Rahasia Kegembiraan Jiwa

Refleksi Pastoral
Oleh Pastor Felix Supranto, SS.CC.

Aku menerima sebuah pesan melalui blackberry yang bernuansa kasih dan perhatian terhadap sesamanya tertanggal 22 Oktober 2011 pukul 11.33 : “Selamat siang Romo. Ada umat lingkungan saya yang berumur tujuh puluh empat tahun terbaring di rumah sakit hampir satu minggu. Ia sudah menderita penyakit levernya selama tiga tahun. Saat ini kondisinya sangat kritis. Apakah Romo bisa mendampingi ibu ini dan memberi kekuatan baginya ?” Pemohonan yang membuat aku malu untuk tidak berangkat melayaninya. Kondisinya sangat lemah dan hampir tidak sadarkan diri. Saudara-saudari kandung dan anak-anaknya mengilinginya dengan wajah-wajah ceria. Ini menandakan bahwa ia sangat dikasihi mereka. Kasih itu pasti membuatnya tidak dikalahkan dengan penyakit yang menggerogotinya. Semua yang hadir malam itu terkejut karena ia tiba-tiba membuka mata dan menangis sesenggukan seperti anak kecil ketika mendengar sebuah lagu pujian yang dilantunkan. Pertama kali aku kira tangisannya itu merupakan ungkapan kesedihannya atas penyakit yang dideritanya. Ternyata tangisan tersebut adalah tangisan kebahagiaan. Kebahagiaannya terungkap dalam perkataannya yang tersendat-sendat, tetapi jelas maksudnya : “Aku dengar semua ….. aku gem…. bi…. ra” . Kata-kata ‘aku gembira’ membuat suasana kamar perawatannya dipenuhi dengan sukacita. Aku takjub bahwa ia mengungkapkan kegembiraan di tengah pergulatan terhadap penyakit yang pelan-pelan menghabiskan tubuhnya. Kasih Tuhan dalam Hosti yang ia terima menjadikan dia tetap gembira di tengah kerapuhan fisiknya. “Terimakasih ibu, engkau telah memberi pencerahan iman secara nyata. Tubuh ini boleh hancur lebur, tetapi kegembiraan jiwa tidak akan pernah lenyap di telan usia ataupun penyakit-penyakit yang menghancurkan keindahan fisik ini karena iman akan Tuhan”, kataku pada diriku sendiri.

Kegembiraan jiwa perlu dipelihara dan dihidupi dengan pelayanan kasih. Pelayanan kasih adalah pelayanan yang dilakukan dengan sukacita karena mendapatkan kesempatan untuk memuliakan Tuhan : “Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu (dari roh) seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia” (Kolose 3:23). Pelayanan kasih akan mengalirkan pemenuhan kegembiraan dalam jiwa. Pelayanan kasih bukan hanya kata-kata yang menunjukkan kepandaian dan luasnya pengetahuan iman dalam diskusi di group-group blackberry. Kata-kata memang bisa mendatangkan decak kekaguman, tetapi pelayanan kasih tidak berhenti di arena keindahan diskusi. Singsingkanlah lengan baju dan lakukanlah perbuatan kasih, maka jiwa ini akan selalu diberi makanan nutrisi ilahi. Lakukanlan hal-hal kecil dengan cinta yang besar, maka jiwa akan terus memancarkan kegembiraan rohani, baik bagi diri sendiri atau sesama yang dilayani karena selalu dilingkupi dengan kasih : “Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Aku pun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya” (Yohanes 14:21).

Dengan melakukan perbuatan kasih, jiwa selalu dibebaskan dari keeegoisan, kekerasan, dan kebengkokan, tetapi selalu diisi dengan ketaatan kepada Tuhan : “Kamu akan Kuberikan hati yang baru , dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat” (bdk. Yeh 36:26). Melatih jiwa dengan perbuatan kasih menghindarkan diri dari lubang kebinasaaan yang digali iblis. Lubang kebinasaan itu namanya ‘penipuan diri’ : “Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri” (Yakobus 1:22). Penipuan diri membawa jiwa masuk ke dalam kesengsaraan karena berhadapan dengan teguran suara hati.

Menyambut kesempatan melalukan perbuatan kasih sebagai berkat merupakan sebuah cara untuk terus menyalakan kegembiraan di ruang jiwa. Ada suatu kerinduan untuk semakin memenuhi jiwa dengan kasih. Kegembiran sempurna adalah kebersatuan dengan Tuhan Allah yang adalah Kasih. Kasih merupakan atribut Tuhan Allah : “Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih” (1 Yohanes 4;8). Tuhan memberkati



Pengetahuan Dasar Iman Katolik

Sakramen

Arti sakramen : Tanda dan Sarana Keselamatan Allah melalui Kristus yang sekarang dipercayakan kepada Gereja. Unsur-Unsur Sakramen : a) Keselamatan, yaitu hidup bersama Allah; b) Yesus Kristus yang memulihkan kebersamaan manusia dengan Allah yang telah dirusak oleh dosa : “…. Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyai dalam segala kelimpahan” (Yohanes 10:10) c) Gereja yang menghadirkan kebersamaan dengan Yesus dalam pengalaman sehari-hari. Ada tujuh sakramen. Dasar dari ketujuh sakramen itu : apa yang dibuat oleh Yesus dalam hidup dan karya-Nya. Ketujuh sakramen itu dibagi menjadi tiga bagian besar, yaitu A. Sakraman inisiasi : 1. Sakramen Baptis, 2. Sakramen Krisma, 3. Sakramen Ekaristi, B. Sakramen Penyembuhan : 4. Sakramen Tobat, 5. Sakramen Pengurapan Orang Sakit, C. Sakramen Penopang Kebersamaan : 6. Sakramen Perkawinan, 7. Sakramen Imamat. Tuhan memberkati (Oleh Pastor Felix Supranto, SS.CC).

Tidak ada komentar: