Nya.

Saudara dan saudariku.
Apakah anda bangga sebagai orang Katolik? Apa yang membuat anda bangga sebagai orang Katolik?

Saya memberikan satu alasan mengapa kita harus berbangga sebagai orang Katolik karena hanya gereja Katolik-lah yang didirikan oleh Yesus di atas batu karang, yaitu Petrus dan kuasa itu diteruskan kepada para penggantinya sampai kepada Paus kita sekarang ini.

Kalau kita bertanya: siapakah pendiri gerejamu? Kaum Protestan dengan berbagai macam aliran tidak bisa berkata bahwa Yesus yang mendirikan. Seorang Protestan akan berkata: pendiri gerejaku adalah MARTIN LUHTER; Seorang sekte Marmons akan berkata: Pendiriku, JOSEPH SMITH; seorang Methodis akan berkata: "JOHN WESLEY"; Seorang Anglikan akan berkata: "Raja HENRY VIII"; Gereja Babtis akan berkata: "JOHN SMITH"; Jehova: "CHARLES TAZE RUSELL".

Saudara dan saudariku.
Kita boleh berbangga bahwa gereja Katolik adalah satu-satunya gereja yang mewarisi tahta santu Petrus, namun tahukan anda bahwa betapa banyak orang yang membenci gereja Katolik? Banyak yang mengatakan bahwa gereja Katolik itu sesat. Banyak yang mengatakan bahwa orang katolik itu akan masuk neraka. Banyak yang menghojat Bunda Maria dan juga banyak yang mengatakan dan meyakini bahwa Paus itu adalah pengikut setan.

Point terakhir ini akan mendapat penekanan saya. Pertama, karena hal itu berkaitan dengan bacaan Injil hari ini. Kedua, karena hal inilah yang sekarang ini gencar diajarkan di mana-mana. Para orang tua yang anaknya sekolah di UPH, harap berhati-hati karena anakmu dituntut untuk mengikuti pendidikan agama Kristen Evangelis, salah satu pointnya adalah memperkarakan soal primat atau kuasa Paus ini.

Saudara dan saudariku....
”Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini akan kudirikan gereja-Ku”. Orang-orang yang membenci Katolik akan mengatakan: ”Batu karang itu bukan Petrus melainkan Yesus.”

Saya mengajak kita untuk melihat pendasaran bagi issue ini sehingga bisa dipertanggung jawabkan. Bahwa Yesus memang menghendaki gereja-Nya di didirikan di atas batu karang Petrus.

Dalam Injil tadi (Mat 16:18-19) jelas dikatakan: “Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkaulah Petrus (kefas) dan di atas BATU KARANG ini Aku akan mendirikan Jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia akan terlepas di surga.”

Saya mau bertanya: yang dimaksudkan dengan batu karang di situ siapa?

Anti Katolik menafsirkan kata BATU KARANG adalah bukan Petrus melainkan kepada Yesus sendiri (kita bisa lihat ketidak-logisan cara berpikir mereka). Saya kira, anak kecil pun akan mengerti dengan baik perkataan Yesus ini. Yesus tidak berbicara kepada dirinya sendiri melainkan kepada Simon, “engkau adalah Petrus” (batu karang) dan di atasmu Aku akan mendirikan gereja-Ku. Jadi, di sini batu karang adalah Petrus dan bukan Yesus.

Kalimat berikut (ayat 19) semakin memperjelas penjelasan ini bahwa “Aku akan memberikan kepadamu kunci Kerajaan Sorga, . Apa yang kauikat di dunia akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia akan terlepas di surga.”

Untuk membingungkan umat, maka para anti Katolik mengutip semua kutipan yang berbicara tentang baru karang atau dari mana kata itu berasal. Biasanya mereka menggunakan 1 Kor 10:3-5 – ”sebab mereka minum dari batu karang rohani yang mengikuti mereka, dan batu karang itu adalah Kristus.”

Nah...kata-kata dalam teks ini sebetulnya berada di luar konteks, sehingga tidak bisa diterapkan dalam perintah Yesus yang tertulis dalam dalam Mat 16 tadi.

Lebih dari itu, kalau pun kita menerima apa yang tertulis dalam 1 Kor 10: 3-5 maka itu sama sekali tidak berlawanan dengan posisi Petrus. Orang Katolik selalu percaya bahwa Yesus adalah kepala Gereja yang tak kelihatan dan sebenarnya atau batu karang spiritual dari Gereja yang didirikannya. Akan tetapi, Gereja ini tidak dibawa ke Surga. Gereja ini ada, tumbuh dan hidup di dunia di mana setan akan bisa menghancurkannya setiap saat. Oleh karena itu, kuasa Petrus menjadi sangat penting untuk menjaga Gereja Kristus.

Lalu bagaimana dengan Paus sebagai kepala yang kelihatan dari Gereja Kristus? Perlu diingat bahwa ketika Allah membuat perjanjian dengan Abraham, Ia menjadikan Abraham sebagai bapa sekalian bangsa, tetapi itu tidak merongrong atau menggantikan peranan Allah sebagai Bapa segala bangsa/segala ciptaan. Allah tetap menjadi Bapa spiritual umat untuk selamanya.

Saudara dan saudariku.
Satu hal yang bisa kita pelajari dari Santo Petrus adalah kesetiannya kepada Yesus. Kalau kita baca ayat-ayat selanjutnya dari kutipan Injil tadi, Petrus justru ditegus dengan sangat keras oleh Yesus. Ketika Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga. Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia, katanya: "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau." Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: "Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."
Setelah mendengar itu, apakah Petrus sakit dan meninggalkan Yesus? Sakit hati pasti iya.... apalagi ditegur di depan umum. Tetapi dia tetap mengikuti Yesus.

Dari pribadi Petrus kita bisa belajar bahwa di dalam hidup bersama sebagai umat, tentu ada saat-saat di mana kita merasa sakit hati karena teguran atau perkataan dari sahabat atau dari kami para imam. Banyak orang ketika mengalami hal itu, mengambil sikap untuk ’mutung’ artinya tidak mau aktif. Tetapi itu sikap yang bukan ditunjukkan oleh rasul Petrus.

Melalui pengajaran hari ini kita juga bisa belajar bahwa setia kepada Yesus berarti setia kepada gereja Roma Katolik. Sekali Katolik tetap Katolik. Jangan hanya karena pernikahan atau apapun alasannya, kita lantas meninggalkan gereja yang benar, yang satu, kudus dan apostolik ini.

Tidak ada komentar: