Luar Biasa

Refleksi Pastoral
Oleh Pastor Felix Supranto, SS.CC.

Sore itu aku menyetir mobil sendirian menuju sebuah rumah panggung yang telah tua usianya. Rumah panggung ini merupakan rumah kas orang Chinese Benteng pada jaman dahulu. Di depan rumah itu terdapat beberapa pohon mangga yang tinggi dan besar, tetapi rimbun yang menandakannya sudah berumur ratusan tahun. Rumah itu terletak di tanah luas yang ditumbuhi banyak pohon-pohon liar. Ada suasana mistik yang membuat bulu kuduk berdiri bagi orang yang baru pertama kali mendatanginya.

Rumah itu sepi sekali. Aku ketok pintunya berkali-kali, tetapi tidak ada jawaban sama sekali. Aku kelilingi rumah itu sambil mengucapkan “Shalloom”. Hatiku riang sekali melihat sebuah jendela rumah itu terbuka. Aku melihat dari jendela itu seorang ibu yang kelihatan sudah tua walaupun baru berumur lima puluh lima tahun. Ia pernah bertemu denganku pada Misa pagi. Dengan kaca mata “plus” produksi lama, ia asyik sekali menjahit sebuah baju dengan mesin jahit yang sudah tua. Ia menjahit sambil menyanyikan lagu rohani “Ku Tak Dapat Jalan Sendiri” dan sekali-kali membuka Kitab Suci. Menyanyikan lagu-lagu rohani dan membaca Kitab Suci merupakan doanya untuk meminta berkat dari Tuhan. Berkat Tuhan mengalir baginya melalui mesin jahit tuanya. Mesin jahit itu menopang kehidupan keluarganya. Mesin jahit itu telah menghidupi dan menyekolahkan putera satu-satunya sampai lulus akademi pariwisata. Puteranya itu lahir ketika ia berusia tiga puluh tahun. Suaminya itu menderita sakit jiwa, tidak lama setelah kelahiran puteranya. Orangtuanya membawanya pulang ke rumahnya sampai sekarang agar mendapatkan ketenangan. Di dalam kesederhanaannya, ia pantang meminta-minta atau meminjam uang ke mana-mana untuk memenuhi kebutuhannya. “Romo, aku tidak akan pernah meminta-minta karena aku tidak pernah merasa kekurangan. Meminta-minta kepada manusia akan menghambat berkat Tuhan. Hanya kepada Tuhan aku memohon apa yang aku butuhkan karena Dialah gudang berkat bagi anak-anak-Nya”, katanya dengan hati yang mantap. Tuhan memang luar biasa. Walaupun sekarang ini tukang jahit kurang laku, banyak karyawan meminta tolong kepadanya untuk memperbaiki kancing baju atau kancing celana yang rusak.

Hatinya sekarang sedang galau karena puteranya itu akan menikah dengan seorang gadis dari keluarga yang sangat kaya. Ia akan tinggal bersama mertuanya di tempat yang berbeda. Perasaan minder, perasaan kehilangan, dan perasaan takut kesepian bercampur aduk menjadi satu. Satu-satunya yang dapat melegakan hatinya adalah mengiringi pernikahan anaknya dengan doa. Setelah ibadat singkat bagi anak dan calon menantunya, ia menyampaikan ungkapan hatinya : “Segala sesuatu di dunia ini akan sirna, hanya Tuhanlah yang kekal. Hidup di dunia ini hanya sementara. Aku yakin surga yang aku cita-citakan sudah di depan mata. Kunciku untuk masuk Rumah Bapa adalah mesin jahit tua. Melalui mesin jahit tua ini, aku telah memuji Tuhan dan mengabdi sesama. Tuhan telah mengubah mesin jahitku yang sederhana menjadi luar biasa”. Tuhan telah memulihkan kepercayaan dirinya.

Perjumpaanku dengan ibu yang luar biasa itu telah membawaku masuk ke wilayah iman. Tuhan telah melakukan banyak hal yang luar biasa. Yang biasa akan diubah menjadi luar biasa oleh Tuhan. Tuhan menciptakan aku bukan hanya untuk menjadi manusia tipe standard, biasa-biasa saja, tetapi menjadi manusia yang luar biasa. Luar biasa bukan untuk kemuliaan diri, tetapi untuk menyatakan kemuliaan-Nya. Tuhan telah memperlengkapi aku dengan apa yang aku butuhkan untuk menjadi manusia yang luar biasa. Cinta akan Tuhan dan sesama merupakan kunci untuk membuka perlengkapan-pelengkapan yang ada. Karena itu, hinaan dan kegagalan tidak akan membuatku minder atau terkapar karena Tuhan menyertaiku untuk menjadi manusia yang luar biasa : “Kuatkan dan teguhkanlah hatimu; janganlah kecut dan tawar hati, sebab Tuhan, Allahmu, menyertai engkau, ke mana pun engkau pergi” (Yosua 1:9). Pesan spiritual : Jangan puas menjadi istri biasa-biasa, menjadi suami biasa-biasa, orangtua biasa-biasa, anak biasa-biasa, umat katolik biasa-biasa, pastor biasa-biasa, tetapi jadilah istri yang luar biasa, suami yang luar biasa, anak yang luar biasa, umat katolik yang luar biasa, pastor yang luar biasa. Intinya : Jangan puas menjadi manusia biasa, tetapi jadilah manusia yang luar biasa untuk memancarkan Tuhan yang luar biasa. Tuhan memberkati.

Tidak ada komentar: